Perpanjang SIM Luar Daerah, Bisa, Tapi ?



Kali ini saya mau berbagi pengalaman soal mengurus perpanjangan SIM di luar daerah. Kalau domisili sama dengan KTP dan SIM sebelumnya sih simpel, tinggal datang ke Polres, SIM Outlet, atau SIM keliling pasti dilayani. Tapi bagaimana kalau tinggal di luar daerah ? Seperti saya yang KTP Bantul, D.I. Yogyakarta tapi tinggal di Bandung. Lebih lagi sekarang perpanjang SIM nggak boleh telat barang sehari. Telat sehari saja artinya harus pengajuan SIM baru.

Saya jelaskan dulu ya bahwa kondisinya saya pemegang KTP luar kota (Bantul) dan ingin memperpanjang SIM A di Bandung. Jadi mungkin bisa ada perbedaan minor dengan di daerah lain, misal biaya cek kesehatan atau mekanisme antrian. Kalau syarat umum sih sama harusnya se-Indonesia.

Oke, kita mulai dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperpanjang SIM A dan C (SIM Keliling hanya melayani perpanjangan SIM A dan C) :
1. Fotokopi KTP (KTP asli dibawa saja)
2. SIM asli yang akan diperpanjang, A dan/atau C
3. Surat keterangan dokter (di Polres, SIM Outlet, atau SIM keliling ada tempat pemeriksaannya).
4. Uang

Berapa biaya/uang yang harus disiapkan ? Kalau saya di Bandung, perpanjangan SIM A : 130.000, perpanjangan SIM C : 125.000, cek kesehatan : 40.000. Karena saya memperpanjang SIM A saja maka biayanya 170.000.

Masuk ke cerita proses perpanjangan SIM-nya ya. Hari Sabtu pagi saya pergi ke SIM Corner BTC Pasteur. Letaknya di dekat parkiran motor dan mobil. Saya langsung menuju ke bagian pemeriksaan kesehatan. Disitu saya baru tahu kalau SIM Corner hanya menerima perpanjangan untuk yang ber-KTP Kota Bandung, sementara yang dari luar tidak bisa diproses. Saya (lebih tepatnya kami, karena saya mengurus berdua dengan teman) diminta untuk ke SIM keliling di CFD Dago Minggu paginya. Okelah, tapi karena terlanjur kesana saya tetap cek kesehatan, biar nanti gak perlu cek lagi.

Karena belum puas, kami coba ke Polrestabes Bandung di Jalan Merdeka, tapi ternyata di sana juga tidak melayani KTP luar daerah. Kami diminta ke SIM keliling CFD Dago (sama seperti yang tadi) atau kalau mau hari itu juga bisa coba ke SIM keliling yang hari itu ada di daerah Burangrang. Karena tidak terlalu jauh dari Polrestabes kami memutuskan kesana, sayangnya waktu kami sampai formulir sudah habis. Akhirnya kami memutuskan pulang.

Minggu paginya kami ke CFD Dago, mendatangi SIM keliling. Mobil SIM keliling mangkal di sekitar moneychanger Dolarindo, Kartika Sari ke bawah dikit. Kami datang jam 6 pagi agak tidak kehabisan formulir. Tapi waktu itu bahkan pendaftaran belum buka. Kami siapkan syarat-syaratnya dulu. 

Karena hari sebelumnya sudah cek kesehatan, kami tidak perlu antri pemeriksaan lagi. Ternyata ini sangat menguntungkan karena begitu loket dibuka kami bisa langsung memasukkan berkas, sementara kebanyakan masih antri cek kesehatan. Saya mungkin urutan 6 atau 7. Sebagai catatan, tadi jam 7.30 formulir sudah habis, jadi memang harus datang pagi-pagi.

Setelah memasukkan berkas-berkas saya menunggu dipanggil. Ini agak lama karena datanya harus diinput dulu, mungkin menunggu sekitar 30 menit. Setelah dipanggil saya merapat ke loket dan membayar biaya perpanjangan SIM A, 130.000. Setelah itu menunggu sebentar, mungkin sekitar 10 menit untuk kemudian foto. Selesai foto, kami menunggu lagi cukup lama, 45 menit mungkin, untuk mengambil SIM yang sudah jadi. 

Secara keseluruhan saya datang jam 6 pagi dan pulang jam 8.30. Yaa 2.5 jam untuk keperluan 5 tahunan oke lah. Apalagi di CFD juga banyak tontonan. Kondisi di SIM keliling juga kondusif, tidak ada antrian yang chaos atau saling serobot. Kurangnya hanya kursi yang disediakan untuk antrian kurang, sehingga harus mencari tempat sendiri.

Begitulah cerita pengalaman saya memperpanjang SIM A di luar kota asal. Agak sedikit rumit karena harus bolak-balik, Semoga informasi ini bermanfaat, silakan dishare kalau ada yang membutuhkan, dan kalau ada pertanyaan silakan taruh di comment. Terima kasih :)

Salam,

Blackberry Aurora, BB Android Pertama di Indonesia




Seterpuruk-terpuruknya BB beberapa tahun terakhir, Blackberry tetap saja menjadi salah satu brand yang reputable. Setelah beberapa tahun tenggelam, tahun 2017 Blackberry mencoba comeback. Strategi yang diambil tentu dengan mengadopsi sistem operasi Android, langkah yang telat diambil karena dulu terkesan terlalu gengsi untuk berpindah dari OS BB ke Android.

Salah satu varian middle class Blackberry Android sekaligus yang pertama masuk Indonesia adalah Blackberry Aurora. Ponsel yang dirilis pada Maret 2017 ini dibekali RAM 4 GB dan memori internal 32 GB plus microSD slot sampai 256 GB serta OS Android 7.0 Nougat dari sananya. Sayangnya prosesor yang dibawa masih Snapdragon 425 yang notabene sebuah prosesor entry level.

karena masih langka, belum banyak tempered glass yang proper, tapi saya pasang aja biar gak kotor layarnya
warna depan hitam semua, tapi warna belakang ada pilihan : hitam, putih, gold

Pada awal kemunculannya, BB Aurora menerima banyak kritik karena dianggap terlalu mahal. Setahun yang lalu ponsel ini dibanderol sekitar 3,4 atau 3,5 juta. Banyak yang bilang BB terlalu ambisius, ingin kembali merebut pasar Indonesia dengan menciptakan citra 'mahal', strategi yang salah katanya.

Mungkin petinggi Blackberry mendengar keluhan itu dan mengevaluasi lagi harga BB Aurora. Harga ponsel ini turun drastis menjadi 2,6-2,7jt bahkan kini di kisaran 2,3-2,4. Saya sendiri ambil HP ini di harga 2,499k, sepaket dengan smart flipcase original Blackberry. Flipcase-nya bagus, bahannya soft touch halus, pembuatannya rapi, dan karena ini bawaan jadi cocok dengan settingan screensaver. Setiap ditutup, ponsel langsung masuk screensaver dengan tampilan jam dan badge notifikasi. Grip-nya sangat enak baik dengan atau tanpa case. Walaupun bahan casingnya masih plastik, tapi sama sekali nggak tampak murahan.

Harga awal dilepas 3.5, sekarang tinggal 2.4 brooo, gimana gak worth it gitu!!

Walaupun kelasnya middle-end, tapi tampilan ponsel ini sangat appealing. Thanks to layarnya yang 5,5inch punya warna hitam pekat sewarna bezel ketika dalam posisi terkunci, kesannya jadi seperti full view display. Layarnya juga sudah curved 2.5D dan dilapisi Gorilla Glass, tampak lebih mewah. Sayangnya karena masih anti mainstream, susah untuk cari aksesoris macam case atau tempered glass. Kalaupun ada masih belum proper karena meninggalkan bubble di sepanjang tepi layar. Tapi ya biar nggak kotor dan lebih terlindungi ya sementara dipakai dulu.

Hal yang keren dari ponsel ini adalah tetap dipertahankannya beberapa ciri khas Blackberry mulai dari LED Notification, Hub, swipe shortcut, dan DTEK. Kalau masih ingat, Hub adalah aplikasi yang menyatukan berbagai jenis pesan mulai SMS, email, telepon masuk, dll. Swipe shortcut juga sangat identik dengan BB, yaitu fitur untuk membuka aplikasi tertentu dengan cepat cukup dengan men-swipe home-button di layar. Oh ya, home dan back button ditaruh di layar ya karena tidak ada apa-apa di bawah layar kecuali logo dan tulisan Blackberry. Terakhir, DTEK berkaitan dengan keamanan. Nostalgic ni hape..

Fitur-fitur lain di ponsel ini diantaranya kamera 13MP/8MP, USB OTG, Bluetooth 4.0, layar IPS LCD, Dual Sim (BB dual sim pertama nih), baterai Li-ion 3000 mAh, dan fitur-fitur standar smartphone lain.

Sayangnya kamera BB Aurora bisa dibilang sangat pas-pasan, apalagi kamera depannya. Banyak HP lebih murah yang kameranya lebih bagus. Speaker ponsel ini juga cukup saja, nggak jelek tapi juga nggak bagus-bagus amat. Yaa memang jati diri Blackberry bukan hp untuk selfie atau youtube-an, ini ponsel bisnis. Terasa banget fitur-fiturnya banyak yang mengarah ke penggunaan bisnis.

hasil kamera outdoor
hasil kamera indoor


Kalau lihat review Aurora yang dibuat setahun yang lalu ketika ponsel ini keluar pasti kebanyakan mengeluhkan harganya yang kemahalan. Tapi setelah turun di kisaran 2,5 jt ke bawah rasanya ponsel ini jadi sangat menggiurkan.

Buat kamu kamu yang lagi cari hp baru dengan budget di bawah 3 jt, ini adalah salah satu pilihan yang tepat. Dibandingkan kompetitor di kisaran harga itu fiturnya cukup lengkap dan yang pasti anti mainstream.

Serius lebih cantik kalau dilihat langsung daripada di foto

Sekian dan terima kasih sudah membaca. Btw, ada yang masih pakai BBM gak ya ?

Chandra


sumber gambar :
pinterest.com (foto 1)
beritateknologi.com (foto 4)
sisanya dokumentasi pribadi...

Accelerate



Obyek yang diam akan tetap diam dan obyek yang bergerak akan bergerak dengan kecepatan konstan sampai ada gaya yang mengenainya
Flowing nicely dari hari ke hari bagus untuk jangka pendek tapi tidak untuk jangka panjang. Kita perlu tetap sehat, ceria, dan kalau bisa awet muda dengan hari-hari yang minim tekanan serta malam yang damai. Tapi kalau begitu terus, kapan akselerasinya ? Karena percepatan bisa lebih penting dari kecepatan.

Saya menemukan manfaat baru dari punya blog pribadi dan rutin mengisinya seperti ini. Membuka-buka tulisan lama memang kadang bikin malu sendiri. "Wew dulu kok bisa nulis begini yak, so alay". Tapi di sisi lain blog ini mencatat fluktuasi kecepatan dan percepatanku. Kalau kamu punya banyak waktu luang (dan kepo), jelajahilah blog ini dan kamu akan menemukan naik turunnya excitement saya layaknya lingkaran tahun pada batang pohon.

Blog ini di-istiqomah-i sejak 2 tahun yang lalu. Belum lama-lama amat memang, tapi itulah masa dimana saya menemukan inspirasi untuk menseriusi ini. Itu peak yang pertama tercatat. Seperti hal-hal lainnya, seiring berjalannya waktu interest berkurang dan melandai sampai muncul inspirasi berikutnya.

Naik, turun, naik, turun lagi. Flashback membuatku sadar bahwa ada beberapa momen yang sangat pantas disyukuri karena itulah momen-momen booster yang membuatku belajar. Jadi ingin berterima kasih pada orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Tapi kini kok kayaknya udah lama kering inspirasi. Mungkin aku kurang bergaul atau terjebak rutinitas. Let's accelerate

The more forces, the more accelerations


gambar : SBS

Mumpung Belum Ada Tanggungan



Masuk ke dunia kerja menjadikan saya banyak bergaul dengan orang yang lebih tua dewasa. Sebagian besarnya sudah menikah dan berkeluarga. Saya memerhatikan mereka dan menarik hipotesis bahwa : memang ada hal yang hanya bisa dilakukan sesudah menikah, tapi ada juga hal yang hanya bisa dilakukan sebelum menikah.

Di sekitar saya banyak orang yang sebenarnya rajin, penuh ide, dan aktif tapi memutuskan untuk melepas beberapa kesempatan baik karena punya lebih banyak hal untuk dipertimbangkan daripada kita-kita yang masih single. Mereka (terutama laki-kali, kepala keluarga) punya tanggungan yang harus dipastikan kebutuhan dan keamanannya. Biaya hidup, pendidikan, operasional, dll bukan hal sederhana untuk dipikirkan. Akibatnya dalam beberapa kesempatan 'kalah lincah' dengan orang yang masih bujangan.
begini nasib jadi bujangan, kemana mana asalkan suka tiada orang yang melarang - Koes Plus
Anak muda yang masih lajang punya kesempatan lebih besar untuk mencoba banyak hal. Alasannya simpel, segala resiko yang mungkin timbul dari keputusannya ditanggung sendiri. Kalau lapar ya lapar sendiri, kalau gagal juga ditanggung sendiri. Tidak ada orang lain yang dirugikan andaikata ceroboh atau salah.

Kok tulisannya jadi kayak menyarankan untuk menunda pernikahan ya wkwk bukan gitu kok maksudnya, kalau sudah mampu ya segerakan, daripada nambah dosa. Ini cuma mau mencurahkan pandangan bahwa kemungkinan akan ada batas-batas baru yang muncul setelah menikah. Bukan soal baik buruk ya, tapi soal kapan beranjak dari satu fase ke fase selanjutnya. Perubahan itu niscaya, tapi berubah menjadi apa, mengapa, dan kapan itu kita yang putuskan.

Kalau kata ibu saya, puas-puaskan dulu mainnya sebelum menikah. Dulu saya pikir maksudnya main ya literally main, having fun. Tapi ternyata bisa jauh lebih luas dari itu. Saya mulai mengalami sendiri dan memahami sedikit-sedikit. Bulan kemarin saya invest cukup besar untuk Bandoeng Archery. Bukan jumlahnya yang wow, tapi proporsinya dengan aset saya, angka yang belum tentu berani saya eksekusi andaikan saya sudah punya tanggungan.

Saya salut pada beberapa kawan yang sudah menikah dan berbagi cerita secara adil. Adil disini maksudnya menceritakan bukan hanya enak-enaknya saja tapi juga konflik dan masalah yang muncul dalam keluarga kecilnya. Dalam batas-batas yang wajar untuk diketahui orang lain tentu saja. Good job!

Judul tulisan ini "Mumpung Belum Ada Tanggungan". Kata mumpung punya arti tersendiri. Seperti ajakan ayo menebar manfaat mumpung masih siang, bukan berarti tidak ada kebaikan yang bisa dilakukan di waktu malam. Mumpung belum ada tanggungan maksudnya selagi beban belum terlalu berat ayok manfaatkan kesempatan ini untuk mengambil lebih banyak kesempatan. Nantinya ketika sudah berkeluarga ada lagi tugas-tugas kebaikan baru yang perlu dijalani. Jadi semacam right things in the right time.

Sebagai penutup, sebuah humor kata mutiara :
If you want to change the world, do it while you're single. Once you get married, you can't even change your TV channel.
:D


Chandra




Review Film : Maze Runner 3, The Death Cure




[SPOILER ALERT]

Sebenernya agak telat untuk menulis review soal film ini karena filmnya sudah tayang sejak 24 Januari kemarin. Tapi memang baru tadi malem meluangkan waktu untuk berangkat nonton. Minggu lalu sempet udah masuk bioskop tapi kehabisan tiket. Bioskop rame banget gara-gara Dilan dan Dylan (O'Brien).

Sebelumnya ada beberapa lumayan banyak teman yang bilang ini film bagus banget. Tapi yang jadi pertanyaan kenapa ratingnya di Rottentomatoes dan IMDb kok gak tinggi-tinggi amat ya, menengah lah. RT dan IMDb reviewernya mantep mantep laah.

Sejujurnya saya dulu nggak ngikutin sekuel 1 dan 2 Maze Runner. Baru nonton minggu lalu setelah yang ke-3 muncul dan jadi omongan. Entahlah, tapi mungkin ada bedanya antara yang sudah nonton sekuel sebelumnya pada waktunya dengan yang baru nonton dirapel minggu lalu. Mungkin impresinya beda. Tapi dari 3 film ini menurutku yang paling bagus masih yang pertama, lalu ketiga yang sekarang keluar, baru yang kedua.

Maze Runner 3 : The Death Cure bukan film yang jelek, tapi juga nggak flawless. Jujur saya merasa agak bosan menonton film ini karena dramanya diulang-ulang. Premis selalu dimulai dengan tindakan heroik (kalau tidak mau disebut nekat) dari si protagonis. Setelah tampil gagah akhirnya dia mulai mendapat masalah. Ketika benar-benar sudah terdesak ujug-ujug muncul sosok yang menyelamatkan mereka. Mission completed.

Ketika Thomas, Newt, dan Fry diam-diam naik mobil mau menjemput Minho mereka masuk ke terowongan penuh Crank. Awalnya mereka mencoba melawan sebelum akhirnya terdesak ketika mobil terguling dan peluru habis. Tiba-tiba muncul Jorge dan Brenda menyusul mereka, selamat. Ada juga kejadian ketika mencegat kereta, ketika terdesak terus-terusan diberondong peluru tiba-tiba datang pertolongan udara, tepat waktu. Lalu di akhir film ketika berhasil mengevakuasi anak-anak namun tidak dapat pergi tiba-tiba Vince datang menjemput. Pun ketika kedatangan Thomas cs ketahuan lewat kamerea dan sensor WCKD, datang Gally dan gank-nya mengamankan mereka. Gitu aja terus sampai . . .

Tapi lumayan, minimal nggak semua misi berjalan baik. Ada tokoh yang di-mati-kan. Nggak usah disebut lah ya, nanti spoilernya berlebihan.

Kekurangan kedua, saya menonton film ini karena mengharapkan plot twist yang bombastis, tapi sayangnya kurang. Di film pertama ditunjukkan bahwa anak-anak muda dalam Glade punya kesamaan yaitu lupa segalanya kecuali nama. Premis soal ingatan ini adalah celah seharusnya bisa digodok lebih matang lagi sehingga ketika keluar bioskop penonton punya bahan untuk diterka dan didiskusikan. Saya membayangkan Thomas akhirnya mengingat sesuatu yang sangat krusial hingga mengubah keberpihakannya. Nyatanya tidak, Thomas memang berubah, tapi itu menjelang cerita berakhir dan karena dibujuk oleh Teresa. Teresa-lah yang fluktuasinya lebih terlihat, bukan Thomas.

Tapi ada hal yang saya sangat suka dari film ini. Walaupun genre-nya fantasy, tapi masih lebih make sense daripada beberapa film sejenisnya. Pada banyak film biasanya ketika pihak protagonis menang dunia yang sebelumnya sudah hancur tiba-tiba hidup normal lagi. Tapi di film ini tidak, misalnya orang-orang yang selamat dari WCKD hidup seadanya di pantai. Persis ketika Thomas cs masih di Glade, bedanya kali ini mereka tidak dibatasi oleh labirin.

Hal lain yang saya suka adalah film ini tetap memasukkan unsur labirin (maze) walaupun tidak sekuat di film pertama. Adegan di gedung WCKD, bayangan Minho ketika cairannya diambil, dan beberapa scene kejar-kejaran menunjukkan itu. Nice.

Kesimpulannya The Death Cure adalah film yang bagus tapi juga bukan yang paling bagus untuk periode 6 bulan terakhir. Nilainya 7.2/10 lah. Kalau belum nonton nggak ada salahnya ke bioskop mumpung masih tayang. Tapi kalau dirasa kurang worth it ya nunggu bajakannya aja hehehe

Terakhir, moral value The Death Cure : tidak ada tembok yang terlalu tinggi untuk dilewati. Good things take time.


Salam,
Chandra

Antara Noe Letto dan Ust Hanan Attaki



Kalau ada orang yang nyaman bekerja atau berpikir sambil dengerin musik, aku bukan termasuk salah satunya. Sedikit aja ada musik, apapun musiknya, siapa penyanyinya, dan apa bahasanya, konsentrasi langsung buyar. Kecuali di pekerjaan yang sifatnya rutin dan gak butuh mikir, musik membantu jadi lebih cekatan, efisien, dan kerjaan jadi cepet beres.

Tapi soal mengganggu konsentrasi, lain musik lain ceramah. Musik iya, tapi ternyata kalau cuma orang ngomong enggak. Jadi sehari-hari, memanfaatkan multidesktop-nya Windows 10 selalu buka minimal 4 desktop : 2 untuk kerja, 1 buka browser (di dalamnya ada buka YouTube), dan 1 chat (WA, telegram, dll). Tinggal geser-geser ctrl + windows + kanan/kiri, sangat simpel, cepet buat geser ke desktop kerjaan kalau tiba-tiba atasan lewat wkwkw.

Diantara pembicara yang speechnya paling sering kubuka ada 2 : Noe Letto dan Ust. Hanan Attaki.

Mencari perbedaan diantara dua orang ini lebih mudah daripada persamaannya. Noe alias Sabrang adalah putra dari Emha Ainun Najib (Cak Nun). Lahir di Yogyakarta, Noe menempuh pendidikan tinggi di Alberta, Kanada di bidang Fisika dan Matematika sekaligus. Sepulang dari Kanada, Noe malah berkarier di bidang musik bersama bandnya, Letto. Sekarang selain bermusik dia juga sering mengisi acara maiyah dan forum diskusi semacamnya.

Sedangkan Ust. Hanan Attaki adalah putra kelahiran Aceh yang menempuh pendidikan di Kairo, Mesir pada bidang Tafsir Al-Quran. Sekembalinya ke Indonesia beliau aktif menjadi penceramah dan mengembangkan komunitasnya yang kebanyakan berkaitan dengan anak muda. Setidaknya itu sih yang kutahu.

Tapi kesamaan diantara keduanya adalah : bicaranya ringan enak didengar. Maksudnya dari segi cara bicara, intonasi, dan pemilihan katanya friendly. Yang lebih penting dari itu, dalam menyampaikan gagasan, informasi, dan nasehat, jarang sekali ada kata-kata atau kalimat yang arahnya 'menyalahkan', jauh lebih banyak yang membangun.

Maybe some of you know me sebagai orang yang kurang suka disalahkan hehehe.

Banyak pembicara yang sebenarnya bagus penyampaiannya, diselingi humor agar tidak menjemukan, mengambil contoh faktual sehari-hari, dan interaktif, tapi kurang ramah. Ada beberapa kalimat yang arahnya menyalahkan pendapat pihak lain.

Ada dua cara untuk mengajak orang setuju pada satu argumen. Pertama adalah dengan mengemukakan kelebihan dari argumen itu. Lalu yang kedua menyerang argumen yang berseberangan dengan itu. Apa yang dilakukan both of Noe Letto dan Ust. Hanan Attaki adalah yang pertama. Mereka menyampaikan suatu hal dan membiarkan audience untuk mencernanya sesuai kondisi masing-masing.

Noe sangat masuk dengan konsep forum-forum dimana ia berbicara. Yaitu forum yang sifatnya sinau bareng nek iso pinter bareng-bareng. Kesempatan terbuka lebar untuk orang-orang menyampaikan pandangannya dan mbat-mbatan (sharing) soal argumen yang disampaikan.

Noe masih terpengaruh gaya bicara Cak Nun yang sifatnya merangkul dan menenangkan. Tapi karena lama belajar ilmu eksak, bumbu-bumbu sains sering terasa dalam bicaranya.

Saat ini satuan yang dianggap terkecil adalah Planck Constant (6.62E-34) dan yang terbesar adalah observable universe. Ternyata diantara itu titik tengahnya ada pada ukuran manusia. Mungkin ini berhubungan dengan tujuan diciptakannya manusia sebagai khalifah karena kita punya jarak pandang yang sama baik ke atas maupun ke bawah. 
Ust Hanan Attaki seperti yang kita tahu punya motto "banyak maen, banyak manfaat, banyak pahala, sedikit dosa". Sebagai penceramah beliau masuk ke pasar anak muda. Pasar yang jumlahnya sangat besar dan potensial namun sedikit penceramahnya. Banyak contohnya beliau menggunakan istilah anak muda seperti "follow", "ngepost", "ngetrick", dll. Kisah-kisah sahabat menjadi terdengar kekinian kalau beliau yang bicara.

Mau itu video pendek 1-5 menit ataupun video panjang sampai 1.5 jam, kalau dua orang ini yang bicara rasanya nggak membosankan. Selera bisa berubah, tapi untuk saat ini yang paling sering diputer ya beliau-beliau ini. Kalau lagi butuh info-info baru soal dunia sains, wawasan ilmiah, perenungan filosofis, dan guyonan merakyat kusearch Sabrang Mowo Damar Panuluh. Kalau lagi butuh siraman rohani atau lagi ada masalah yang menggalaukan yang dicari Ust Hanan Attaki. Gantian aja antara dua orang ini.

Untuk menyampaikan kebenaran, yang pertama harus dilakukan adalah menjadikan diri kita diterima oleh orang lain. Jika memang kita cukup yakin bahwa apa yang kita bawa adalah kebenaran, bukalah hati orang di sekitar kita sehingga apa yang kita sampaikan berterima.

Membedakan antara benar dan salah itu satu hal. Menjelaskan kenapa sesuatu salah adalah hal lain. Tapi yang paling sulit adalah menunjukkan kesalahan tanpa menyalahkan.

Salam,
Chandra