Showing posts with label tips. Show all posts

Orang Asing Bisa Punya Mobil di Belanda?

Jawabannya bisa. Tapi sebelum itu seseorang harus punya SIM dulu agar boleh mengemudi. Normalnya cukup sulit dan mahal untuk bisa mendapat SIM di Belanda, seseorang harus ikut les mengemudi dan melewati berbagai tes. Biayanya juga nggak murah, bisa 2000-3000 euro atau sekitar 30-40 juta rupiah sendiri. Tapi seperti yang saya tulis sebelumnya di Kennismigrant , orang yang datang sebagai ekspat dengan visa kennismigrant punya benefit untuk menukar SIM dari negara asal dengan SIM Belanda. Proses ini tanpa melalui tes dan biayanya tidak sampai 100 euro. 

Awalnya saya juga ndak ngerti dengan kebijakan ini. Ekspat mungkin direkrut dengan suatu skill sesuai bidangnya, tapi apa korelasinya skill coding atau nanotechnology misalnya dengan driving skill? Bahkan bukan hanya si ekspat, pasangan (suami/istri) pun bisa menukar SIM dengan cara yang sama. Kita tahu di Indonesia cara dapat SIM-nya seperti apa, mengemudi di Belanda dan Indonesia juga berbeda karena di sini pakai lajur kanan (setir mobil di kiri), tapi negara kita tak terkecuali dalam regulasi ini dan kita bisa tukar SIM. Di kalangan orang lokal ini jadi perdebatan dan banyak yang tidak terima karena barrier dan biayanya sangat berbeda. SIM Indonesia 1-0 Paspor Indonesia.

Karena benefit ini ibaratnya ditaruh di piring ekspat yang baru datang, tentu banyak yang memanfaatkannya. Toh SIM A Indonesia tidak terpakai di sini, jadi mending ditukar saja. Setelah punya SIM sebagian orang mengambil beberapa jam les mengemudi untuk membiasakan nyetir stir kiri dan memahami rambu-rambu. Rambu, marka, dan speed limit sangat di-enforce di Belanda. Dendanya sangat mahal kalau sampai melanggar. Maka membayar sejumlah uang agar nggak bingung-bingung amat di jalan adalah opsi yang masuk akal. Sebagian lain ada yang belajar sendiri atau minta tolong didampingi nyetir teman yang sudah lama di sini.


Ketika saya datang ke Belanda, saya tidak berpikir akan mengemudi di sini, rasanya public transport sudah cukup memenuhi kebutuhan kami. Tapi seiring berjalannya waktu, kenalan dan referensi yang semakin banyak, serta banyaknya tempat yang ingin di tuju tapi sulit dijangkau angkutan umum, punya SIM jadi solusi yang bisa dipertimbangkan. Sebagai contoh masjid Indonesia yang baru dibeli dan dibangun oleh SGB Utrecht berlokasi di kota kecil bernama Houten, untuk ke sana kami harus naik 2 bis plus 2 kereta dari rumah dan setiap pergantian moda harus nunggu 5-30 menit, itu pun masih harus tambah jalan kaki. Di tambah fakta bahwa transportasi umum tidak 24 jam tersedia, nyetir sendiri jadi menguntungkan karena kami jadi bisa ikut buka bersama dan tarawih sampai malam. Pakai mobil perjalanan jadi 2 kali lebih cepat dan bisa di jam berapa saja.

Punya SIM dan punya mobil adalah dua hal berbeda di sini. Banyak orang punya SIM tapi memilih untuk tidak beli mobil, instead mereka sewa. Banyak perusahaan menawarkan rental mobil bulanan, harian, bahkan jam-jaman. Orang yang hanya butuh mobil di saat-saat tertentu seperti weekend trip atau pindahan biasanya milih sewa harian. Ada orang yang sewa mobil satu hari saja untuk belanja ke IKEA karena itu lebih murah daripada ongkos kirim kalau pakai jasa delivery mereka. Sementara orang yang butuh mobil on daily basis tapi tidak mau pusing dengan pajak, asuransi, dan maintenance biasanya milih sewa bulanan.

Tapi dibanding sewa, sebagian orang yang lain lebih nyaman nyetir mobil milik sendiri karena merasa lebih punya kebebasan dan mungkin lebih tenang. Secara umum cara mendapatkan mobil di Belanda dan Indonesia sama. Pilihannya ada dua yaitu mau mobil baru atau bekas. Mobil baru bisa didapatkan di dealer brand-nya. Kelebihannya tentu saja akan jadi pemilik pertama, kondisi yang masih mulus dealer, garansi yang panjang, dan bonus aftersales. Tapi mobil baru lumayan mahal, mengalami depresiasi besar, dan pajaknya tinggi. Maka kalau tidak ada keharusan ingin jadi orang pertama yang menaiki mobil itu dan membuka plastik jok-nya, mobil bekas jadi pilihan yang masuk akal. Mobkas harganya lebih terjangkau, depresiasi sudah tidak tinggi, dan rasa eman-nya nggak sebesar mobil baru. Kebanyakan parkiran di Belanda terbuka atau bahkan di pinggir jalan sehingga kena panas, hujan, es, bahkan tai burung adalah hal biasa. 

Kondisi subuh-subuh setelah malam bersuhu minus

Sama seperti di Indonesia, mobil bekas di sini juga diiklankan di platform online. Penjualnya bisa perseorangan atau showroom. Showroom biasanya pasang harga lebih tinggi tapi bisa ngasih bonus layanan servis, garansi showroom, dan yang paling penting adalah proses registrasi. Di Indonesia mobil sudah bisa dipakai walaupun belum dibaliknama, sementara di sini di hari pembelian mobil harus langsung didaftarkan atas nama pembeli sebelum boleh turun ke jalan. Bahkan untuk test-drive pun diberikan plat nomor khusus. Ada mobil dari law enforcement yang keliling di jalan-jalan setiap hari, kalau kamera mereka menangkap kendaraan yang plat nomornya belum terdaftar dendanya besar, bahkan untuk sekedar parkir di pinggir jalan pun nggak boleh. Registrasi ini murah, hanya 12.5 euro, tapi kalau ngurus sendiri ribet karena harus datang ke loket, apalagi untuk foreigner yang belum bisa berbahasa Belanda. Maka kalau baca-baca di reddit ekspat disarankan beli di showroom karena mereka bisa melakukan registrasi secara online dalam 10 menit saja.

Showroom biasanya akan memoles mobilnya supaya tampak cantik di depan calon pembeli. Tapi sebagai pembeli juga harus bisa melakukan pengecekan. Saran bagi foreigner adalah untuk mengajak teman saat cek unit agar bisa jadi tambahan tangan dan mata untuk ngecek. Bahkan kalaupun si teman ini tidak paham mobil minimal dia bisa membagi pressure dan membantu 'melawan' salesnya. Kalau temannya ini orang lokal atau bisa Dutch, itu lebih menguntungkan lagi. Rule of thumb nyang-nyangan berlaku sama di sini: jangan tunjukkan minat, pura-pura pergi, temukan defect tipis-tipis, dan cari beberapa seller pembanding. Secara dokumen, yang dibutuhkan ketika beli mobil hanya ID card (misal residence permit) dan SIM, jadi relatif simpel. Saya dengar-dengar bisa juga pakai paspor tapi saya tidak terlalu yakin soal ini.

Servis mobil di Belanda mahal karena yang dijual adalah jasa. Orang sangat menghargai waktu, literally. Maka penting untuk memastikan mobil tidak punya PR parah dan urgent. Tapi di sisi lain kondisi mobil di Belanda relatif lebih terjaga, selain jalannya yang mulus dan intake udara yang bersih, mobil juga wajib melakukan APK alias uji berkala tiap tahun (untuk mobil baru APK pertama setelah 3 tahun, lalu 2 tahun berikutnya, kemudian tiap tahun). Hasil APK ini dilaporkan ke pemerintah lewat semacam dishub-nya dan datanya bisa didownload siapapun. Ada website ovi.rdw.nl, autoverleden.nl, dan carfax di mana dengan memasukkan nomor polisi kita bisa tahu riwayat mobil itu: apakah kilometernya di-rollback, bagaimana riwayat servis dan APK-nya, apakah ada riwayat kerusakan, ada berapa orang pemilik sebelumnya termasuk tanggal berapa saja pindah tangannya, sampai legalitasnya. Kalau masih kurang yakin bisa request jasa inspeksi swasta.


Harga mobil bekas di Belanda bervariasi tergantung model, tahun, dan kondisi. Kalau mau murah dari 2000-3000an euro pun ada, tapi sudah tua dan kilometernya tinggi. Kalau yang bisa dibilang tanpa PR berarti mungkin start di harga 6000 untuk city car, yang mana kurang lebih sama dengan di Indonesia. Kalau mau yang mahal di atas 60 ribu juga ada. Agak tidak apple to apple membandingkan harga mobil di Indonesia dan Belanda karena 'mobil sejuta umat'nya berbeda. Brand dari Jerman seperti VW, BMW, Audi, dan Mercedes mendominasi di sini. Untuk merk Asia yang berkuasa justru Korea (Hyundai, Kia) bukan Jepang apalagi China. Hatchback Hyundai dan Kia lebih gampang ditemukan daripada Jazz atau Yaris. Di samping itu ada juga Ford dan Chevy dari Amerika, Volvo dari Swedia, Mini dari UK, dan Citroen & Renault dari Perancis. Overall, saya mungkin katakan harga mobil di sini 10-20% lebih mahal. Opsi pembayarannya bisa cash maupun kredit.

Ketika membeli mobil, running cost juga harus dipikirkan. Biasanya untuk mobil bekas running cost berbanding terbalik dengan harga belinya. Sebagai contoh mobil berbahan bakar diesel harganya lebih murah karena pajaknya luar biasa tinggi, bisa 3 kali lipat mobil bensin untuk merk dan model yang sama, sementara mobil listrik lebih murah lagi pajaknya. Selain jenis bahan bakar, penentu besarnya pajak juga adalah ukuran/berat mobil dan di provinsi mana mobil didaftarkan. Di samping pajak, asuransi juga jadi komponen lain yang harus dibayar, besarannya tergantung mobil dan track record pemilik. Jika pemilik tidak pernah klaim asuransi dalam beberapa tahun, preminya akan jadi lebih murah.

Bahan bakar bensin yang tersedia di sini adalah RON 95 dan 98. Harganya lebih mahal tapi entah kenapa mobil di sini irit-irit, jadi secara keseluruhan tidak berbeda jauh dengan di Indonesia. Untuk tol di Belanda gratis dan tidak ada gerbangnya. Parkir di sekitar city center biasanya berbayar, sementara di pinggiran dan pedesaan tidak. Di sini tidak ada tukang parkir karena bayarnya pakai mesin parkir otomatis atau aplikasi di handphone. Biaya street parking di kota mahal yaitu mulai 1,5 sampai 4,5 euro per jam, coba kalikan dengan 17.500 rupiah. Di beberapa kota besar ada kantong parkir Park & Ride di pinggiran kota. Parkir di sini bisa lebih murah dengan syarat setelah parkir pengguna masuk ke pusat kota dengan tram atau bis. Kalau tidak register parkir dan ada mobil law enforcement lewat, dua minggu berikutnya akan ada surat tagihan denda yang nominalnya besar.



Mengemudi di Belanda berbeda dengan di Indonesia. Maka untuk pengemudi baru di sini memang butuh pembiasaan, apalagi dari negara yang driving side-nya berbeda (Indonesia, Jepang, UK). Bisa dibayangkan, setir di kiri artinya tuas transmisi ada di tangan kanan, ini rasanya sangat aneh di awal. Combination switch juga 'terbalik', beberapa kali saya malah menyalakan wiper saat maksudnya mau sein. Hal lain yang saya kaget adalah ketika lampu traffic light berganti hijau, semua orang langsung gas poll kalau perlu sampai mobilnya menjerit. Pokoknya akselerasi secepat-cepatnya sampai mencapai speed limit lalu nggak tambah lagi. Kalau di lampu merah jalannya nyantai seperti di Indonesia karena sayang mobilnya, minimal kita akan jadi beda sendiri, maksimal diklakson dan dipelototi. Klakson dan lampu hazard adalah hal yang paling anti digunakan oleh orang Dutch kecuali memang perlu.

Jalanan di Belanda bukan hanya halus tapi markanya didesain sedemikian sehingga mengutamakan flow dan memiminalisir hambatan. Agak susah dijelaskan kecuali dengan coba sendiri. Saya tidak menyangka traffic bisa se-well-engineered ini, sudah hampir seperti rel. Kalau memang lajurnya hanya butuh satu ya hanya dibuat satu walaupun masih ada tanah sisa di pinggirnya. Nanti mendekati persimpangan atau roundabout ada zipper line dengan indikasi arah yang jelas. Beberapa line secara dinamis bisa dibuka tutup dari command center tanpa perlu personel di lapangan. Rambu, warning, dan speed limit terintegrasi dengan google maps, waze, dan flitsmeister. Luar biasa. Dengan sistem seperti ini rasanya autonomous driving tidak jauh lagi.


Prinsip orang sini don't be nice, follow the rule. Kalau rule-nya kita maju duluan ya harus jalan, jangan nunggu dari arah lain hanya karena ingin dianggap sopan. Perangkat rule-nya ada dan jelas, hukuman jika tidak patuh berat, law enforcement-nya konsisten, dan masyarakatnya patuh. Kekurangannya setiap trip harus dipersiapkan navigasinya. Pengendara tidak bisa tiba-tiba berhenti di pinggir jalan, parkir, atau mampir. Kalau di kendaraannya belum ada sistem navigasi yang cukup mutakhir, google maps di handphone harus nyala terus. Tertib tapi kaku.

Kesimpulannya, pendatang bisa punya mobil dan nyetir di Belanda. Prosesnya tidaklah susah, hanya ketika sudah mulai mengemudi perlu beberapa waktu untuk pembiasaan. Saya sendiri termasuk yang belajar dengan mengajak teman yang sudah berpengalaman, lalu sisanya belajar sendiri dari forum-forum internet. Untuk family of two, biaya operasional mobil pribadi mungkin sedikit lebih tinggi daripada total langganan angkutan umum, tapi manfaat yang didapat besar karena bisa menjangkau tempat-tempat jauh di dalam dan luar negeri, lebih fleksibel dan efisien dalam hal waktu, dan membantu untuk bepergian dalam kondisi cuaca hujan dan suhu dingin. 

Personally sebagai penggemar mobil (bekas), proses hunting mobil ini menyenangkan. Dalam beberapa weekend saya datang ke sejumlah dealer yang kebanyakan lokasinya di pinggiran kota bahkan di pedesaan. Di bawah ini beberapa foto yang saya ambil dalam perjalanan berburu, alhamdulillah pada akhirnya ketemu yang cocok satu.






Mvg,
Chandra

Visa Belanda


Meskipun punya hubungan sejarah, tidak lantas membuat orang dari Indonesia mendapat kemudahan untuk masuk ke Belanda. Pemegang paspor Indonesia tetap harus memiliki visa untuk berkunjung, apalagi jika akan menetap. 

Dalam hal orang-orang yang datang untuk bekerja, proses pencarian visa dan ijin tinggal bisa berbeda-beda. Ini sangat tergantung bagaimana orang tersebut memulai bekerja di Belanda. Saya sendiri kemarin direkrut lewat sebuah recruiting agency yang bersedia memberikan sponsor dan mengurus visa kerja serta ijin tinggal. Dalam kasus lain ada orang yang sudah kuliah di sini lalu lanjut bekerja. Ada juga orang yang datang dulu ke Eropa, dapat visa kerja, baru mencari pekerjaannya. Banyak jalan menuju Roma.

Waktu itu dalam kasus saya, setelah melalui serangkaian interview dan offering selayaknya proses melamar kerja di Indonesia, saya diminta untuk mengirimkan beberapa data dan dokumen, diantaranya:

Untuk diri saya:
1. Data pribadi: first name, surname, tanggal lahir, status perkawinan, alamat, no HP, etc
2. Scan paspor
3. Foto diri
4. Akta lahir dalam bahasa Inggris
5. Antecedent form, form pernyataan bahwa tidak pernah terlibat tindak kriminal atau tinggal secara ilegal

Untuk istri:
1. Data pribadi: first name, surname, tanggal lahir, status perkawinan, alamat, no HP, etc
2. Scan paspor
3. Sponsorship form, menyatakan bahwa dia berada dalam tanggungan saya
4. Akta lahir dalam bahasa Inggris 
5. Antecedent form
6. Buku nikah dalam bahasa Inggris

Jika sudah ada anak, maka dokumen berupa akta lahir, form sponsorship, dan paspor juga akan diminta. Untuk akta lahir dan buku nikah harus dalam bahasa inggris (minimal bilingual) dan di-apostille. Silakan cek apakah dokumen Anda sudah bilingual Indonesia-Inggris atau belum, jika sudah maka good to go tinggal di-apostille saja. Jika belum silakan cari penerjemah tersumpah atau untuk akta lahir bisa cetak ulang akta terbaru di dukcapil. Selanjutnya untuk proses apostille saya tuliskan secara lengkapnya di sini: Apostille

Setelah saya kirimkan data dan dokumen di atas, recruiting agency ini membuatkan kontrak resmi untuk signing, di sana tercantum data pribadi dan paspor saya sebagai ID. Karena sebelumnya saya sudah diberikan summary kontraknya, maka saat signing ya tinggal tanda tangan saja. Setelah itu dengan kontrak yang sudah di-sign, form-form imigrasi, akta lahir, dan buku nikah, rekruiter ini memulai pengajuan visa kami. Sejujurnya saya tidak tahu bagaimana persisnya pengajuan ini karena semuanya diurus oleh mereka. Mereka hanya bilang untuk menunggu selama beberapa minggu sampai approval keluar. Selama menunggu ya tidak ada hal-hal administratif yang dilakukan, paling nyicil browsing apartemen dan mengurus resign dari kantor lama.

Beberapa minggu kemudian approval dari IND (Instansi Imigrasi Belanda) keluar. Selanjutnya kami dibuatkan appointment untuk datang ke Kedubes Belanda di Jakarta serta memberikan list dokumen yang harus dibawa:

- MVV form yang sudah diisi
- 2 lembar pas foto 3.5 x 4.5 standar visa Belanda
- Surat dari IND
- Paspor asli dan copy, minimal valid sampai 6 bulan ke depan dan punya setidaknya 3 halaman kosong
- Buku nikah

Studio foto biasanya sudah paham dengan kriteria foto visa tiap-tiap negara, jadi cukup menyebutkan negara tujuannya apa mereka sudah tahu standarnya. Kami kemarin foto di Indah Foto Studio Pamulang, tapi cetaknya di Bona Foto Lebak Bulus. Kenapa foto dan cetaknya di tempat yang berbeda, panjang ceritanya. Alhamdulillah pas foto diterima dengan baik.

                      Bona Foto, recommended

Pada hari appointment kami datang ke Kedubes Belanda di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Saya menyarankan jika ada keperluan ke sana mending pakai taksi saja karena tidak ada parkiran kendaraan umum. The last thing you want to worry about when applying for a visa is your parkir motor/mobil. Pintu masuk kedubesnya via Jalan Besakih (samping) bukan Rasuna Said-nya, dan tentu well guarded. Kami datang agak kepagian jadi sebelum masuk makan mie ayam dulu di trotoar samping kedutaan.

Setelah melalui pemeriksaan badan dan barang bawaan, security menunjukkan jalan kemana kami harus menuju. Saya tidak bisa banyak cerita seperti apa di dalam apalagi mengambil foto, for security reason. Tapi proses di sana lumayan singkat, sekitar 15 menit saja per orang, ada beberapa pertanyaan dan pengambilan biometrik. Paspor asli ditinggal karena nantinya akan ditempeli stiker MVV (ijin masuk Belanda). Kami diberikan receipt untuk nantinya mengambil paspor yang selesai diproses pada tanggal yang sudah ditentukan, tanpa perlu membuat appointment lagi. 

Pemandangan dari ruang tunggu Kedubes Belanda di Jakarta, bagian ini masih boleh difoto



Pada hari pengambilan kami datang lagi ke tempat yang sama. Alhamdulillah paspor sudah berstiker MVV yang artinya kami punya ijin masuk ke Belanda sampai 90 hari ke depan. Ibaratnya pintu terbuka selama 90 hari, tapi jika dalam waktu segitu belum berangkat juga maka harus mengulang proses pengajuannya. Setelah itu kami mampir dulu ke Erasmus Huis, sebuah perpustakaan yang ada di dalam komplek kedubes Belanda, sekedar untuk blow off steam karena proses ini lebih menegangkan aslinya daripada kedengarannya.

Untuk setiap proses saya selalu report ke perusahaan, supaya mereka tahu sudah sampai mana. Bukan hanya urusan administrasi tapi juga akomodasi seperti apartemen, tiket pesawat, hotel transit, dan jemputan bandara. Kami diskusi tanggal berapa sebaiknya kami datang ke Belanda, akhirnya diputuskan berangkat beberapa hari sebelum mulai bekerja. Untuk apartemen saya dapat short term place yang saya huni selama 3 bulan di Nijmegen (sekarang sudah pindah). Penerbangannya kami pilih Emirates karena transit di Dubai dan harganya termasuk murah. Beberapa komponen moving cost ditanggung perusahaan, jadi dalam waktu menunggu berangkat ini kami juga men-settle beberapa expense. Selain itu saya juga lanjut mengurus resign dan yang paling seru adalah menjual barang-barang mulai dari raket badminton, sepatu roda, kasur, meja kursi, lemari, kulkas, sampai kendaraan. 

Pada hari H kami berangkat dari Bandara Soekarno Hatta diantar keluarga. Kami tidak pulang ke Jogja dulu, jadi orang tua yang datang ke Jakarta. Penerbangan dari Jakarta ke Dubai menggunakan Boeing 777, lalu dari Dubai ke Amsterdam naik Airbus 380. Sebagai penghobi penerbangan, sulit mendeskripsikan kekaguman pada 2 pesawat raksasa ini, engineering marvel. Belum lagi sistem entertainment yang lengkap dan makanan yang enak. Semua itu untuk harga yang lebih murah dibanding banyak maskapai lain.

                        A380 dan suguhannya


Kami tiba di Schiphol Amsterdam sekitar jam 1 siang waktu Belanda. Proses immigration check-nya agak lama, mungkin karena musim orang liburan. Setelah keluar bandara kami sudah dipesankan taksi oleh perusahaan yang akan mengantar kami ke hotel. Kami tidak langsung ke Nijmegen karena perlu mengambil resident permit dulu di suatu Kota. Sampai di hotel kami langsung check in dan ketemu salah satu orang dari pihak rekruiter. Dia menyerahkan kartu untuk naik transportasi umum dan ada beberapa paperwork yang perlu saya bubuhkan tanda tangan basah. 

                     Pagi pertama di Belanda


Keesokan harinya kami sudah dibuatkan appointment untuk datang ke kantor pemerintah untuk mengambil residence permit. Bentuknya seperti KTP, menjelaskan siapa kami dan untuk alasan apa kami masuk dan tinggal di Belanda. Setelah data-data dan paspor dicek, kartu diberikan ke kami. Apakah dengan begitu urusan kependudukan selesai? Oh tentu saja belum.

Ada appointment berikutnya dengan Gemeente Nijmegen, kurang lebih untuk mendaftarkan diri sebagai warga baru. Kami datang membawa paspor, permit, akta english yang sudah diapostille, dan buku nikah yang juga sudah diapostille. Urusan-urusan kependudukan di sini kebanyakan appointment-based dan sudah ditentukan waktunya sampai per 15 menit, jadi tidak perlu antri lama karena tinggal datang di waktu yang sudah ditentukan. Beberapa hari setelah appointment ini, kami mendapat surat berisi konfirmasi bahwa kami sudah terdaftar dan informasi nomor BSN. 

             Tipikal loket di kantor layanan publik

BSN ini seperti NIK yang nantinya diperlukan untuk membuka rekening bank, mengambil asuransi, dan lain sebagainya. Jadi setelah mendapatkannya saya segera membuka rekening bank 'besar' supaya bisa dipakai gajian sejak bulan pertama. BSN ini juga saya informasikan ke perusahaan karena diperlukan untuk urusan pajak dan lain-lain. Selanjutnya saya juga subscribe asuransi untuk saya dan istri karena ini sifatnya wajib untuk seluruh penduduk. Untungnya di Nijmegen ini tempat yang kami huni sudah full furnished dan full utility sehingga saya tidak perlu buru-buru beli barang-barang dan mengurus tagihan listrik, air, pajak kota, dan internet/TV. 

Appointment selanjutnya adalah untuk tes TBC. Jadi pendatang dari negara-negara yang masih beresiko TBC perlu menjalani screening di Belanda dalam kurun waktu 3 bulan sejak kedatangan. Untuk yang ini saya buat appointment sendiri, bukan seperti appointment-appointment sebelumnya yang dibuatkan oleh perusahaan. Tes TBC dilakukan di GGD, semacam dinas kesehatannya lah. Saya membuat janji dengan GGD Gelderland Zuid di Nijmegen. Untuk orang dewasa metodenya bisa milih antara rontgen atau tes darah. Kami pilih tes darah karena cukup dilakukan 1 kali, sementara jika rontgen besok setelah 6 bulan harus balik lagi. Alhamdulillah hasil tes kami negatif.

Kini kami sudah tidak tinggal di Nijmegen lagi. Dalam proses pindah ini ada urusan dengan Gemeente lagi tapi kali ini bisa online (ada sebuah aplikasi/sistem bernama DigId yang memfasilitasi berbagai macam urusan kependudukan secara online, sangat convenient). Proses ini intinya melaporkan bahwa kita pindah dari alamat lama ke alamat baru. Urusan ini relatif mudah dan cepat, yang lebih menguras tenaga dan waktu justru proses menyiapkan tempat tinggal. Tempat baru yang lebih permanen ini dideliver secara semi-furnished, sudah ada kamar mandi dan dapur yang fungsional tapi perabot lain belum ada. Jadi kami harus membeli beberapa furnitur, pasang internet, dan register account untuk utility. Masih ada urusan yang pending tapi itu bisa nanti, berat juga kalau semua mau diurus bersamaan.

Itu tadi proses yang kami lalui sejauh ini dalam rangka masuk ke Belanda, secara legal tentunya. Balik lagi ke disclaimer di atas, beda kondisi bisa beda pula alurnya. Beda waktu juga bisa membuat alur pengurusan jadi berbeda karena perubahan kebijakan dan regulasi. Ada banyak orang menulis ceritanya masing-masing, ini salah satu yang saya baca waktu itu : Suka Duka Mendapatkan Long Stay Visa. Silakan dicompile dari berbagai sumber, InsyaAllah terbantu.

Beberapa detail dalam perjalanan saya sengaja saya samarkan untuk alasan privacy dan security, tapi kalau saya ditanya langsung dengan senang hati akan coba saya jawab. Semoga bermanfaat.

Thanks
Chandra



#visa #belanda #mvv #longstay #residencepermit #nijmegen #GGD #kedubesbelandajakarta #gemeente #BSN #recruting #netherlands



Perjuangan Mengumpulkan Syarat: Apostille


Dokumen yang akan digunakan di luar negeri perlu mendapat Legalisasi atau Apostille. Termasuk diantaranya adalah ijazah, akta lahir, buku nikah, SKCK, dokumen terjemahan, dokumen karantina, dan lain sebagainya. Legalisasi dan Apostille sendiri sebenarnya serupa tapi tak sama, tapi secara umum mayoritas negara di dunia sudah mensyaratkan Apostille, bukan hanya Legalisasi. Anda bisa cek di apostille.ahu.go.id, berdasarkan jenis dokumen dan negara tujuan, Anda akan tahu apakah yang dibutuhkan adalah Apostille atau Legalisasi. Dokumen yang sudah di-apostille akan dibubuhi sertifikat yang menyatakan keabsahan dokumen dan tanda tangannya, bentuknya seperti gambar di atas.

Dalam kasus saya, dokumen kependudukan (akta lahir saya dan istri) dan dokumen pernikahan (buku nikah) perlu di-apostille untuk digunakan di Belanda. Dua dokumen ini diperlukan untuk mengurus administrasi kependudukan dan mendapatkan BSN number. BSN number ini seperti NIK yang digunakan untuk membuka rekening bank, mendaftar asuransi, dan lain sebagainya. Setiap orang dengan keperluan berbeda punya kebutuhan yang berbeda pula. Sebagai contoh ijazah, apakah ijazah sudah bilingual? Apakah diminta apostille? Silakan dicek untuk kasus masing-masing.

Permohonan apostille diajukan secara online melalui apostille.ahu.go.id. Di sana kita akan diminta membuat akun menggunakan email dan NIK. Setelah akun sukses dibuat kita bisa mulai mengajukan permohonan sesuai jenis dokumen dan negara tujuan. Kita akan diminta mengisi data pemohon berupa nama, email, nomor telepon, jenis kelamin, alamat, NIK, tempat tanggal lahir, dan upload scan KTP. Lalu berikutnya kita diminta mengisi data dokumen seperti tipe dan jenis dokumen, nama dokumen, nomor, tanggal dokumen, jumlahnya, dan upload scan dokumen terkait. Lalu terakhir yang perlu diisi adalah data pejabat publik yang menandatangani dokumen kita dan kantor tempat kita akan mengambil hasil apostille nantinya.

Nantinya ketika permohonan diterima kita akan mendapat voucher untuk melakukan pembayaran. Biaya untuk satu sertifikat apostille adalah 150 ribu (contoh: jika mau meng-apostille 2 buku nikah maka dihitung 2 sertifikat). Setelah membayar kita bisa mengambil sertifikat apostille di Loket Apostille (Jakarta) atau di Kanwil seluruh Indonesia sesuai dengan pilihan pada saat pengajuan. 

Tapi tidak semudah itu kawan, pengajuan apostille akan ditolak jika ada satu saja entry yang salah. Nanti saya jelaskan lebih lanjut, sekarang masuk ke persyaratan dokumennya dulu. Note: kita baru membayar setelah verifikasi sukses, jika pengajuan gagal/tidak lengkap kita tidak bayar apapun.

Buku Nikah
Buku nikah saya terbitan tahun 2020 dan sudah bilingual Indonesia-Inggris, most likely punya Anda juga begitu jika kita seumuran, silakan dicek. Jika belum bilingual Anda punya satu tugas tambahan yaitu mencari penerjemah tersumpah.

Buku nikah pertama-tama perlu dilegalisir oleh KUA Kecamatan tempat buku nikah itu diterbitkan. Untuk melakukan ini Anda tinggal datang saja ke KUA Kecamatan mana Anda dulu menikah dengan membawa buku nikah asli dan fotokopinya. Saya kemarin perlu sekitar 15 menit saja untuk ini karena pejabat yang menandatangani juga ada di tempat. Proses ini tidak dipungut biaya.

Setelah itu dokumen asli dan fotokopi yang sudah dilegalisir dibawa ke Ditjen Bimas Islam Kemenag yang berlokasi di Jalan MH Thamrin Jakarta (bukan yang di Lapangan Banteng). Untuk kasus saya ini relatif mudah karena kebetulan beraktivitas di Jakarta dan hanya perlu naik ojol untuk menuju ke Kemenag. Tapi bersama saya kemarin ada beberapa orang dari luar daerah yang perlu datang ke Jakarta untuk mengurus ini (mungkin sekalian mengurus administrasi yang lain). Cukup salah satu antara suami atau istri yang datang, tidak perlu dua-duanya. Tidak ada biaya yang perlu dibayar dan prosesnya cepat. Pelayanan dokumen masuk sampai jam 12 siang, tapi saya sarankan datang lebih pagi supaya bisa langsung ditangani, saya kemarin datang jam setengah 12 jadi harus nunggu selesai makan siang hehe

Dokumen yang diserahkan dan dilegalisir adalah 2 buku nikah asli dan 3 fotokopi. Satu fotokopian disimpan sebagai arsip dan sisanya diserahkan kembali ke kita. Note: buku nikah ASLI juga dilegalisir (dicap lagi), nantinya justru yang asli ini yang terpakai dan perlu di-apostille. Setelah titik ini buku nikah sudah siap diajukan untuk apostille.


Akta Lahir
Perjalanan apostille akta lahir saya tidak semulus buku nikah. Sebabnya akta saya cetakan tahun 90an yang kertasnya masih kuning itu. Masalahnya bukan di jenis kertas atau font yang masih mesin ketik, tapi pada identitas pejabat penandatangan yang tidak ada di database Kemenkumham. Akibatnya Kemenkumham tidak bisa mengesahkan dokumen akta saya. Kalau mau saya harus datang ke dukcapil membawa surat pengantar dari Kemenkumham untuk meminta sampel tanda tangan pejabat tersebut. Tapi kan (1) saya jadi harus mudik, (2) pejabat yang tanda tangan kemungkinan besar sudah purna tugas, (3) bisa diganti dengan semacam pernyataan dari dukcapil tapi saya nggak yakin itu mudah. Sempat sedikit jengkel sama birokrasi karena kerumitan ini. Sementara itu akta milik istri pernah hilang atau apa sehingga dia buat lagi yang baru tahun 2000an, pejabat yang tanda tangan aktanya ada di database Kemenkumham.

Dari ngobrol-ngobrol saya dapat ide yang sepertinya lebih mudah dilakukan. Saya berpikir bisa nggak ya kalau saya (dan istri) cetak ulang akta baru model sekarang saja? Jika bisa ini akan menyederhanakan banyak masalah: akta baru sudah bilingual, bisa diprint sendiri, dan sudah ditandatangani secara elektronik. Ternyata cetak ulang bisa dilakukan dan bahkan saya nggak harus ke luar kota karena prosesnya bisa lewat aplikasi. Saya segera buat pengajuan online, lalu PDF akta baru saya terima hanya dalam beberapa hari saja. Pergantian akta ini sifatnya penukaran, jadi akta lama dikembalikan ke dukcapil.

Kini kami jadi punya akta bilingual elektronik. Nomor akta tidak berubah walaupun dicetak ulang. Dokumen elektronik jauh lebih mudah untuk di-apostille karena bisa diverifikasi keaslian dokumennya hanya dengan scan QR. Dengan ini akta lahir kami berdua juga siap untuk diajukan apostille.

Perlu Anda Tahu
Dokumen yang valid tidak serta merta menjamin pengajuan apostille diterima. Secara total saya melakukan lebih dari 20 pengajuan dari 2 akun, tentu lebih banyak yang gagal. Setiap pengajuan apostille akan melalui verifikasi selama 3 hari kerja (kadang lebih) dan jika gagal harus membuat pengajuan ulang dan menunggu another 3 hari, jadi antara Anda bisa one-shot atau siapkan waktu yang cukup (minimal 15 hari kalau mau nyaman).

Berikut penyebab pengajuan-pengajuan saya ditolak:
1. Tidak meng-upload dokumen asli, hanya fotokopinya. Awalnya saya tidak tahu bahwa pada setiap pengajuan ternyata bisa melampirkan lebih dari satu PDF.
2. Pejabat penandatangan tidak ada pada database Kemenkumham dan saya tidak menindaklanjuti sampai dengan 7 hari. Ini kasus dimana saya milih bikin akta baru tadi.
3. Pada apostille buku nikah, nama pejabat saya isi nama pejabat KUA Kecamatan, mestinya diisi nama pejabat tertinggi yang menandatangani yaitu dari Ditjen Bimas Islam Kemenag.
4. Salah tulis nama instansi, pada awalnya saya tidak baca FAQ.
5. Salah tulis jabatan, mestinya 'Pejabat Pencatatan Sipil Kabupaten XXX', saya hanya tulis 'Pejabat Pencatatan Sipil' dan itu disalahkan.
6. Tidak menyertakan surat kuasa saat pengajuan apostille akta lahir istri menggunakan akun saya, ternyata perlu surat kuasa jika nama di dokumen tidak sama dengan pemilik akun walaupun keluarga/satu KK.
7. Salah tulis jabatan penerjemah tersumpah, sebelum cetak ulang akta saya sempat translate akta lama dengan penerjemah.


Terlalu rumit menurut saya, bukan ide yang bagus menuntut penulisan sempurna sementara bentuk inputnya adalah FREETEXT. Orang yang dikejar waktu atau bapak ibu yang sudah sepuh dan tidak terbiasa mengoperasikan komputer kemungkinan bakal kesulitan. Pasti ada yang memanfaatkan ini untuk buka bisnis jasa apostille.

Lega sekali ketika akhirnya apostille kami goal setelah berkali-kali gagal, saya bayar via VA Mandiri, lalu mengambil sertifikatnya di Loket Apostille Kuningan City. Awas jangan salah dengan tempat pengurusan visa yang ramai di mall yang sama, apostille ini ada loketnya sendiri yang bernama Galeri Inovasi AHU. Antrinya tidak banyak sehingga beberapa menit saja keperluan di sini selesai. Tidak perlu mencetak bukti transfer karena di sistem pembayarannya sudah terkonfirmasi. Pegawai juga ramah dan helpfull, good experience.

Satu-satunya pain point dan bagian yang memakan waktu dari apostille ya mengisi form (harus sempurna) dan verifikasinya tadi itu. 


Tapi tetap, terimakasih Dukcapil, KUA, Ditjen Bimas Islam Kemenag, AHU Kemenkumham, Galeri Inovasi AHU, Kuningan City, RM Sederhana, Masjid Al-Hikmah Sarinah, teman-teman yang memberi info soal aplikasi Dukcapil, bapak ojek, mbak-mbak fotokopian, ibu resepsionis Kemenag, kurir JNE, bapak supir angkot, dan semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu persatu.


Salam,
Chandra

Wara-Wiri BP2MI

BP2MI, atau dulunya BNP2TKI adalah badan yang bertanggung jawab menyalurkan dan memberikan perlindungan pada Pekerja Migran Indonesia (PMI). Menurut orang imigrasi, setiap WNI yang akan bekerja di luar negeri harus punya nomor induk pekerja migran yang disebut ID PMI. Yang membuat saya agak bingung adalah pihak BP2MI sendiri melalui pimpinannya malah mengatakan bahwa BP2MI sifatnya hanya pencatatan saja dan tidak wajib. Beberapa teman yang bekerja di luar juga bilang mereka tidak pernah ditanya soal ini ketika mau terbang. Tapi just in case lebih baik saya urus saja mumpung masih ada waktu saat itu, walaupun pas lihat syaratnya bikin agak berkeringat juga.

Ada beberapa jenis pengajuan ID PMI, tapi secara umum bisa dibagi 2: PMI yang melalui penyaluran kerjasama (G2G, B2B, dll) dan PMI Perseorangan/Mandiri. Menurut perkiraan saya, PMI yang melalui penyaluran kerjasama mungkin lebih mudah prosesnya, karena mestinya ada tim, badan, atau instansi penyalur yang membantu pengurusan administrasinya. Tapi untuk yang mencari opportunity via LinkedIn, menjalani interview sendiri, dan tanpa badan penyalur di Indonesia, masuknya dalam kategori kedua yaitu PMI Perseorangan. PMI Perseorangan punya syarat lebih banyak karena calon PMI harus meyakinkan verifikator bahwa: perusahaan yang dituju legit kok, kerjaannya juga jelas, orang tua/pasangan saya ngijinin, dan kalau ada apa-apa tanggung jawab saya sendiri.

Itu tercermin dari syarat-syarat yang harus dipenuhi di bawah ini:


Saya coba bahas syaratnya satu-satu:

Surat Keterangan Status Perkawinan
Ada template surat yang menerangkan status perkawinan kita. Jika sudah menikah perlu melampirkan copy buku nikah.

Surat Ijin Orang tua/Suami/Istri/Wali
Syarat ini sudah ada template-nya namun sedikit lebih rumit daripada su-ket status perkawinan. Hal ini dikarenakan surat ijin perlu Mengetahui kepala desa atau lurah. Jadi kemarin saya draft, print, tempeli materai, dan tandatangani, lalu suratnya saya kirim ke Bantul untuk ditandatangani orang tua saya dan sekalian dimintakan tanda tangan dan cap kelurahan. Singkat cerita tanda tangan dan cap lengkap lalu surat dikirim balik ke Jakarta. Tapi pas saya submit ternyata ditolak wkwk (nanti saya ceritakan proses lengkapnya di bawah).

Alasannya kalau sudah menikah ternyata yang harus tanda tangan ijinnya adalah suami atau istri, bukan orang tua, sayangnya ini tidak dibilang di detail persyaratan. Akhirnya proses harus diulang: ngeprint lagi, beli materai lagi, kali ini istri yang tanda tangan, lalu pas kemarin kami pulang dalam rangka longweekend sekalian kami bawa untuk minta tanda tangan lurah. Alhamdulillah kali ini surat diterima.

Surat Keterangan Sehat
Surat keterangan sehat bisa didapat dari puskesmas dengan pemeriksaan dasar saja (tensi, buta warna, berat badan, dan sejenisnya), tidak perlu MCU lengkap. Saya bayar 35 ribu untuk ini.

Kartu Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional
Scan kartu BPJS Kesehatan

Salinan Surat Panggilan Kerja dari Pemberi Kerja Berbadan Hukum
Nah ini, saya nggak kebayang surat panggilan itu seperti apa. Selama bekerja di Indonesia pun saya belum pernah dapat surat semacam ini. Akhirnya saya print saja email beserta lampiran kontrak kerja. Kalau ditolak baru saya minta ke company-nya untuk dibuatkan semacam surat konfirmasi mulai bekerja. Ternyata print-print-an email sudah diterima, alhamdulillah.

Profil Pemberi Kerja Berbadan Hukum
Ini lebih mengkhawatirkan lagi tadinya, akta pendirian PT di Indonesia saja saya belum pernah lihat bentuknya seperti apa, ini diminta semacam itu tapi dari company di Belanda. Saya nggak tahu apakah dokumen semacam ini ada. Kalaupun ada bagaimana saya memintanya padahal mulai bekerja saja belum dan saya nggak yakin mereka tahu soal BP2MI. Saya coba browsing-browsing dan alhamdulillah ketemu website kementerian perindustrian Belanda. Kabar gembiranya di sana ternyata bisa dicari list perusahaan yang terdaftar. Perusahaan yang terkait dengan saya ternyata ada dan aktanya bisa didownload jadi PDF! (bayar 9 euro). Saya submit akta itu walaupun dalam bahasa Belanda. Bisa download dalam bahasa Inggris sebenarnya, tapi beda harga, 20 euro haha. Kalau diminta translate ya nanti saya cari sworn translator saja. Tapi ternyata dalam bahasa Belanda pun sudah diterima, alhamdulillah.

Perjanjian Kerja
Syarat-syarat terkait Pemberi Kerja Berbadan Hukum ini pada intinya adalah memastikan PMI yang berangkat bekerja pada sektor formal. Sehingga salah satu yang harus ada adalah kontrak kerja hitam di atas putih yang ditandatangani oleh pemberi kerja dan tenaga kerja. Verifikator akan melihat kontrak kerja yang diajukan dan menilai seberapa legitimate perusahaan dan posisi yang ditawarkan.

Sementara itu sektor informal tidak bisa mendapat ID PMI melalui skema perseorangan, harus ada lembaga penyalur dari Indonesia.

Paspor dan Visa
Untuk paspor saya sarankan segera dibuat jika belum punya atau segera diperpanjang jika sudah akan habis. Entah itu nanti dipakai dulu untuk liburan, studi, atau ibadah nggak masalah. Tapi saya sangat tidak menyarankan membuat paspor tepat ketika akan berangkat kerja ke luar negeri. Karena kalau kita bilang di imigrasi bahwa membuat paspor untuk bekerja, imigrasi mungkin akan menanyakan soal ID PMI, yang mana belum ada karena untuk pengajuannya butuh paspor dan visa (jadinya macam problem ayam dan telur duluan mana). Jadi jangan menunggu sampai paspor habis baru buat lagi ketika butuh, toh sekarang paspor masa berlakunya sampai 10 tahun. 

Untuk Visa sudah ada prosedur pengajuannya sesuai negara tujuan dan keperluan masing-masing, silakan dicari.

Surat Pernyataan Bertanggung Jawab
Surat ini ada template-nya, pada intinya menyatakan bahwa segala resiko yang mungkin terjadi menjadi tanggung jawab pribadi.

KTP dan Pas Foto
KTP dan Pas Foto perlu disubmit juga.


***

Itu tadi adalah syarat-syarat yang perlu diajukan untuk mendapatkan ID PMI skema Perseorangan/Mandiri. Selanjutnya berikut adalah proses day by day yang saya lalui dalam perjuangan mendapatkan ID PMI ini.

Kamis, 16 Mei 2024



Saya mendaftar online melalui siskop2mi.bp2mi.go.id tepatnya pada bagian PMI Perseorangan. Secara umum form yang harus diisi tidak terlalu sulit meskipun agak banyak. Saat membuka halaman formulir ada pop up yang menunjukkan list dokumen yang dipersyaratkan beserta informasi: 

Pelayanan verifikasi dokumen akan dilayani di hari yang sama ketika diajukan di hari kerja s.d. pukul 15.00. Pengajuan di luar waktu tersebut, akan diverifikasi pada hari dan jam kerja berikutnya.

Oke siap, saya submit jam 10 pagi dengan ekspektasi akan selesai di hari yang sama. Tapi saya tunggu sampai EOD masih belum ada pergerakan, data masih belum terverifikasi. Baiklah mungkin sedang banyak pengajuan, semoga besok sudah ada perkembangan.

Jumat, 17 Mei 2024
Hari jumat, hari kerja terakhir sebelum akhir pekan, saya tunggu sampai EOD masih belum ada apa-apa, mulai sedikit cemas.


Sabtu-Minggu, 18-19 Mei 2024
Weekend, nggak berharap banyak.

Senin, 20 Mei 2024
Saya mulai concern, saya coba untuk kontak BP3MI Jakarta (saya nggak paham kenapa di tingkat nasional nomenklaturnya BP2MI tapi di provinsi BP3MI). Oh ya, ketika submit kita diminta untuk memilih kantor BP2MI yang akan memverifikasi dan mengurus penerbitan ID PMI kita. Saya pilih Jakarta karena barangkali ada apa-apa lebih mudah bagi saya untuk datang ke kantornya. Saya chat via WhatsApp ke BP3MI Jakarta namun tidak dapat balasan. Akhirnya saya chat juga BP3MI Jogja, berharap jika tidak bisa proses di Jakarta biar dipindah ke Jogja saja. Jogja langsung respon dengan bilang bahwa jika dokumen lengkap dan benar, ID 1 hari jadi. Saya sempat berniat submit ulang di Jogja tapi ternyata tidak bisa, harus cabut dulu yang di Jakarta.

Selasa, 21 Mei 2024
Saya memutuskan untuk datang langsung ke kantor BP3MI Jakarta yang berlokasi di Ciracas, Jakarta Timur, lumayan jauh dari tempat saya. Lah ternyata begitu sampai langsung diinfo oleh security yang jaga di depan bahwa setelah submit online semua dokumen hardcopy-nya masih perlu dibawa ke kantor. Walaaah, saya nggak nemu info itu sama sekali saat isi form online, gimana saya bisa tahu. Sayangnya saat itu tidak semua berkas saya bawa jadi saya harus datang lagi esok harinya.

Rabu, 22 Mei 2024
Saya berangkat lagi ke Ciracas, kali ini dengan membawa dokumen yang saya rasa lengkap. Cukup lama saya di sana karena antri, beruntung bisa mulai bekerja agak siangan. Sebenarnya pemohon ID PMI Perseorangan tidak sebanyak itu, tapi proses setiap pengajuannya lama, bisa 30 menit sampai 1 jam. Sistemnya seperti interview, ditanya mau kemana, kerja apa, dapat lowongannya dari mana, dan tentu dilihat dokumen-dokumennya terutama kontrak kerja. Syukur kalau langsung goal, ternyata punya saya masih ada yang kurang, yaitu surat ijin yang harus ditandatangani istri bukan orang tua tadi. Saya diminta kembali minggu depannya karena 23-26 Mei longweekend.

Kamis-Minggu, 23-26 Mei 2024
Longweekend, pulang ke Bantul

Senin, 27 Mei 2024
Saya ke kelurahan untuk minta tanda tangan dan cap lurah. And you know what, Pak Lurahnya lagi ke Jakarta hahaha ada-ada saja lika-likunya

Selasa, 28 Mei 2024
Pak Lurah sudah kembali dan akhirnya surat saya ditandatangani dan dicap. Siang harinya kami otw balik ke Jakarta.

Rabu, 29 Mei 2024
Saya datang ke kantor BP3MI Jakarta lagi dengan membawa surat ijin yang baru. Alhamdulillah kali ini sudah lengkap. Karena saya hanya melengkapi dokumen yang kurang, saya tidak perlu antri lagi. Kemudian saya diberi kode billing untuk membayar asuransi BPJS untuk bekerja di luar negeri sebesar Rp332.500. Setelah itu selesailah pencatatan saya sebagai PMI dan terbit sudah ID PMI itu. Bukti pendataan BP2MI ini bisa diakses secara online atau bisa juga diprint.





Rabu, 26 Juni 2024
Saya dan istri berangkat dari T3 Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Ternyata benar bawah ID PMI tidak ditanyakan ketika melintasi imigrasi karena keberangkatan melalui gate otomatis (sudah up lagi pasca PDNS down). Tapi tak apa lah, kalau bisa diurus kenapa tidak.

Kamis, 27 Juni 2024
Alhamdulillah tiba di Belanda



***

Semoga tulisan ini berguna bagi orang yang nanti punya keperluan dengan BP2MI. Karena terus terang kemarin masih sulit bagi saya menemukan referensi soal ini. Cerita bagaimana apply paspor dan visa sih sudah banyak karena banyak orang perlu itu. Tapi ID PMI ini masih belum banyak dibahas.

Kalau ditotal proses yang saya lalui untuk BP2MI ini adalah selama dua minggu, semoga yang lain dengan tahu sandungan-sandungannya lebih awal prosesnya bisa lebih cepat. Walaupun pada akhirnya tidak ditanya ketika akan terbang, peace of mind karena sudah terdaftar dan dinyatakan sebagai PMI legal oleh negara sangat membantu dalam masa-masa persiapan keberangkatan yang rumitnya sudah kaya mempersiapkan acara pernikahan.


Thanks & Regards,
Chandra





Biaya Kuliah di ITB: UKT yang Tak Lagi Tunggal

Karena ramainya pembahasan dan komplain seputar biaya kuliah dan UKT PTN, saya coba untuk eksplor berapa angka pastinya supaya lebih obyektif kalau berpendapat. Saya coba cari informasi biaya kuliah di ITB karena itu yang saya paling kenal dan tahu dimana harus mencari infonya. Kesimpulan awal yang saya dapat adalah tidak seperti satu dekade lalu dimana UKT adalah satu-satunya biaya yang harus dibayar, sesuai namanya Uang Kuliah Tunggal, kini di ITB ada komponen atau kategori biaya lain seperti UKT IUP, Iuran Pengembangan Institusi (IPI) SM, dan IPI IUP. Sepertinya ini yang membuat biaya kuliah tampak semakin tinggi. 

Sebenarnya tidak semua mahasiswa membayar semua komponen biaya di atas. Saya coba buat matriks untuk menggambarkan siapa membayar apa. 


Saya mulai dengan UKT Reguler yang akan dibayarkan mayoritas mahasiswa. Berikut adalah besaran UKT Reguler berdasarkan fakultas/sekolah di ITB tahun 2024



Sayangnya saya belum menemukan detail per masing-masing golongan UKT untuk tahun ini. Saya hanya menemukan informasi tahun 2023 dimana untuk golongan 1 Rp0, golongan 2 Rp1.000.000, golongan 3 RP5.000.000, golongan 4 Rp8.750.000, dan golongan 5 Rp12.500.000. Saya pikir penggolongan tahun ini tidak akan banyak berbeda dengan tahun lalu, terutama untuk FMIPA dan kampus Cirebon yang batas atasnya sama. Hanya saja UKT golongan 1 secara aturan di tahun ini menjadi Rp500.000. Sebagai catatan, SBM akan punya UKT yang sama dengan mayoritas, berbeda dengan sebelumnya yang dua kali lipat dari lainnya. UKT Reguler ini dibayarkan per semester.

Kalau dilihat dari tabel di atas, selain FMIPA nilai UKT ITB merata untuk semua program studi. Sehingga variabel biaya kuliah tidak jadi pertimbangan ketika memilih fakultas dan jurusan. Mahasiswa bisa memilih fakultas berdasarkan minat dan bakat yang dimiliki, karena biayanya sama besar. Nilai untuk masing-masing golongan juga relatif terdistribusi dengan spacing yang merata dan tidak banyak berubah dari jaman saya dulu (dulu golongan 3 Rp4.000.000, golongan 4 Rp8.000.000, dan golongan 5 Ro10.000.000). Kemarin saya lihat di tempat lain ada yang golongan 3-nya di atas 10 juta, jauh sekali lompatannya dari golongan 2.

Itu tadi sisi baiknya, tapi di sisi yang lain proses dan kriteria penggolongan UKT ini masih sulit untuk kita ketahui. Apakah universitas bisa menilai secara akurat prosperity masing-masing keluarga mahasiswa? Jika tidak, maka sangat mungkin ada mahasiswa yang mendapat UKT lebih besar dari kesanggupannya. Lalu setelah itu seberapa mudah untuk melakukan advokasi guna meminta golongan UKT yang lebih rendah. Undang-undang hanya mengatur bahwa UKT golongan 1 dan 2 diterima oleh minimal 20% mahasiswa, sedangkan untuk golongan 3, 4, 5 agak susah dipegang.

Selanjutnya untuk kelas internasional (IUP) UKT yang ditetapkan adalah 30 juta per semester merata untuk seluruh mahasiswa IUP di seluruh program studi. Oh ya, semua info biaya yang saya kutip di sini adalah untuk program sarjana. Program magister dan doktoral punya biaya yang berbeda. Saya pikir biaya S2 S3 tidak terlalu urgen dibahas karena masih bisa diterima kalau magister dan doktoral dikatakan 'tersier' atau tidak semua orang harus ambil, tapi kalau tingkat sarjana mestinya negara mau berkontribusi lebih.

Selanjutnya ada Iuran Pengembangan Institusi (IPI), untuk mahasiswa reguler yang masuk melalui SNBP dan SNBT sesuai matriks di atas tidak perlu membayar, namun mahasiswa yang masuk lewat Seleksi Mandiri harus membayar dengan jumlah berikut

  • Semester 1: 25 juta 
  • Semester 2: 25 juta
  • Semester 3: 12.5 juta
  • Semester 4: 12.5 juta
  • Semester 5: 12.5 juta
  • Semester 6: 12.5 juta
  • Semester 7: 12.5 juta
  • Semester 8: 12.5 juta
*Ini simplifikasi, beberapa fakultas punya ketentuan IPI semester 1 dan 2 sebesar 27 juta lalu berikutnya 14 juta. Untuk mendapatkan info paling akurat silakan meluncur ke website Admission ITB langsung.

IPI ini dibayarkan tiap semester on top of UKT yang telah ditetapkan. Yes, ini mahal, 37.5 juta di dua semester pertama lalu 25 juta per semester hingga lulus bukan untuk semua kalangan. Sementara itu untuk mahasiswa IUP, IPI dibayarkan satu kali di depan saat daftar ulang sebesar 35 juta. Selanjutnya mahasiswa IUP membayar 30 juta UKT tiap semesternya, tidak ditambah dengan IPI.

Jadi kalau diresume, uang kuliah yang harus dibayarkan mahasiswa baru ITB adalah sebagai berikut:
  • Untuk mahasiswa reguler jalur SNBP dan SNBT, membayar UKT dengan range 500 ribu - 14.5 juta per semester, tidak ada uang pangkal, tidak ada IPI.
  • Untuk mahasiswa reguler jalur Seleksi Mandiri, membayar UKT dengan range 500 ribu - 14.5 juta per semester, plus membayar IPI tiap semester (25 juta di semester 1 dan 2, lalu 12.5 juta di semester-semester berikutnya). Tidak ada subsidi untuk mahasiswa jalur SM.
  • Untuk mahasiswa kelas internasional (IUP), membayar IPI saat daftar ulang sebesar 35 juta, lalu tiap semesternya membayar UKT sebesar 30 juta.
  • Mahasiswa reguler (SNBP, SNBT, dan SM) eligible untuk KIP-K, namun ITB akan melakukan verifikasi data sesuai aturan yang berlaku.

Kalau saya lihat skema baru ini tidak serta merta menghilangkan jatah kursi calon mahasiswa yang masuk berbekal kompetensi (SNBP dan SNBT). Hanya saja karena adanya komponen biaya lain di luar UKT maka average dan median biaya kuliah secara keseluruhan akan terkerek naik. Karena biaya kuliah ini adalah isu skala nasional maka naiknya average dan median ini efeknya besar. Tidak heran jika muncul protes dimana-mana. Apalagi secara terang-terangan pemerintah malah mengeluarkan banyak sekali uang untuk membangun ibukota baru. Padahal para mahasiswa ini adalah investasi, nantinya setelah lulus mereka akan mengembalikan pada negara dalam bentuk pajak. 

Lebih jauh saya melihat isu lain yang muncul dengan adanya skema baru ini. Dulu di jaman saya penerimaan mahasiswa hanya ada 2 jalur: SNMPTN dan SBMPTN. Sebenarnya dua jalur ini bisa dianggap satu, karena setelah masuk sama sekali tidak ada yang berbeda, perbedaan hanya teknis seleksinya saja. Kalau mau masuk ITB pipeline-nya hanya itu, tidak ada opsi lain.

Sementara sekarang ada opsi SM dan terutama kelas internasional yang masuknya lebih mudah tapi bayarnya lebih mahal. Dari POV orang tua calon mahasiswa, pasti ada keinginan untuk menyekolahkan anaknya secara proper, atau ingin memfasilitasi anaknya sebaik mungkin untuk masuk ke kampus idamannya. Ini tidak jadi masalah jika memang punya komitmen dan mampu untuk memenuhi segala kewajiban utamanya pembayaran. Sayangnya ada yang memanfaatkan ini dengan yang penting masuk dulu, bayarnya dipikir kemudian. Efeknya semua pihak jadi mendapat kesulitan dan serba salah. Bayar lebih untuk dapat jalur yang lebih mudah kadang works, masalahnya dalam konteks kuliah ini bukan sekali bayar, tapi setidaknya 8 kali dalam jangka waktu 4 tahun ke depan. 

Jadi kesimpulannya keresahan soal biaya kuliah yang muncul di media sosial adalah valid. Walaupun ada beberapa cuitan yang mengunggah bukti transfer ratusan juta tanpa penjelasan apa yang dibayar. Uang pangkal? UKT kelas internasional? IPI yang dibayar sekaligus di depan? atau apa. Alangkah baiknya kalau mau mengkritisi secara obyektif mesti menjelaskan detailnya, misal dengan mengunggah informasi UKT beserta prodi/fakultas dan golongan yang didapat. Dari situ advokasi bisa dilakukan dengan benar dan efektif.

Utamanya yang perlu kita advokasi dan perbesar suaranya adalah golongan menengah mayoritas yang tidak punya kuasa untuk menentukan masuk UKT golongan berapa. Jangan sampai pendidikan tinggi jadi pay to win. Apalagi yang harus disiapkan bukan hanya biaya kuliah, ada biaya hidup dan tempat tinggal juga terutama bagi mahasiswa perantau. Sungguh kalau ada saya ingin lihat data persebaran kota/kabupaten asal mahasiswa ITB dari tahun ke tahun, I want to see something.


Thanks,

Chandra




Paspor Jalur Cepat

Kemarin saya menjumpai satu kebijakan pemerintah yang menurut saya bukan saja baik tapi juga pintar. Tahun 2016 lalu saya menulis soal bagaimana saya melakukan perpanjangan/penggantian paspor via calo karena harus segera jadi. Tulisan itu lumayan banyak dibaca sampai ada beberapa orang yang menghubungi saya untuk minta kontak orang yang bisa 'membantu' membuat paspor dalam waktu cepat tersebut. Kemarin saya buat paspor lagi dan sudah tidak ada calo jalur cepat ini. Bukan karena kantor imigrasi ditongkrongi petugas KPK/inspektorat, tapi karena kantor imigrasi sudah meng-outmarket calo-calo ini.

Saya membayangkan solusi ala pemerintah untuk melawan calo adalah memasang slogan-slogan anti pungli atau paling banter melakukan sidak. Dua itu mungkin tetap ada, tapi kali ini imigrasi berpikir lebih taktis daripada sekedar itu. Untuk melawan jalur belakang, imigrasi sekalian saja memberikan opsi paspor percepatan secara resmi dengan biaya tambahan. Masyarakat yang ingin membuat paspor satu hari jadi (bisa ditunggu) bisa menambah bayar 1 juta rupiah di luar biaya paspor yang 350 ribu. Jadi dengan 1.350 orang bisa dapat paspor langsung jadi lewat jalur yang benar. Uang pembayaran dibayarkan ke rekening negara, clean and clear.

Ini tentu membuat calo tidak laku. Calo tidak punya competitive edge lagi. Apalagi tarif resmi imigrasi ini lebih murah daripada yang ditawarkan calo (1.6 juta pada tahun 2016 dulu). Jalur resmi juga lebih cepat karena paspor baru bisa jadi dalam 4-5 jam saja. Itulah kenapa saya bilang kebijakan ini baik dan pintar. Imigrasi melihat dari sudut pandang masyarakat yang kadang terdesak perlu paspor segera. Kalau memang secara teknis bisa, why not. Tanpa perlu menggunakan 'kekerasan' pada para calo, kebijakan ini secara cool menggulung bisnis mereka. 

Sebagai tambahan, paspor kini punya usia lebih panjang yaitu 10 tahun, booking jadwal pembuatan paspor dilakukan via aplikasi M-Paspor yang bekerja dengan baik, pembayaran online bisa dari berbagai channel, dan pembuatan bisa dilakukan di kantor imigrasi, MPP, atau ULP manapun tidak harus sesuai KTP. Credit where it's due, mengapresiasi apa-apa yang perlu dilanjutkan oleh pemerintah. Apalagi imigrasi ini adalah lembaga di bawah kementerian yang menterinya orang partai. Above expectation, good experience.

Terimakasih,
Chandra

Rem Getar dan Bunyi? Ini Solusinya!

Sistem pengereman adalah bagian yang krusial dalam sebuah kendaraan. Rem yang sehat menghadirkan rasa nyaman dan aman bagi pengendara. Ciri-ciri rem dalam keadaan baik diantaranya respon yang konsisten, tidak ada bunyi ketika digunakan, tidak menghasilkan panas berlebihan, dan tidak bergetar ketika melakukan pengereman dalam kecepatan tinggi.

Seiring berjalannya waktu, kinerja rem bisa turun dan mulai muncul keluhan. Gejala awal yang muncul biasanya timbul noise ketika direm. Ini memang tidak serta merta membuat rem kehilangan fungsi, tapi adanya bunyi-bunyian ini akan sangat annoying bagi driver jika terus terjadi. Konsentrasi jadi sedikit terganggu dan kepercayaan diri dalam menggunakan rem turun. Kecenderungan lain yang muncul adalah tanpa sadar mengoperasikan rem secara tidak normal untuk menghindari bunyi, misal setiap injak rem langsung mentok dalam. Bunyi ini bisa macam macam: srek-srek, ctak-ctak, tek-tek, dll. Semua dengan sumber bunyi yang berbeda-beda.

Salah satu akar masalah yang sering muncul terkait rem adalah cakram atau brake disk yang tidak rata. Penyebabnya bisa karena kampas rem yang telat diganti atau overheat kemudian disiram air. Hindari menyiram piringan rem atau cakram dalam kondisi panas, karena ini akan membuat pendinginan yang mendadak di satu titik dan membuat cakram bergelombang. Lebih baik berhenti dan biarkan dingin secara alami. Berlaku untuk semua jenis kendaraan yang menggunakan rem cakram.

Cakram yang terlanjur bergelombang menyebabkan rem bergetar saat melakukan deselerasi pada kecepatan tinggi, kisaran 80 km/jam ke atas. Selain itu akan muncul bunyi srek srek saat rem ditekan setengah. Bunyi itu muncul karena kontak yang tidak konsisten antara kampas rem dengan piringan. Selanjutnya karena kontaknya tidak stabil, dudukan kampas rem bisa kalah sehingga brake pad yang seharusnya kencang jadi longgar. Brake pad yang longgar bisa menimbulkan suata ctak ctak seperti besi yang berbenturan.

Nah solusi untuk cakram yang bergelombang ini ada dua setidaknya. Pertama adalah ganti cakram baru, tapi ini agak mahal. Solusi yang lebih ekonomis adalah bubut cakram. Banyak bengkel yang menawarkan jasa ini, bahkan sekarang piringan tidak perlu diturunkan dari mobil, cukup kalipernya saja yang dilepas. Bubut cakram bisa membuat permukaan yang tadinya bergelombang menjadi mulus lagi seperti baru. 

Ini adalah perbandingan sebelum dan sesudah cakram dibubut. Terlihat sekali bedanya, apalagi kalau diraba permukaannya. Setelah dibubut cakram sedikit lebih licin, jadi perlu adaptasi beberapa saat.

Proses pengerjaan bubut cakram kira-kira 15-20 menit untuk satu buah. Sehingga untuk sepasang, plus bongkar pasang roda dan kaliper, memakan waktu hampir satu jam. Untuk biayanya ada dua kategori, 550 ribu untuk mobil reguler dan 650 ribu untuk luxury. Harga itu untuk sepasang kanan dan kiri.

Jadi kesimpulannya kalau rem bergetar ketika diinjak dan muncul bunyi-bunyian, bisa jadi penyebabnya adalah piringan rem atau cakram yang tidak rata. Salah satu solusinya adalah bubut cakram, namun jika sudah berkali-kali dibubut dan cakram sudah semakin tipis, lebih disarankan untuk ganti cakram baru saja.


Salam,
Chandra

Waspada Penipuan Segitiga


Beberapa kali di timeline saya muncul berita atau obrolan tentang modus penipuan jual beli mobil yang satu ini. Modus ini jadi perhatian karena untuk bisa pull off penipuan model ini pelakunya harus cukup lihai. Penipu jalanan kelas teri saya rasa belum tentu bisa. Untuk bisa menjalankannya perlu kemampuan komunikasi dan timing yang pas. Semoga kita tidak jadi korban, dan dengan memahami cara kerja mereka semoga bisa sedikit membantu. Berikut saya tuliskan step by step modus penipuan jual beli mobil yang sedang marak ini.

Step 1: Pelaku, sebut saja Barong, mencari iklan mobil bekas di internet. Selanjutnya dia akan mencuri iklan itu dengan cara menyalin detail produknya, mengambil fotonya, lalu diupload ulang olehnya. Untuk menarik calon korban, dia akan pasang harga yang jauh lebih murah. Ambil contoh misalnya mobil Avanza yang oleh pemilik asli bernama Bara diiklankan 180 juta, dia repost dengan harga 120 juta. Mungkin juga Barong sudah minta foto STNK dan BPKB untuk membuat tawarannya tampak lebih legit.

Step 2: Calon korban, sebut saja Badu, melihat iklan itu dan tertarik karena harganya murah. Badu menghubungi Barong untuk janjian survey, jadilah mereka janjian hari Minggu jam 10 pagi. Untuk tempatnya, Barong memberikan alamat Bara karena memang mobilnya ada di Bara, bukan di Barong. Barong juga bilang semacam "nanti lihat mobilnya dibantu adik saya ya, tapi jangan ngomongin harga sama dia soalnya dia nggak tahu, kalau sudah cocok dananya ditransfer saja ke rek 01234xxxx a.n. Barong, kalau sudah nanti silakan mobilnya dibawa".

Step 3: Barong akan ngomong ke Bara bahwa ada orang saya mau survey mobilnya pada hari Minggu jam 10 pagi. Kepada Bara, Barong bilang semacam "nanti orang saya akan survey ya, tapi dia ngecek kondisi mobilnya aja, masalah harga dan dana nanti transfernya dari saya".

Step 4 (*hari Minggu jam 10 pagi*): Badu datang ke rumah Bara untuk cek mobil. Bara mengira yang datang adalah orang suruhan yang hanya akan cek kondisi, Badu mengira yang menemuinya adalah adik penjual. Kedua sisi berpikir bahwa yang penting cek kondisi, masalah harga nggak perlu dibahas, sesuai skenario Barong.

Step 5 (*hari Minggu jam 10.45 pagi*): Badu selesai memeriksa mobilnya, semua sesuai, dan dia makin bersemangat karena setahu dia harganya jauh di bawah pasaran, logika makin lepas. Badu transfer ke rekening yang diberikan Barong, mengira itu rekening yang benar milik penjual. 

Step 6 (*hari Minggu jam 10.50 pagi): Kepada Bara, Badu menunjukkan bukti transfer dan minta untuk diberikan surat-surat dan kunci mobil terkait. Tapi tentu di rekening Bara tidak ada uang masuk, karena transfernya ke rekening Barong. Barong pergi dengan transferan yang dia dapat dan segera mem-block kontak Badu dan Bara. Badu kehilangan uang dan Bara tidak mau menyerahkan mobilnya. 

Upaya penipuan ini sebenarnya akan gagal kalau dari awal Bara dan Badu saling mengkonfirmasi identitas sehingga impostornya ketahuan, atau Bara casually menyebut harga asli penawarannya yang berbeda dengan yang dilihat Badu. Saat akan transfer, andai Badu mengonfirmasi rekeningnya lebih dulu ke Bara, penipuan ini juga akan gagal. Sebenarnya contoh-contoh yang lewat di timeline saya kebanyakan juga survivor yang berhasil selamat dari upaya tipu-tipu ini, dalam banyak kasus antara penjual atau pembeli ada yang sadar duluan bahwa ada yang salah.

Success ratenya mungkin tidak banyak, tapi karena angka uangnya besar jadi modus ini tidak boleh diremehkan. Semoga kita terhindar dari orang-orang jahat seperti ini. Ada beberapa hal yang jika dilakukan akan memperbesar peluang kita selamat dari modus serupa:

- Saat mendapat kontak orang yang akan bertransaksi, lakukan background check dulu secara menyeluruh. Lanjutkan transaksi jika dan hanya jika nomor kontaknya valid dan sudah dipakai lama (see app GetContact), lalu nama orangnya jelas dan bisa dicari sosmednya, ketahuan kuliah/kerja dimana (researchgate, linkedin, blogs, etc), syukur-syukur kalau ada fotonya di google. Profiling lah pada intinya, makin lengkap makin baik karena jadi tahu siapa yang akan ditemui. Untuk transaksi besar ya terutama, kalau COD jual lepas barang-barang kecil ya disesuaikan aja.

- Saat akan transfer, pastikan barangnya ada dan lengkap beserta surat-surat, orangnya ada di tempat, dan nama yang tertera di rekening sama dengan orang yang ada di sana. 

- Sebagai pembeli, jangan tergiur harga super murah

- Sebagai penjual, kalau ada orang mau beli barang besar tapi nggak nego itu malah aneh, pastikan konfirmasi atau malah batalkan sekalian. 

Sekian, semoga bermanfaat, dan semoga kita terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.



Terimakasih

Cap Besar-Besar ala Samsat


Saya itu heran waktu menerima hasil cek fisik ini. Sudah 2023 kok masih kaya begini bentuknya ya. Di form ini banyak isian tapi malah nggak perlu diisi, ada ceklist di bawah tapi dicoret begitu saja, malah yang ada kertas formnya dihujani cap gede-gede dengan posisi nggak beraturan. Tentu di belakang kertas ini ada lembar fotokopian KTP, STNK, dan BPKB.

Tapi jangan salah, pelayanan Samsat Ciledug ini sebenarnya tidaklah buruk. Prosesnya cepat, petugas komunikatif dalam memberikan pengarahan, teknisi cek fisik juga ramah dan cepat kerjanya. Antrian tidak panjang sehingga proses dari awal sampai selesai memakan waktu kurang dari 20 menit. Padahal prediksi saya bakal lebih dari satu jam, bahkan mungkin sampai makan siang. Dari beberapa kali saya cek fisik kendaraan, ini yang paling sat set.


Tapi masalah dari urusan per-samsat-an dan sejenisnya ini adalah flow yang nggak jelas. Kita datang ke samsat itu dalam posisi benar-benar blank harus menuju kemana. Walaupun sudah pernah ke kantor samsat tersebut, beda urusan bisa beda jalurnya. Penunjuk arah lokasi cek fisik dan loket memang ada, tapi kita nggak tahu harus kemana dulu dan setelah itu kemana. Solusinya hanya dengan tanya ke petugas. Di Samsat Ciledug ini petugasnya banyak dan ramah-ramah, ini bagus, tapi di sisi lain menunjukkan bahwa flow-nya belum bisa jalan mulus dengan sendirinya, masih banyak campur tangan manusia yang membuat prosesnya terasa tidak terstandar.

Mestinya hal ini bisa diperbaiki. Kita masyarakat bayar pajak juga nggak murah. Gerai fast food sekarang sudah banyak yang menyediakan opsi pesan dan bayar via digital kiosk bahkan aplikasi mobile, proses dan interaksi semakin sederhana. Sistem infomasi rumah sakit sekarang juga sudah semakin berkembang, flownya makin jelas dan sinkronisasi data berjalan baik sehingga tidak perlu berulang-ulang mendaftar atau menunjukkan identitas. 

Yok bisa yok, ini samsat yang dekat dengan ibukota lho. Yang saya paling geli masalah cap ini. Harus dibuat sebesar dan semencolok itu seolah kalau kecil nggak akan dibaca orang. Struk belanja, resi pengiriman, dan lain lain yang rapi dan efisien karena computer-generated sudah diterima luas kok sekarang. Orang juga sudah terbiasa menggunakan handphone dan internet.


But still, layanan cepat Samsat Ciledug patut diapresiasi untuk saat ini. Orang jadi tidak perlu terlalu lama meninggalkan aktivitasnya. For your info biaya cek fisik 30 ribu, tapi saya tidak dapat struk untuk ini. Semoga kelak di urusan berikutnya dengan samsat sistemnya sudah lebih baik. Terimakasih


Chandra

Tips Untuk Maba

Kalau ditanya tips untuk masa kuliah dan memulai karir oleh maba, saya sulit juga jawabnya karena merasa tidak maksimal dan sukses-sukses amat juga waktu menjalaninya. Paling salah satu jawaban yang bisa saya kasih adalah perhatikan kakak tingkat yang beda 2-3 tahun di atasmu. Saya berpikir begitu sumbernya dari pengalaman dan pengamatan yang saya lakukan di lingkungan saya.

Saya perhatikan setiap angkatan itu biasanya secara overall satu langkah lebih maju dari angkatan sebelumnya. Bisa dalam hal apapun, mungkin ada sektor yang unda-undi, tapi kalau dilihat secara menyeluruh kecenderungannya begitu. Itu karena adik tingkat bisa melihat peluang yang diambil katingnya lalu jadi lebih siap untuk memanfaatkan peluang yang sama. Mereka juga bisa melihat kesalahan yang pernah dilakukan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

Kenapa 2-3 tahun? Karena selain fakta bahwa sempat bertemu langsung (asumsi kuliah 4 tahun), jika selisihnya hanya segitu relatif lanskapnya belum banyak yang berubah. Sistem penerimaan mahasiswa masih mirip sehingga orang yang masuk kira-kira tipenya sama. Kurikulum, budaya perkuliahan, dan organisasi intra kampus belum banyak berubah. Program luar kampus seperti konferensi, lomba, pemagangan, dan lain sebagainya tidak banyak bertambah dan berkurang. Setelah lulus pun peta lapangan kerja dan peluang beasiswa masih relatif serupa.

Kakak tingkat ikut lomba dan hanya juara 3 misalnya. Adik tingkat yang ingin ikut lomba yang sama bisa persiapan lebih awal dan menerima sharing dari yang sebelumnya ikut, peluang menangnya jadi lebih besar. Di waktu yang lain ketika melihat katingnya lulus dan bekerja, adik tingkat punya gambaran sejak awal tentang peluang kerja dan beasiswa yang bisa diambil setelah lulus, karena itu ia bisa eksplor dan belajar apa yang diperlukan sejak awal perkuliahan. Kumpulan informasi yang didapat dari kakak tingkat bisa jadi head start dan akan sangat menguntungkan bagi adik tingkat. Ini jenis privilege yang bisa diusahakan.

Dengan melihat kakak tingkat, adik tingkat tahu belokan mana yang harus diambil agar peluang mencapai prestasi yang lebih baik lebih besar, dalam hal apapun. Itu juga sebabnya tidak terlalu ideal untuk melihat yang hanya 1 tahun di depan karena walaupun kita dapat informasinya, kadang sudah telat untuk belok. Begitu juga yang 4 tahun ke atas, terlalu jauh jadi tidak kelihatan beloknya kemana.

Faktor X bisa terjadi sih, misal covid kemarin yang membuat cara kuliah angkatan pandemi sangat berbeda. Tapi selain itu biasanya perubahan yang terjadi sifatnya gradual. Di ITB ada update kurikulum 5 tahunan, tapi core-nya masih sama menurut saya. Munculnya kelas internasional dan jalur masuk mandiri sedikit mengubah demografi, tapi mayoritasnya tetap via tes masuk umum nasional.

Untuk prakteknya, memperhatikan lewat pergaulan sudah cukup membantu. Tapi kalau mau lebih baik ada 2 yang dapat dicoba. Pertama kerja bareng kakak tingkat, bisa di organisasi atau laboratorium penelitian. Kedua dengan forum mentoring.


Chandra