Showing posts with label sport. Show all posts

Kramp Run Varsseveld

Alhamdulillah, event lari pertama seumur hidup terlaksana sudah lewat Kramp Run Varsseveld 2025.



Varsseveld adalah sebuah kota kecil di provinsi Gelderland, lokasinya sudah dekat perbatasan Belanda-Jerman. Meskipun kotanya kecil dan populasinya tidak banyak, kota ini jadi kawasan industri dan pergudangan terutama di bidang agriculture dan bisnis penopangnya. Ada beberapa perusahaan beroperasi di Varsseveld, tapi Kramp jadi synonimous dengan kota ini karena perusahaan ini asli berasal dari Varsseveld. Tahun 1951 Johan Kramp mendirikan bisnis sparepart dan alat-alat pertanian di tempat ini sebelum berekspansi ke wilayah dan negara lain di Eropa.

Kramp Run adalah event lari yang tahunan diselenggarakan di pusat kota Varsseveld. Ada beberapa kategori lari: Kids Run 1km, Jeugd (youth) Run 2km, Recreanten (fun) Run 5km, Business Run 5km, dan Top Run 5km. Course-nya memang tidak panjang, hanya di sekitar centrum Varsseveld. Yang menarik justru untuk Recreanten Run dan Business Run rutenya melewati gudang milik Svedex dan Kramp, dua perusahaan besar yang ada di sana. Di dalam gudang peserta lari sambil disuguhkan musik dan permainan lampu, sangat Dutch sekali. Meskipun ini event lari kecil, tapi untuk result tetap pakai professional equipment sehingga catatan waktu yang didapat akurat.


Acara dimulai dengan lari anak-anak dan remaja. Dikenal sebagai negara dengan bocah paling fit karena sering beraktivitas di luar ruangan dan bersepeda, anak-anak Dutch ini memang kelihatan sehat: lean, kakinya panjang, tegap, dan jauh dari obesitas. Beberapa anak masih sangat kecil sehingga lari sambil digandeng orang tuanya, tapi tetap saja impresif bisa lari sampai 1 km. Beberapa yang sudah agak besar tampak kompetitif dan memang larinya kencang. 

Setelah itu giliran Recreanten Run dan Business Run start bareng sehinggga starternya paling banyak. Rute dan aturannya sama, bedanya hanya untuk Business Run peserta mendaftar secara berkelompok (umumnya mewakili bisnis/kantornya) lalu di akhir catatan waktunya di-average. Sementara Recreanten Run berlari sebagai individu seperti biasa, saya ikut yang ini. Nanti terakhir ada Top Run di mana yang ikut rata-rata atlet  yang larinya kencang dan memperebutkan hadiah yang serius. Beberapa peserta berasal dari luar daerah bahkan luar negeri.

Saya belum pernah ikut event lari, jadi belum pernah pakai bib dan dapat medali finisher sebelumnya. Lari di Kramp Run ini seperti pertandingan home, lari in our own backyard. Meskipun saya mendaftar perseorangan, di sana saya ketemu beberapa familiar faces yang sering saya lihat di tempat kerja. Sebelumnya saya sudah 2 kali lari di Varsseveld untuk nyoba medan, terakhir seminggu yang lalu. Tapi tetap saja ketika akan mulai ada sedikit grogi. 

Event lari pertama, langsung di Varsseveld, disponsori Kramp, bersama para Dutchies, dan personal best 5k, what an experience. Alhamdulillah.


Salam,
Chandra

Pace

Lari 2,4 kilo ini walaupun jarak pendek tapi saya rasa layak dirayakan karena akhirnya bisa balik ke pace TPB. Saat itu belum tahu pace, heart rate, dan teori lari lain yang banyak disebut sekarang ini. Tahunya hanya ngejar di bawah 14 menit untuk muter 6x lapangan saraga biar dapat A di mata kuliah olahraga. Dulu masih bisa dapat di bawah 13 menit karena berat badan masih sekitar 55 dan umur juga baru 18. Setelah serangkaian tahun minim olahraga dan sedentary lafestyle, berat badan naik dan olahraga jadi terasa berat, jadi good to be back ke arah yang lebih sehat.



Saya bersyukur ini bisa dibilang minggu yang baik. Setelah pada senin sore untuk pertama kalinya berhasil lari 10k dan ada di pace 7:00, jumatnya nyoba lari 2.4k sudah dapat pace 5:42. Padahal akhir Mei kemarin lari 5k masih di pace 7 lebih. Progres angkanya menyenangkan dilihat, tapi efek yang dirasakan di badan lebih enak lagi: pegel-pegel berkurang, lebih seger, dan mentally lebih kuat ngepush dalam banyak hal. Nggak bisa dipungkiri progres ini didukung udara yang bersih, kelembaban yang rendah, dan temperatur bersahabat. Adanya jalur yang mulus dan taman yang bisa diakses juga sebuah privilege. Makanya dengan segala advantage itu kalau masih malas olahraga memang kebangetan. 



Saya nonton beberapa video tentang lari di YouTube dan ternyata olahraga ini bisa sangat keren ya. Saya baru tahu kalau untuk lari jarak jauh itu ada strateginya. Dulu saya pikir lari ya lari aja, nggak perlu dihitung waktunya, cukup bermodal sepatu biar nggak lecet kakinya. Tapi setelah dengar teori-teori yang banyak itu lari jadi terdengar seperti balapan, hanya saja kendaraannya tubuh dan kaki kita. Saya akhirnya memutuskan beli garmin seken di marktplaats supaya tahu data-data lebih akurat.

Demam lari can't come at a better time. Pas umur masuk 30 pas tiba-tiba semua orang lari dan ngepost strava. Mungkin selain harta yang diinfakkan dan ilmu yang diajarkan, strava yang dibagikan juga adalah sesuatu yang boleh di-hasad-i. Tiba-tiba pelari jadi seleb, diundang di berbagai podcast untuk bicara soal lari. Tiba-tiba event lari ada dimana-mana mulai dari fun run 5k event ulang tahun kabupaten sampai marathon dan ultra marathon skala internasional. Tiba-tiba sepatu yang didesain khusus untuk lari dari berbagai merk naik daun dan laku keras padahal harganya lumayan mahal. Kalau dengan trigger seperti ini tidak juga bisa memacu untuk hidup lebih sehat, lalu trigger apa lagi yang bisa? 

Olahraga lari menemukan tipping point-nya.

Salam,
Chandra

Bulutangkis Punya Satu Masalah

Federasi Badminton Dunia mengalami kesulitan menggaet penonton kelas atas seperti halnya yang dilakukan tenis. Ada satu hal sederhana yang membuat badminton tidak juga bisa dikemas 'semahal' tenis: bola yang memantul.

BWF terus berusaha untuk menaikkan gengsi badminton supaya sejajar dengan tenis (ATP/WTA). Nomenklatur 'Super Series' sudah diganti World Tour, muncul gagasan mengubah skoring dari 21x3 menjadi 11x5 yang akhirnya ditolak kalangan atlet, sampai digaungkannya ide penggunaan dress dan skirts untuk pemain wanita seperti tenis. Setelah semua itu badminton belum juga bisa bersaing. Kenapa? Menurut saya masalahnya ada di bagaimana olahraga itu sendiri dimainkan.

Tenis sulit dimainkan di akar rumput, di kampung-kampung. Pernah lihat bocah SD pulang sekolah main tenis? Saya sih belum. Permainan tenis hanya bisa terjadi dengan bola yang memantul. Kalau tidak ya tidak terbentuk permainannya. Akibatnya tenis tidak bisa dimainkan di sembarang lapangan dan dengan sembarang bola. Oke untuk bola masih bisa didapat tapi lapangan tidak semudah itu. Area bermain tenis harus cukup luas untuk memberi ruang pantulan bola, permukaan pun harus padat dan datar. Syarat-syarat itu membuat tenis jadi olahraga yang eksklusif. 

Sementara itu badminton punya prinsip yang lebih sederhana, memukul sesuatu sebelum jatuh menyentuh lantai. Petak tanah kecil bisa dipakai untuk main. Tali jemuran bisa dianggap sebagai net. Apapun yang bisa dipakai namplek bisa digunakan sebagai raket. Entry barrier untuk masuk ke badminton lebih rendah daripada tenis. Badminton jadi lebih masal, tapi kalah prestise.

Lihat saja apparel yang dipakai pemain tenis dunia: Nike, Adidas, Lacoste, Uniqlo, EA7, Babolat, dll. Sementara di badminton masih mentok di Yonex, Li Ning, dan Viktor. Turnamen tenis juga disponsori brand luxury seperti Rolex, sementara Indonesia Open 2023 sebagai contoh, 'hanya' menggaet Kapal Api Group. Padahal IO adalah salah satu turnamen level tertinggi BWF (Super 1000). 


Lee Chong Wei, Axelsen, Lin Dan, Tai Tzu Ying, dan Taufik Hidayat mungkin hanya terkenal di negara masing-masing dan di kalangan penikmat badminton. Tapi Roger Federer, Rafael Nadal, Maria Sharapova, dan Serena Williams ngetop di seluruh dunia. Atlet tenis dunia masuk dalan jajaran atlet dengan sponsorship/endorse terbesar bersama Ronaldo, Messi, dan bintang-bintang NBA. Tiger Woods pegolf legendaris juga masuk, another 'expensive' sport. Atlet badminton masih belum.

Kalau lihat antrian penonton badminton di Istora Senayan setiap ada gelaran Indonesia Open atau Indonesia Master, selalu didominasi anak muda yang ingin have fun teriak-teriak melepas penat. Sementara kalau nonton turnamen tenis di TV, penontonnya banyak bapak-bapak paruh baya dengan setelan bos atau pengusaha sedang plesiran. Merebaknya hobi tenis di kota besar seperti Jakarta doesn't help, malah semakin menegaskan eksklusivitas tenis. 

Gejala yang sama ada di sepakbola vs basket. Piala dunia memang jadi gelaran olahraga paling banyak ditonton di seluruh dunia. Tapi ini juga menunjukkan bahwa sepakbola itu olahraga massal. Sepakbola bisa dimainkan oleh semua anak-anak. Tapi saat saya kecil dulu yang bisa main basket hanya anak yang punya akses ke lapangan (rare) dan yang di halaman rumahnya luas dan dikonblok, punya ring, dan punya bola. Di SMA status sosial anak basket lebih tinggi daripada anak futsal. That says a lot.

Coba bandingkan bagaimana mereka mengemas Premier League dan NBA. Dua-duanya kompetisi elit dengan perputaran dana yang besar. Tapi Premier League masih didominasi sisi sport dan achievement, sementara NBA sangat terasa nuansa party dan entertainment-nya. Itulah kenapa PL tidak punya kiss cam dan cheerleader menari-nari, sementara NBA (dan US major sport lainnya) tidak ada sistem promosi degradasi. Olahraga nampaknya punya peran berbeda di dalam society Amerika dan Eropa. Olahraga Eropa adalah precision & finesse. Olahraga Amerika adalah authority & muscular.

Dari dunia balap FIA kini tengah berusaha meng-Amerika-kan Formula 1. Tapi ini justru dibenci existing fans. Formula 1 adalah balapan gaya Eropa, sementara Amerika sudah punya Nascar. F1 adalah olahraga super presisi dimana kontak antar pembalap sama sekali bukan opsi, sementara di Nascar senggolan antar mobil adalah biasa, bahkan sebelum dilarang dulu pernah ada strategi wall ride dimana pembalap secara sengaja menyerempetkan mobilnya ke dinding.

Kita bisa mencari contoh dari olahraga lain lagi. Tapi intinya organizer tidak perlu risau kalau olahraganya tidak bisa menjangkau semua kalangan. Bisa jadi itu bukan masalah kurangnya marketing, tapi semata-mata dari bagaimana cara olahraga itu dimainkan. 

Salam Olahraga!

Thanks,
Chandra


gambar:
unsplash
uniqlo
watchpro
autosport


TVRI Sport


Saya akhirnya menyerah dan memutuskan beli Set Top Box agar TV analog saya bisa dipakai lagi. Sebelumnya saya menolak untuk pasang STB karena merasa pemerintah membuat kebijakan yang tidak perlu dengan mematikan jaringan TV analog dan beralih digital only. Lagipula sebelumnya saya jarang nonton TV, tidak banyak tayangan yang saya konsumsi. Jadi ya saya pikir, buat apa STB?

Tapi sekarang saya tarik kata-kata saya. Ternyata setelah pasang STB saya jadi sering menyalakan TV. Selain gambarnya bersih dan HD, dengan masuk ke jaringan digital saya jadi punya dua channel favorit yang dengan senang hati saya tonton yaitu TVRI Sport dan MOJI TV HD. Dua kanal ini tidak ada di jaringan analog, atau setidaknya tidak tertangkap di area saya. Sebagai penggemar tayangan olahraga, saya juggling antara dua kanal ini. Mostly tayangan olahraganya internasional, cabang olahraganya beragam, dan kualitas brodcastingnya bagus.

TVRI Sport punya sajian yang berbeda-beda tiap minggunya tergantung event apa yang sedang berjalan. Kemarin mereka menyiarkan LIVE World Cup of Pool dimana Filipina keluar sebagai juara. Kemudian ada seri golf JLPGA, US Border Patrol Bull Riding, liga sepak takraw Malaysia (STL), IFSC Climbing World Cup, Extreme E, World Surfing League, Mobile Legend Professional, bahkan NBA Play-offs. Tadi malam TVRI Sport menayangkan Fistball, untuk pertama kalinya saya nonton olahraga gabungan dari tenis, voli, dan sepakbola ini. Kalau pagi sampai sore sekarang sedang ada World Aquatics 2023 di Fukuoka dengan bermacam cabor airnya.

MOJI TV satu grup dengan Vidio, sehingga tayangan olahraga yang tayang di Vidio bisa jadi juga ada di MOJI. Mereka beli hak tayang SEA V League, turnamen voli Asia Tenggara yang tadi malam dimenangkan oleh Indonesia untuk cabang Putra. Turnamen pra musim Premier League Series yang diselenggarakan di Amerika juga mereka tayangkan. Agak beda ya jam 6 pagi nonton tim Inggris main. Kemarin Brighton vs Chelsea, sekarang saat tulisan ini dibuat saya sambil nonton Newcastle vs Aston Villa, lumayan untuk scouting pemain FPL.

Dari dua itu saya prefer TVRI Sport karena olahraganya lebih banyak, jarang bisa ditonton di platform lain, dan tanpa iklan. Kalau di satu waktu tayangan MOJI selevel lebih baik baru saya switch. Selagi dua stasiun TV ini masih menyuplai tayangan olahraga berkualitas, rasanya TV berbayar belum perlu-perlu amat. Semoga ini bukan honeymoon period yang nanti kalau sudah berakhir mereka berhenti membeli lisensi tayangan-tayangan ini. 

Thanks,
Chandra

Craziest F1 Season Ever!

Formula 1 musim 2021 adalah musim paling gila sepanjang saya mengikuti seri balapan ini. Dua belas jam setelah berakhirnya balapan terakhir musim ini, masih jadi perdebatan apakah kemenangan dramatis Verstappen sepenuhnya sah. As it stands, Verstappen sudah dinyatakan sebagai juara dunia, namun Mercedes masih akan mengajukan gugatan setelah dua protesnya kemarin ditolak FIA.

Mundur sedikit tentang apa itu Formula 1 dan how it works. Formula 1 adalah kasta tertinggi balap mobil dunia. Secara teknologi mobil, mobil F1 adalah mobil balap paling canggih dan rumit, literal rocket science karena derajat engineeringnya bisa disejajarkan dengan teknologi space. Di sisi pembalap, untuk bisa sampai ke F1,pembalap harus berlaga di level-level di bawahnya lebih dulu. Best cars, best drivers.

Formula 1 2021 diikuti oleh 10 tim, masing-masing tim punya dua pembalap. Sejak tahun 2014, F1 didominasi tim Mercedes dan pembalap andalannya, Lewis Hamilton. Dari musim 2014 hingga 2020 nyaris tidak ada gangguan berarti dari tim lain terhadap dominasi ini. Tim Red Bull Honda dengan pembalapnya Max Verstappen hanya sesekali mampu merangsek memenangi balapan. Tapi di akhir musim tetap Mercedes yang juara. Sejujurnya saya sebagai penonton mulai agak bosan Mercedes terlalu sering menang.

Verstappen (merah hitam) dan Hamilton (biru hitam) dalam balapan
 

Barulah pada musim 2021 ini Verstappen dengan mesin Honda yang sudah diupgrade berhasil memberikan perlawanan sengit untuk Hamilton. Sesengit itu hingga ketika musim 2021 menyisakan satu balapan lagi, Hamilton dan Verstappen punya total poin yang exactly sama! Hal yang baru dua kali terjadi sepanjang sejarah F1 yang sudah digelar sejak 1950an (kejadian satu lagi di tahun 1974).

Berikut adalah sistem poin yang saat ini berlaku di Formula 1, pembalap yang finish di posisi 10 besar akan mendapat poin sesuai tabel. Poin ini akan diakumulasikan sepanjang tahun. Pada tahun 2021 ini ada 22 balapan, pembalap dengan akumulasi poin terbanyak setelah 22 balapan menjadi juara dunia.

Dengan persebaran poin yang sangat disperse, jumlah balapan cukup banyak, dan jumlah pembalap yang ada (20), sungguh hampir mustahil dua pembalap punya poin yang sama persis setelah 21 dari 22 balapan terlaksana. Tapi itulah yang terjadi antara Hamilton dan Verstappen. Against all odds, menuju balapan terakhir di Abu Dhabi, keduanya punya poin 365,5!

Note: poin setengah (0.5) ada karena sempat ada balapan yang terhenti di tengah disebabkan cuaca buruk.

Hamilton adalah juara bertahan yang sudah bertahun-tahun menduduki tahta. Verstappen adalah pembalap muda (24 tahun) yang tampil sebagai penantang. Nerve menuju balapan terakhir ini benar-benar tinggi di kalangan pecinta F1. Kualitas mobil dan pembalap tidak perlu diragukan lagi, tinggal mental, strategi, dan keberuntungan yang berbicara.

Dengan poin yang sama seperti ini, siapapun yang bisa finish lebih depan satu peringkat saja (10 besar) di GP Abu Dhabi akan memastikan diri sebagai juara dunia. Winner takes all. As context, saking dominannya Hamilton di musim-musim sebelumnya, balapan terakhir seperti ini biasanya jadi formalitas saja karena poin Hamilton sudah tidak mungkin terkejar lagi apapun hasil balapannya. This season finale will be legendary.

Let's go to the track. Abu Dhabi Grand Prix 2021 dimulai Minggu 12/12 pukul 20.00 WIB. Hasil kualifikasi hari Sabtu menentukan Verstappen start dari paling depan, Hamilton tepat di belakangnya di posisi dua. Namun ketika start Hamilton lebih cekatan dan berhasil merebut posisi ke depan. Verstappen strugling, kocar-kacir mengejar dan tampak kesulitan. 

Hamilton semakin jauh meninggalkan Verstappen. Pitstop berjalan lancar untuk keduanya. Satu-satunya drama yang terjadi di depan hanya ketika Sergio Peres (Verstappen's teammate) berhasil menahan laju Hamilton untuk beberapa saat, namun tidak cukup bagi Verstappen untuk mengejar. Semua berjalan begitu saja, Verstappen butuh keajaiban untuk bisa menyusul Hamilton. Hingga pada putaran 53 (total ada 58 putaran) keajaiban terjadi, Latifi crash menabrak dinding pembatas. Safety Car!

Highlight Abu Dhabi GP:

 
 
Hamilton is only 5 simple laps away from the title, suddenly this happens. Safety Car adalah perangkat dalam balapan Formula 1 yang diturunkan ketika ada insiden yang memerlukan evakuasi atau pembersihan lintasan. Safety Car 'mengawal' pembalap untuk menurunkan kecepatan dan tidak saling mendahului. Safety Car ini membalik jalannya balapan 180 derajat. Dibumbui keputusan kontroversial dari race steward ('wasit' dalam balapan), Verstappen berhasil menempel ketat Hamilton menjelang putaran terakhir.
 
Ketika lintasan sudah selesai dibersihkan dan balapan dilanjutkan untuk satu putaran terakhir, Verstappen siap untuk pertunjukkan yang harus dilakukan sekarang atau tidak sama sekali. Di putaran terakhir dari balapan terakhir tahun ini, Verstappen berhasil menyalip Hamilton! Hamilton dethroned! Max Verstappen Juara Dunia!! F1 world explode!

Membalap di F1 sejak umur 17, akhirnya Max Verstappen berhasil menjadi orang Belanda perjama yang menjuarai Formula 1. Luar biasa gemuruhnya internet menanggapi kemenangan Verstappen ini. Tribun oranye di Yas Marina Circuit Abu Dhabi bersuka cita.
 


Di sisi lain, garasi tim Mercedes tampak geram. Toto Wolf (Mercedes Team Principal) jelas menunjukkan ekspresi kemarahan. Mercedes merasa dirugikan dengan keputusan-keputusan race director dan race steward ketika insiden Latifi dan safety car terjadi. Mercedes melayangkan protes secara resmi. Drama yang luar biasa, bukan hanya engineering dan driving skill namun juga psikis bahkan hukum. Bukan tidak mungkin kejadian di balapan ini benar-benar sampai di meja persidangan.

Unbeliavable, arguably one of the most epic battle in sports I've ever witnessed. Feel blessed to live in this era. Two teams and two drivers are on war to be the smartest guys in the room. Pinnacle of sports. Congratulations Max Verstappen and Red Bull Honda! 




Tokyo 2020

Olimpiade adalah tempat dimana kita bisa menyaksikan olahraga-olahraga 'aneh' yang selama ini tidak mendapat akses broadcast mainstream. Dayung, anggar, menembak, panahan, triathlon, dan lain sebagainya. Buat saya cabang-cabang ini jadi refreshment diantara rutinitas nonton bola dan balapan. Di sepakbola kadang kita perlu menunggu puluhan menit sampai terjadinya sebuah goal dan balapan F1 bisa memakan waktu sampai hampir 2 jam.

Sementara itu olahraga olimpiade menjanjikan excitement-excitement rapid yang hadir beberapa menit sekali. Atlet angkat beban butuh kurang dari 1 menit untuk tiap angkatan, satu set dalam panahan selesai sekitar 3 menit, balap dayung dan renang berlangsung hanya beberapa menit tiap heat. Belum lagi setelah satu cabang atau partai selesai penonton bisa switch ke tayangan lain hanya dengan beberapa klik. Menyenangkan sekali.

Olimpiade adalah tempat dimana lebih dari 200 negara mengirimkan wakilnya. Dalam cabang badminton kita bisa lihat pemain Indonesia bertanding lawan wakil dari sebuah negara di Afrika atau Timur Tengah. Hal yang jarang terjadi dalam kompetisi World Tour biasa dimana didominasi beberapa negara Asia saja. 

Pernahkah kamu dengar negara Aruba? Comoros? Sao Tome and Principe? Saint Lucia? Kemungkinan besar belum, sama seperti saya. Tidak semua negara lolos karena qualified, ada yang mendapat tempat di olimpiade karena 'undangan'. Bahkan ada tim bentukan IOC yang diperuntukkan bagi refugee yaitu Refugee Olympic Team (EOR). Di satu level Olympic adalah ajang bagi atlet papan atas untuk mengejar medali tertinggi, tapi lebih dari itu Olympic memberi ruang bagi semua negara untuk berpartisipasi.

Kebanyakan orang Indonesia tahu pasangan ganda putra Indonesia Kevin/Gideon serta Hendra/Ahsan karena namanya sudah sering lalu lalang di media sosial dan berita ketika mereka berprestasi di ajang badminton dunia. Sebagian dari kita juga mungkin tahu lifter Eko Yuli Irawan atau masih ingat sprinter muda Lalu Mohamad Zohri yang sempat trending beberapa waktu lalu.

Tapi barangkali belum banyak yang dengar nama Windy Aisah yang kemarin menyumbangkan medali pertama untuk Indonesia, atau tim panahan Indonesia yang cukup impresif setidaknya di level Asia, lalu atlet Rio Waida dari surfing, duet Mutiara-Melani dari dayung, Vidya Rafika dari menembak, dan anggota kontingen lainnya. Olimpiade memberi kesempatan bagi atlet di cabang yang belum begitu populer untuk berdiri di panggung yang sama dengan atlet media darling. Tidak semuanya berprestasi, tapi bisa tampil di Olympic saja sudah sebuah pengalaman tak terlupakan pasti.

Saya sebagai penonton merasa sangat dimanjakan dengan tayangan olahraga tanpa henti yang disajikan Tokyo 2020. Tinggal pilih mau nonton di TV atau ambil gadget untuk buka Vidio. Tidak harus Indonesia yang main tetap saya tonton karena kapan lagi nonton tayangan live olahraga-olahraga tak biasa. Masa tunggu datangnya musim bola berikutnya jadi terasa lebih ringan. Mantap dan terimakasih #Tokyo2020

Citius Altius Fortius

Faster Higher Stronger, Together 

Ramadhan Writing : The Salah's Effect



Some people now think there are six salahs : Fajr, Dhuhr, Ashr, Maghrib, Isya, and Mohamed (Salah) - Mufti Menk
Saya agak kaget ketika beberapa teman yang selama ini nggak ngikutin kabar sepakbola dunia tahu-tahu bicara soal Liverpool. Usut punya usut ternyata mereka membaca soal Mohamed Salah

Ketika sepakbola dunia 10 tahun terakhir adalah soal Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, tiba-tiba muncul pemain bola asal Mesir, bermain di Liverpool, yang menjadi pemain terbaik dan top scorer Liga Inggris plus memecahkan rekor gol terbanyak dalam satu musim, membawa Mesir ke Piala Dunia 2018, dan mengantar Liverpool ke Final Liga Champions.

Kalau Salah berasal dari Jerman atau Spanyol, atau bermain di klub kelas satu dunia (Barcelona, Real Madrid, Bayern Munchen) mungkin efeknya tidak sebesar ini. Tapi Salah berasal dari Mesir, negara yang tidak tiap empat tahun masuk World Cup. Lalu dia bermain di Liverpool, tim yang walaupun terakhir juara liga sudah 26 tahun yang lalu tapi saya tetep suka.



Salah memulai karir di Eropa bersama FC Basel di Swiss, lalu pindah ke Liga Inggris setelah dibeli Chelsea. Sayangnya dia gagal bersinar di Chelsea. Jarang dimainkan dan hanya mencetak sedikit gol, 2 kalau gak salah. Dua musim gagal di Chelsea dia dipinjamkan ke Fiorentina (Italia) lalu hijrah ke AS Roma. Di Roma Salah mulai bersinar, di musim terakhirnya Salah bermain 31 kali dan mencetak 15 gol. Jurgen Klopp (manajer Liverpool) merekrutnya. and BOOM!!

Salah langsung jadi bintang di musim pertamanya di Liverpool. Total 44 gol dalam semusim menyamai rekor Ian Rush dan mengalahkan Roger Hunt, Robbie Fowler, dan Fernando Torres. Di liga saja, catatan 32 gol adalah yang terbaik dalam sejarah liga 38 pertandingan. Rekor sebelumnya dipegang Alan Shearer, Cristiano Ronaldo, dan Luis Suarez dengan 31 gol. Edan.

Fans Liverpool sampai membuat chants untuk mengapresiasi Mohamed Salah


Tadi malam saya nggak tidur sampai Subuh. Nunggu pertandingan final Liga Champions 2018 antara Liverpool melawan Real Madrid. David vs Goliath. Madrid juara 3 kali dalam 4 tahun terakhir. Sementara Liverpool tidak punya satu pemain pun yang pernah bermain di final Liga Champions hingga tadi malam.

Sayang malang tak dapat ditolak. MoSalah sebagai silver bullet-nya Liverpool menangis terduduk di menit 30 akibat cedera bahu setelah insiden dengan Sergio Ramos. Salah keluar dan rencana yang sudah disusun kacau. Ditambah dua blunder dari kiper Karius (plis musim depan beli kiper yang proper), pertandingan selesai dan Liverpool kalah 3-1. Heartbreaking. Ini pengalaman nonton bola paling menguras emosi seumur-umur.

Walau gagal menutup musim dengan trofi Liga Champions, tapi Salah telah melakukan hal yang luar biasa musim ini. Tidak banyak yang bisa melakukan apa yang sudah dia lakukan. Demam Salah menjalar ke seluruh dunia.

Lebih dari sejuta pemilih Mesir 'nyontreng' Salah, lebih dari salah satu calon...

Bicara soal Salah sebagai seorang muslim, komunitas dan tokoh-tokoh muslim menjadikannya kebanggaan. Seorang muslim yang taat bermain di Eropa, di tempat yang selama ini cukup dekat dengan Islamophobia. Dia menjadi pusat perhatian. Media-media memberitakan karena itulah berita yang laku dijual. Nama 'Mohamed' menyebar ke seluruh dunia.

Kehidupan Salah juga mulai disorot. Istrinya yang berhijab jauh dari rata-rata WAGs (wife and girlfriends) pemain bola yang biasanya adalah artis atau model seksi. Selebrasi andalannya dengan sujud mulai menjadi trend. Salah benar-benar tampak berbeda dari figur-figur yang ada saat ini.

Di Indonesia, beberapa ustadz memasukkan nama Mohamed Salah sebagai salah satu teladan bahwa di era modern dakwah harus dilakukan dengan cara yang disukai orang banyak dan menjadi magnet bagi media untuk menyiarkan. Untuk saat ini Salah adalah sosok paling fenomenal dan sesuai untuk penggambaran itu. Beberapa yang saya lihat videonya adalah Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Bachtiar Nasir, juga Mufti Menk dengan quote di atas.

What if Sujud celebration becomes trend in Europe ? in frame : Salah and Mane (Senegal)

Sampai-sampai ada fans yang bilang, "kalau Salah bikin gol lagi saya akan jadi muslim", "Salah turns me into moslem".

Saya sendiri, sebagai muslim sekaligus fans Liverpool sejak pertama ngerti bola, sedang berada pada masa bangga-bangganya jadi fans. Liverpool is getting better and bigger in all aspecs. Waiting for amazing plays next season onwards.

Mo Salah Mo Salah Mo Salah
Running down the wing
Salah lah lah lah lah
Egyptian King

Don't stop running, Mo!

Chandra

Sulitnya Mengukur Kalori Untuk Orang Awam



Lima tahun yang lalu saya pindah dari Jogja ke Bandung. As you know, untuk kuliah. Waktu itu berat badan saya 55 kg dengan tinggi 174 cm. So skinny, right ?

Empat tahun kemudian, ketika lulus kuliah berat saya 70 kg dengan tinggi tetap. Dalam empat tahun berat badan naik 15 kg. Body mass index (BMI = BB/TB^2) naik dari 18.16 menjadi 23.12. Untuk ilustrasinya, lihat foto berikut

2012, waktu SMA

2017, lulus kuliah

Kenalan-kenalan di Bandung yang mengikuti perkembangan saya dari hari ke hari sih biasa saja. Tapi orang lama yang jarang saya temui sejak 5 tahun yang lalu impresi pertama yang dikatakan pasti bahwa saya tambah lemu.

Kenaikan berat badan paling drastis adalah waktu tingkat 2 dan 3. Waktu itu tugas-tugas kuliah di ITB memaksa kami sebagai mahasiswa untuk sering begadang. Saya telat tahu kalau begadang berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan, tahu-tahu sudah nambah. Waktu yang tersita juga mengurangi kesempatan melakukan aktivitas fisik, walaupun untuk ini saya akui ada unsur malas hehe

Faktor ketiga adalah makanan. Saya yang sebelumnya tidak pernah punya masalah dengan kelebihan berat badan tidak terbiasa memerhatikan asupan makanan. Apa yang bisa dimakan, makan aja.

Tahun 2017 adalah pertama kalinya saya concern terhadap berat badan. Jangan naik lagi di atas 70 kg. Tahun 2018 untuk pertama kalinya juga saya concern terhadap makanan. Tapi ada sedikit masalah.

Ahli gizi, atau minimal mahasiswa gizi mungkin tahu kandungan zat-zat gizi dalam berbagai jenis makanan. Tahu kalau makanan A kalorinya sekian, B sekian, C sekian. Bisa ngukur kandungan gula pada makanan dan tahu berapa yang dibutuhkan seseorang. Tapi bagaimana dengan orang awam ?

Untuk orang biasa, aware sama kandungan gula pada kemasan minuman aja sudah syukur. Itupun kayaknya belum banyak yang melakukan. Informasi nilai gizi masih lebih banyak hanya sebagai hiasan. Hayo ada yang tahu sebotol teh pucuk berapa gram gulanya ?

Mungkin setidaknya kita paham lah bahwa junk food itu nggak baik, menyebabkan obesitas. Kita juga tahu bahwa dalam sehari harus ada asupan sayur/buah, protein dari ikan atau daging yang kalau bisa rendah lemak. Nasi ? kalau bisa jangan banyak-banyak.

Orang yang serius mengatur makanan (karena alasan kesehatan misalnya, atas perintah dokter) mungkin lebih dalam menghitung kalori, gula, dan zat lain yang masuk ke tubuh. Tapi untuk yang (alhamdulillah) masih normal, mengatur makanan untuk menunjang aktivitas dan biar nggak gampang ambruk kayaknya terlalu melelahkan kalau harus sampai itung-itungan angka...

Maaf ya, mungkin sayanya saja yang malah pusing kalau lihat ada orang itung-itungan gizi wkwk

Katanya pernah diteliti bahwa junk food punya efek lebih buruk pada orang yang sedang stres daripada orang happy. Artinya kondisi psikologis juga penting, bukan hanya soal apa yang dimakan. Jadi jangan sampai malah stres karena pengaturan makan. Nggak boleh makan inilah, itulah. Menurutku pengetahuan kualitatif tentang apa yang boleh dan tidak boleh dimakan cukup lah. Jangan memaksa diri. Nafsu makan itu juga nikmat, tanya sama orang tua yang anaknya susah makan.

Fokus saya saat ini adalah mempertahankan berat badan di angka 70 tanpa medication atau diet ekstrem. Gradually menambah aktivitas fisik dengan beberapa olahraga, makan tidak lebih dari 3 kali sehari, fast food dikurangi karena banyak yang lebih sehat tapi sama enak dan lebih murah tapi sekali kali boleh lah.

Sebentar lagi kita masuk Ramadhan. Tujuannya ibadah tapi kalau dijalani dengan benar semoga menyehatkan terutama dalam urusan pengaturan BB. Pengurangan makan tanpa merasa tersiksa :)

Sebagai penutup, ada sebuah cerita. Saya ada teman yang bekerja di pertambangan batu bara di Bontang. Karena termpatnya terisolir, makanan sudah diberikan 3 kali sehari tanpa perlu jajan. Sebenarnya makanannya enak, sehat juga. Selalu ada nasi, lauk (daging/ayam/ikan), sayur, buah, dan minuman. Tapi lama-lama dia bosan. Karena sudah disediakan, dia tidak punya kuasa untuk memilih mau makan apa. Tersiksa juga lho lama-lama. Kemerdekaan memilih makanan itu juga penting. Merdeka!

Kalau ada yang punya tips mengatur makanan yang lebih benar, tolong ajaris saya...






Ahsan



Orang bilang jadilah besar karena prestasi, bukan sensasi. Namun tampaknya tahun ini nama Mohammad Ahsan terangkat lebih karena karena sensasi yang dibuatnya. Tapi sensasi tidak selamanya buruk. Ada pelajaran dan nilai-nilai yang patut disebarkan. Seperti yang dicontohkan Mohammad Ahsan.

Siapa tak kenal Mohammad Ahsan ? Semua yang mengikuti berita perbulutangkisan Indonesia pasti tahu. Bersama Hendra Setiawan, Ahsan sempat menjadi ganda putra ranking satu dunia. Sederet prestasi dipersembahkan Ahsan untuk merah putih, mulai dari 2 gelar juara dunia (2013 dan 2015), 9 title turnamen level Superseries, juara Asian Games, Sea Games (3x), belum termasuk posisi runner up dan juara tiga di berbagai kompetisi. Sampai beberapa tahun yang lalu Ahsan - Hendra adalah tumpuan Indonesia untuk meraih gelar, bersama Tontowi Ahmad - Lilyana Natsir tentu saja.

Ahsan-Hendra
Saat ini Ahsan-Hendra sudah dipisah. Hendra Setiawan selanjutnya berpasangan dengan Tan Boon Heong asal Malaysia. Sementara Ahsan bersama partner barunya, Rian Agung Saputro, saat ini sedang menapak naik dan sementara berada di ranking 30 dunia.

Bersama pasangan barunya, capaian tertinggi Ahsan baru mencapai silver medalist World Championship 2017 yang diselenggarakan di Glasgow. Tapi belakangan ini yang banyak disorot warganet justru beberapa tingkah Ahsan - Rian yang tidak lazim dalam sebuah pertandingan bulutangkis profesional.

Ahsan-Rian mulai mencuri perhatian setelah secara santun menolak bersalaman dengan seorang wasit perempuan. Wasit yang bersangkutan juga tidak tersinggung dengan hal ini, nampak dari wajahnya yang ikut tersenyum. Sejak saat itu gerak-gerik mereka, terutama Ahsan, semakin sering disorot kamera.

Menolak bersalaman dengan service judge perempuan

Beberapa tahun yang lalu ada himbauan untuk pemain badminton putri agar mengganti penggunaan celana dengan rok. Tujuannya agar permainan terlihat lebih 'menarik', meniru pertandingan tenis. Ahsan justru mendemonstrasikan antitesisnya. Dalam beberapa turnamen terakhir Ahsan tampak mengenakan semacam legging. Tujuannya ? Untuk menutup aurat, tentu tanpa mengganggu pergerakannya. Apresiasi datang dari banyak pihak untuk Ahsan (dan Rian yang kemudian mengikuti) atas pilihannya ini

Menutup aurat
Pada pertandingan bulutangkis profesional saat ini, setiap poin 11 tiap set-nya ada interval turun minum dan pelatih bisa memberikan arahan. Pada beberapa kesempatan kamera menyorot pasangan Ahsan-Rian saat turun minum. Namun ada hal yang tidak biasa. Mereka menerima instruksi dan minum sambil duduk! Budaya sederhana yang rasanya tidak pernah dipraktekkan sebelumnya di tengah panasnya sebuah pertandingan bulutangkis. Sangat menjunjung tinggi etika.

Minum sambil duduk
Perlahan performa Ahsan-Rian makin kompak dan membaik. Beberapa kali mereka menembus babak QF atau SF bahkan final sebuah turnamen superseries. Alhasil tindakan-tindakan off-field mereka semakin viral. Semoga semakin hari semakin banyak gelar yang mereka raih.

Ini adalah cerita 'hijrah' seorang Mohammad Ahsan. Menolak bersalaman, menutup aurat, minum sambil dudu adalah hal sederhana jika dilakukan oleh orang biasa. Tapi jika hal sederhana ini dilakukan oleh seorang yang powerful efeknya bisa sangat besar. Bagaimanapun Ahsan adalah salah satu pebulutangkis berpengaruh dalam satu dekade terakhir.

Layaknya kereta api yang meskipun berjalan pelan bisa melontarkan apapun yang ada di depannya, karena massanya besar. Begitu juga ini, contoh sederhana dari seorang atlet kelas dunia bisa mengajak banyak orang untuk ikut 'berhijrah'.

Bersujud
Kita tidak berhak menyalahkan seolah perubahan Ahsan ini 'terlambat'. Episode ketika Ahsan masih berpasangan dengan Hendra mungkin bukan saat yang tepat untuk pelajaran ini bisa dengan cepat menyebar. Saat itu adalah masanya Ahsan mendaki karier sebagai pemain bulutangkis hingga menjadi sosok yang besar. Pada akhirnya nama besarnya menjadi jaminan atas apa yang dilakukannya. Tindakannya diapresiasi, didukung, dan diikuti oleh banyak orang.

Sore ini (2/12), bertepatan dengan saya memulai tulisan ini, Ahsan reunian dengan Hendra dalam Kejurnas PBSI 2017 di Bangka Belitung. Sebagai mantan pasangan nomor 1 dunia mereka masih terlalu tangguh untuk pemain kelas nasional. Dengan relatif santai mereka meraih gelar juara nasional. Sorak sorai berkumandang menyambut mereka. Rindu pada pasangan yang telah banyak mengharumkan nama Indonesia. Tapi yang paling penting, Ahsan tetap menjaga nilai-nilainya. Semakin tampak dia yakin dengan yang dilakukannya.


Salam,
Chandra
saya bukan siapa-siapa, isi tulisan ini juga tidak seberapa, tapi semoga ini dihitung sebagai upaya menyebarkan kebaikan, dan semoga apa yang saya tuliskan semakin bermanfaat setiap saat, dari hari ke hari, bukan menjadi semakin sia-sia.





Axelsen and His Mental Coach


Mungkin nama Viktor Axelsen belum begitu familiar di telinga masyarakat Indonesia. Maklum, selepas era Taufik Hidayat Indonesia belum terlibat lagi dalam drama persaingan papan atas di nomor tunggal putra badminton dunia. Beberapa nama muncul namun masih belum bisa bersaing di jajaran, let's say, 5 besar dunia. Pemain MS (Men's Singles) Indonesia yang paling tinggi rankingnya saat ini adalah Jonathan Cristie (14). Di sisi lain, Axelsen-nya Denmark sukses meneruskan kebrilianan seniornya Peter Gade dan entah bagaimana Lin Dan masih menjadi pemain terbaik China dan saat ini ada di peringkat 3 dunia, bahkan ketika teman seangkatannya, Lee Chong Wei (Malaysia, rank 7) mulai keteteran. LCW (797) dan Lin Dan (701) adalah pemain dengan jumlah pertandingan terbanyak di 20 besar dunia, maklum mereka seangkatan Gade dan Taufik.

Berbicara soal Viktor Axelsen, ada yang menarik dalam pertandingan-pertandingannya tahun ini. Dalam pertandingan bulutangkis profesional, selalu disediakan kursi untuk pelatih di sisi belakang lapangan pemain. Biasanya, namun tidak selalu, pemain tunggal putra ditemani oleh satu orang pelatih. Kalau pun ada dua, biasanya yang satu lagi adalah asisten pelatih. Tapi tidak begitu dengan Axelsen. Selain pelatih, dia juga ditemani seorang mental coach.

Axelsen termasuk pemain yang sering marah-marah. Coba cari di google atau youtube, banyak dokumentasi "Viktor Axelsen angry moments". Di usia yang masih muda tentu emosi yang meledak-ledak dan naik turun itu wajar. Tapi sebagai pemain andalan Denmark dia harus lebih dewasa kalau tidak ingin menjadi bulan-bulanan pemain senior dunia macam LCW atau Lin Dan. Untuk itulah dia sampai menyewa mental coach pribadi, Carsten Oldengaard.



Tugas mental coach-nya adalah menjadi tempat konsultasi dan memberi advice soal urusan psikis. Yah mungkin seperti psikolog, atau psikiater, atau apapun sebutannya. Patut diapresiasi bagaimana seorang pemain level atas dunia mau mengakui kekurangannya dan melakukan perbaikan dengan cara apapun.

Pemain badminton profesional berlatih ribuan pukulan dengan variasi yang luar biasa banyak. Itu dilakukan untuk menguasai teknik-teknik permainan. Tapi itu jadi sia-sia ketika emosi sudah tidak terkontrol dan tidak bisa bermain dengan kepala dingin. Mengingat badminton adalah olahraga dengan rate gerakan sangat cepat maka emosi ini sangat berpengaruh. Tapi bukan hanya dalam badminton, ini berlaku pula dalam olahraga lain, bahkan bukan hanya olahraga tapi juga segala aktivitas harian.



Axelsen dan tim Denmark menyewa mental coach profesional. Tapi sebenarnya dalam diri masing-masing kita ada sosok 'mental coach' itu, begitu kalau kata motivator. Katanya, ketika kita ingin marah, munculkan duplikasi dari diri kita, dia yang akan menjadi penasehat dan berkata "katanya mau jadi orang besar, kok gitu aja marah". Atau si duplikat itu juga yang akan mencari alternatif kemungkinan yang menjadikan pemicu marah itu menjadi logis. Misalnya lagi di jalan terus disalip orang dengan ngawur, dia akan berkata "mungkin lagi kebelet pipis".

Di sela-sela kesibukan dan lalu-lalang masalah sempatkan untuk ngleremke ati lan pikir. Itu seperti detoks, menghapus cache-cache tidak penting yang memenuhi memori dan jadi beban pikiran. Sebagai muslim kita beruntung punya salat sebagai 'meditasi' dan masjid sebagai tempatnya. Bahkan waktunya sudah dibagi, ketika akan memulai hari, pada tengah hari ketika fisik mulai butuh penyegaran. Selanjutnya dua kali salat dengan jeda +- 3 jam karena badan dan pikiran lelah butuh refreshment lebih frequent. Lalu terakhir untuk menutup hari dan membuka interval istirahat. Silakan ditambah yang sunnah karena pasti punya manfaat jasmani rohani.

Kemampuannya me-manage emosi mengantarkan Viktor Axelsen menuju kemenangan demi kemenangan. Yang terakhir adalah menjadi juara dalam 2017 World Championships di Glasgow setelah di final mengalahkan Lin Dan 22-20 dan 21-16. Sekarang Axelsen berada di peringkat 2 dunia, di usia 23 tahun, and he's not an Asian.



Chandra

My First Arrow


Mungkin agak norak ya, baru mulai main aja udah jumawa. Jangan-jangan cuma anget-anget tahi ayam, nanti bentar aja udah bosan. Kuharap tidak, hobi futsal dan badminton juga dimulai dari yang semacam ini, dan istiqomah sampai sekarang.

Sebenarnya sudah sejak beberapa bulan yang lalu saya penasaran sama jemparingan. Tapi belum kelakon gara-gara bingung mau main di mana dan sama siapa. Sampai akhirnya entah wabah dari mana hobi panahan masuk ke kantor tempat saya mengerjakan tugas akhir. Ditularilah saya olahraga sunah ini.

Akhirnya sekitar 2 minggu yang lalu saya beli busur panah. Nggak bagus-bagus amat memang. Riser-nya dari kayu bukan aluminium, limb-nya dari pvc yang di dalamnya dimasukkan kayu jadi tebal gitu. Ini linknya saya beli di sini : Mamlouk Archery Bukalapak. Review dikit barangkali ada yang minat beli :

+ pelayanan pelapak oke
+ fisik barang bagus, cocok untuk pemula
+ murah

- finishing nggak cantik
- belum ada arrow rest, harus beli terpisah



Harganya 300 ribu belum ongkir, murah untuk barang macam ini. Walaupun akhirnya saya kecelik teman-teman di kantor sana yang katanya mau beli yang 300an ternyata jadinya beli yang 1.5 jutaan -_-
Gak masalah lah ya senjatanya cupu yang penting skillnya mampu haha

Ada alasan kenapa saya memilih beli yang murah dulu. Saya pikir dulu demam panahan ini cuma kesenangan sesaat. Ternyata enggak euy, makin kesini makin bergairah, tadi siang waktu istirahat instead of ngrokok atau nonton tv orang-orang malah ngurusi bow dan arrownya buat persiapan main sore-sore setelah jam kantor.

Ceritanya saya ke sana tadi progress report TA. Ba'da jumatan saya kesana, ngobrol-ngobrol soal TA dan software. Beres itu ya saya nunggu jam kantor selesai, mau ikut main. Saya sudah bawa busur dan setengah lusin arrow yang saya dapat gratis dari kakak sepupu. Bahannya sih gratis, tapi ngrakit sendiri dipinjami jig-nya. Mengisi waktu saya nonton youtube : Olympic Archery 2012 dan Nu Sensei.

Berbekal ilmu dari youtube plus sedikit tutorial dari senior yang ada di sana saya coba layangkan anak panah pertama saya, lumayan. Anak panah kedua, not bad juga. Ketiga, meleset. Keempat, meleset lagi. Sampai 6 anak panah kesimpulannya manah itu nggak susah, yang susah itu untuk bisa konsisten.



Untung ada banyak bala bantuan. Saya dibantu memilih nocking point dan menandainya dengan dental floss. Sangat membantu untuk set anak panah berikutnya. Saya jadi tahu dimana harus meletakkan arrow nock. Ini dia yang saya harapkan. Bahwasannya salah satu tujuan saya memasukkan diri dalam demam panahan ini adalah untuk memudahkan diri beradaptasi dan mengenal orang-orang baru di tempat di mana mungkin saya akan berada 2 atau 3 tahun ke depan. Kenalan pas having fun lebih asik daripada waktu dibugging program kan ?

Saya menutup hari dengan puas, alhamdulillah. Di set-set terakhir menjelang pulang anak panah saya tidak ada yang meleset. Selain nocking point udah jelas, saya juga udah menemukan reference untuk membidik walaupun di alatnya nggak ada perlengkapan untuk itu, perlu panah yang lebih canggih memang untuk ini.



To conclude these, layaknya gol pertama dulu di futsal dan smash pertama di badminton. After my first arrow, i'm excited.


Chandra
210717

Tanpa Pelatih


Baru saja berakhir gelaran BCA Indonesia Open Super Series Premier. Alhamdulillah satu wakil Indonesia berhasil menyabet gelar juara lewat nomor ganda campuran. Wakil Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir berhasil merebut juara setelah mengalahkan Zheng Siwei - Chen Qingchen asal Tiongkok. Di satu sisi ini patut disyukuri karena dalam 3 tahun terakhir (2014, 2015, 2016)  pemain Indonesia gagal juara di Indonesia Open. Namun di sisi lain patut disayangkan lagi-lagi yang menjadi tumpuan meraih gelar adalah pemain senior, Owi (26) dan Liliyana (31). Bandingkan dengan duo finalis Tiongkok, Zheng 20 tahun dan Chen 19 tahun. Hmmm...


Entah kenapa akhir-akhir ini saya jadi makin tertarik dengan badminton. Hobi main dan mengikuti berita-beritanya. Jadi tahu apa itu turnamen Super Series Premier, Super Series, Gran Prix Gold, dll. Jadi ikut kepo IG pemain-pemain badminton. Jadi paham bahwa di balik semrawutnya pukulan badminton itu ada strategi yang rapi dan konsisten. Juga jadi tahu betapa vitalnya peran pelatih dalam sebuah pertandingan.

Kebanyakan pelatih adalah mantan pemain profesional. Mereka duduk di sisi belakang lapangan menyaksikan apa yang terjadi dalam pertandingan. Sesekali mereka memberi instruksi pada pemain saat break. Pelatih-pelatih itu jika bertanding melawan pemain yang masih aktif sudah pasti kalah. Tapi mereka bisa menyaksikan pertandingan dan seluruh sudut lapangan dengan lebih jelas. Lalu dengan pengalamannya bisa memutuskan apa yang salah jika ada. Selanjutnya mampu mengomunikasikan dengan pemain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam pertandingan. Peran seorang pelatih sangat vital.

Itu tadi adalah soal badminton, sebuah permainan. Tapi bagaimana dengan hidup ? Nah mulai nih agak berat.

Begini, saya baru terpikir bahwa salah satu masalah terbesar yang kita miliki adalah kita tidak punya 'pelatih'. Itu adalah masalah di atas masalah. Pasti pernah dengar yang begini : lebih banyak masalah timbul bukan karena apa yang terjadi, tapi karena kita salah bereaksi. Atau, yang penting bukan masalahnya, tapi bagaimana kita menanggapinya.

Unfortunately, kesalahan bereaksi banyak terjadi karena kita tidak punya pelatih dalam menjalani setiap detik dan tikungan-tikungan kehidupan. Sudut pandang kita atas apa yang kita jalani sangat terbatas. Bahkan kita banyak yang tidak tahu seperti apa sebenarnya punggung kita sendiri. Ini seperti mengapa lebih mudah menikmati pemandangan air terjun dari kejauhan daripada dengan berdiri di bawah air terjun. Memandang dari jauh sebagai pengamat luar menyederhanakan permasalahan sehingga kita bisa menilai dengan lebih jernih. Konsep pengamat luar ini juga jawaban mengapa bermain game GTA terasa jauh lebih gampang daripada menjalani kehidupan yang sebenarnya.

Stephen Covey berkata kita harus proaktif, jangan reaktif.  Ini benar karena being reactive lebih sering berakhir salah. Masalah bisa datang bertubi-tubi, seperti lebih dari kapasitas kita untuk menanganinya. Diperparah kita tidak punya second voice dalam menangani masalah itu. Itulah kenapa saya sebut masalah di atas masalah.

Tidak ada manusia yang identik. Begitu pula dalam mengambil keputusan, jangan terlalu bergantung pada orang lain. Tidak perlu juga kita mencontek hidup orang lain. Mungkin hanya Nabi yang pantas kita ambil sebagai template. Jangan menjadi orang yang tidak-enakan. Enak-nya di orang lain, tidak-nya di kita.

Masalah bisa datang kapan saja dengan rate yang kadang rapid kadang selow. Dosisnya juga bisa tinggi bisa rendah. Kita harus melatih diri untuk menangani sebanyak mungkin pertentangan dan konflik. Baik di dalam diri sendiri maupun dengan manusia lainnya. Itulah kenapa ada nasehat untuk jangan menghindari konflik.

Menurut saya salah satu konflik terbesar adalah konflik batin. Ketika bermasalah dengan orang lain kita bisa saja menghindar untuk sementara waktu. Tapi bagaimana kalau dengan diri sendiri ? Belum lagi ada campur tangan logika, perasaan, dan nafsu. Benar jika dikatakan musuh terbesar adalah diri sendiri.

Andaikata kita punya lampu ajaib yang bisa mengeluarkan jin yang sekonyong-konyong mampu melibas segala masalah. Atau mungkin robot peliharaan macam Doraemon yang siap mensupport segala keperluan majikannya. Atau gadget super bijak yang bisa memberikan nasehat jitu hanya dengan menceritakan urusan yang sedang dihadapi. Mungkin dengan itu semua hidup akan terasa lebih mudah. Tapi di sisi lain akan menjadi terasa hambar. Life is Never Flat.

Perbendaharaan ilmu, pengalaman, dan orang dekat bisa membantu kita dalam hal ini. Tapi in the end of the day, kita lah yang harus berani mengambil keputusan. Aset-aset itu tidaklah seperti pelatih badminton yang selalu siaga di tepi lapangan. Tapi bagaimanapun semakin ke sini saya semakin sadar betapa itu semua penting untuk menghadapi -- di waktu yang bersamaan -- kompleks dan simpelnya hidup. Karena hidup ada interval simpelnya juga, jangan spaneng terus, tenangno pikirmu, keep smile!

Tapi lepas dari itu semua, pernah nggak sih tiba-tiba di pikiran terlintas sesuatu, mak plecit. Tahu-tahu ternyata itu jadi seperti 'petunjuk yang benar'. Saya nggak tahu itu apa..

Fyi, badminton sekarang bukan lagi tentang China, Korea, atau Indonesia. Banyak tim lain mulai merangsek ke papan atas perbulutangkisan dunia. Sebut saja India dan Thailand. Tapi, yang menarik adalah pelatih-pelatih mereka banyak yang berasal dari Indonesia. Contohnya, Srikanth Kidambi (India) yang masuk 3 final turnamen Superseries dan 2 kali juara pelatihnya adalah Mulyo Handoyo, mantan pelatih Taufik Hidayat.

Lalu Indonesia ? Ayolaah PBSI..




Chandra
270617

UCL Qualifying Round Explained


Liga-liga sepak bola di Eropa sudah berakhir. Ada tim yang keluar jadi juara, ada yang masuk zona Liga Champions, ada yang zona Liga Eropa, juga ada yang masuk zona kualifikasi liga Champions. Zona kualifikasi Liga Champions berada di bawah zona Liga Champions dan di atas Liga Eropa. Liverpool ada di posisi ini.

Ternyata sistem kualifikasi Liga Champions cukup rumit. Dari babak kualifikasi ini akan diambil 10 tim untuk bergabung dengan 22 tim yang sudah lolos langsung. Disini akan saya jelaskan tahap-tahap yang harus dilalui tim-tim di kualifikasi Liga Champions.

Kualifikasi Liga Champions dibagi menjadi beberapa fase. Pada prinsipnya, semakin rendah rating/coefficient sebuat tim dan liga domestiknya semakin banyak pertandingan yang harus dilalui.




First Qualifying Round

Babak ini melibatkan juara dari 10 liga dengan rangking terendah di Eropa (lihat tabel 1). Tim akan diundi pada 19 Juni untuk menentukan pasangan lawan. Akan ada 5 pertandingan dan pemenang dari pertandingan itu lolos ke fase kualifikasi berikutnya. Sistem pertandingannya adalah home-away. Leg 1 digelar pada 27-28 Juni dan leg 2 pada 4-5 Juli.

Tabel 1



Second Qualifying Round

Babak ini melibatkan 5 tim yang lolos dari First Qualifying Round dengan 29 tim lain dengan coefficient tim dan liga yang lebih tinggi (lihat tabel 2). Sehingga total kontestan adalah 34 tim dan akan terjadi 17 pertandingan home-away. Drawing (pengundian) dilakukan pada 19 Juni. Pertandingan leg 1 dan leg 2 masing-masing dilaksanakan pada 11-12 Juli dan 18-19 Juli.

Tabel 2 (bersambung) 

Tabel 2 (selesai)



Third Qualifying Round

Berbeda dengan babak sebelumnya. Tahap ini dibagi menjadi 2 kelompok, jalur Juara dan jalur Liga. Jalur juara diikuti pemenang tahap Second Qualifying Round (17 tim) ditambah 3 tim dari Yunani, Ceko, dan Romania (lihat Tabel 3). Total ada 20 tim yang terlibat dalam 10 pertandingan home-away. Akan ada 10 tim yang lolos melalui jalur ini.

Tabel 3
Jalur Liga diikuti oleh tim-tim dari 10 liga dengan level yang lebih tinggi lagi (lihat Tabel 4). Dari 10 tim ini akan dilakukan 5 pertandingan home-away dan diambil 5 pemenang untuk masuk ke babak selanjutnya.

Drawing akan dilaksanakan pada 14 Juli. Leg 1 dan 2 masing-masing dilaksanakan pada 25-26 Juli dan 1-2 Agustus. Dari babak ini akan diloloskan 10 tim dari jalur Juara dan 5 tim dari jalur Liga

Tabel 4



Play-Off Round

Play-off juga dibagi menjadi 2 jalur, jalur Juara dan jalur Liga. jalur Juara diikuti 10 tim yang lolos dari Jalur Juara babak sebelumnya dan tidak ada tambahan tim. Tim-tim itu bertemu dalam 5 pertandingan home-away dan menghasilkan 5 pemenang. Lima pemenang itu akan masuk ke Liga Champion.

Sementara itu jalur Liga diikuti oleh 5 tim yang lolos dari Jalur Liga babak sebelumnya. Selanjutnya ditambah dengan tim dari liga dengan coefficient lebih tinggi (lihat Tabel 5). Total ada 10 tim yang bertanding dan menghasilkan 5 pemenang.

Tabel 5

Secara total Play-off Round meloloskan 10 tim yang akan bergabung dengan 22 tim yang sudah lolos langsung. Liga Champion diikuti oleh 32 tim dan dimulai pada 12-13 September 2017.


Come on, Liverpool. You'll Never Walk Alone



Chandra



reference : tirto.id , goal.com