Setiap Jam di Jakarta Rush Hours




Saat masih di Jogja bisa dibilang saya jarang pergi ke luar kota. Lebih jarang lagi pergi untuk tujuan liburan. Perjalanan yang saya alami lebih banyak karena urusan sekolah dan semacamnya. Pertama kali naik pesawat, pertama kali ke luar negeri, tujuannya keperluan akademik, lomba lah, pertukaran pelajar lah. 

Ketika saya pindah ke Bandung tahun 2013 saya menemukan konsep yang sebelumnya jarang saya pikirkan. Ternyata ada sebagian orang yang menjadikan 'liburan tahunan' sebagai sebuah rutinitas. Saya mulai menjumpai pertanyaan 'tahun ini liburan kemana?', 'tahun baru kemana?'. Walaupun disebut liburan tahunan pada prakteknya bisa 2 sampai 2 kali dalam setahun.

Bukannya saya nggak pernah liburan, pernah. Tahun baruan di luar kota juga pernah. Tapi itu nggak rutin. Sebagian besar tahun baru di masa ABG saya dihabiskan bersama teman pemuda sekampung atas instruksi bapak untuk sering-sering bermasyarakat dengan tetangga kiri kanan. 

Liburan juga pernah ke Jakarta, Kalimantan, Lombok, dll tapi lebih banyak waktu libur sekolah dihabiskan di rumah aja. Kalau ke luar kota biasanya ke tempat saudara yang lokasinya nggak jauh-jauh amat dari Jogja. Sedangkan liburan yang benar-benar private sekeluarga sangat jarang dan memang sepertinya bukan begitu budayanya.

Ketenangan hidup di daerah mungkin berpengaruh ya. Jadi nggak merasa liburan sebagai kebutuhan yang harus disegerakan. Wisata kuliner bersama keluarga dan mampir di beberapa tempat wisata dalam kota saja sudah lebih dari cukup. Say it, mungkin hampir semua tempat makan ikonik di Jogja sudah pernah saya coba.

Tapi ketenangan ini agak sulit di dapatkan di Jakarta. Sebagai sebuah kota metropolitan, disini orang-orang sangat bersemangat mengejar impiannya (ini bahasa halusnya) dan mencari uang (ini realistisnya). Banyak hal diukur secara materialistis. Jadinya orang sibuk dan kemrungsung. 

Tidak heran kalau Bogor dan Bandung selalu macet di akhir pekan. Orang Jakarta ingin ngadem. Ngadem dari suhu Jakarta yang lumayan hot, dan ngadem menjauh dari rutinitas yang menekan di lima hari lainnya. Orang Jakarta sangat menghargai weekend (setidaknya lebih dari Jogja dan Bandung), yang ini saya suka.

Secara pekerjaan, bekerja di Jakarta atau kota besar lainnya belum tentu lebih berat daripada di daerah suburban. Tapi tekanan untuk terus bergerak dan perform itu membuat banyak orang Jakarta bundet pikirannya. Nggak heran kalau liburan tahunan jadi agenda yang nggak pernah lupa dijadwalkan. 

Dengan standar penghasilan ibukota yang lumayan tinggi memang memudahkan orang-orang ini untuk pergi ke luar kota bahkan luar negeri. Adil sih, setelah hari-hari yang menguras energi menyempatkan waktu dan biaya untuk self reward bisa dimaklumi. 

Saya senang jalan-jalan ke luar negeri. Tapi untuk saat ini destinasi yang selalu ingin saya kunjungi ya pulang ke rumah, ke Jogja. Hari Jumat dimana saya sudah booking tiket untuk pulang ke Jogja sore harinya selalu susah untuk fokus bekerja, karena sudah kebayang pulang. Lalu hari Minggunya selalu eman-eman untuk cepat pulang. Tapi bagaimanapun banyak hal ke depan harus disiapkan 

-chandranurohman-