Cek Fisik Kendaraan Luar Daerah di Bantul Jogja


Tahun 2018 saya sempat menulis tentang cara cek fisik kendaraan bermotor di luar kota asal. Waktu itu saya mengurus motor plat AB di Samsat Bandung. Ceritanya ada di sini.

Kali ini saya ada pengalaman serupa yang ingin saya tuliskan sebagai tambahan. Singkat cerita karena drama-drama PPKM saat ini, saya WFH dari rumah di Bantul. Kebetulan waktunya pas dengan habisnya masa berlaku STNK motor budhe yang tinggal di Lombok namun punya motor di sini. Jadi saya ke Samsat Bantul mengurus cek fisik motor plat DR. Karena prolog sudah ada di tulisan sebelumnya jadi saya langsung masuk ke teknisnya saja.

Samsat Bantul berlokasi di Jalan Badegan no 25, Nyangkringan, Bejen, Kecamatan Bantul, atau gampangnya dekat pom bensin Gose, warga Bantul pasti tahu. Tentu kantor ini melayani segala macam urusan per-samsat-an. Lokasi strategis, parkir luas, gedung masih baru, beberapa nilai plus kantor ini. Kalau ada yang berniat titip urus pun ada beberapa biro jasa buka lapak di kanan kirinya.

Begitu memasuki gerbang, ada petugas yang melakukan pengecekan suhu sekaligus menanyai keperluan. Sifatnya sih adhoc sepertinya, kalau sudah tidak darurat pandemi mungkin sudah tidak ada. Tapi untuk saat ini keberadaannya membantu karena bisa langsung tahu mesti menuju kemana untuk urusan tertentu. Setelahnya ada portal parkir seperti biasa lalu masuk ke area parkir atau layanan drive-thru, sesuai keperluan apa yang mau diurus.

Untuk cek fisik, pendaftaran dilakukan di gedung sebelah barat dekat masjid. Sayang saya lupa tidak ambil gambarnya, tapi mudah dicari kok. Ruangan cukup nyaman dan waktu saya datang tadi tidak terlalu ramai. Layanan yang dilakukan disini antara lain pendaftaran cek fisik, mutasi masuk dan keluar, balik nama, pengambilan BPKB, serta ada teller bank. Berikut penampakan loketnya.

Syarat yang perlu dibawa STNK dan BPKB asli dan fotokopi. Kalau BPKB tidak bisa bawa yang asli, cukup fotokopiannya boleh. Setelah memasukkan syarat itu ke bagian cek fisik dan bilang untuk pajak lima tahunan, kita akan diberi blanko cek fisik oleh petugas. Kita akan diminta mengisi data-data kendaraannya sesuai STNK, untuk ini sebaiknya bawa pulpen sendiri.

Setelah blanko diisi kita bisa menuju ke parkiran tempat akan dilakukan penggosokkan nomor rangka. Jadi penggosokkan ini dilakukan di parkiran ya, tempat untuk motor dan mobil bersebelahan, kalau truk atau kendaraan besar agak misah. Blanko yang sudah diisi data kendaraan kemudian ditumpuk di meja petugas gosok.

Btw buat yang belum tahu maksudnya gosok disini, jadi untuk memastikan nomor rangka dan mesin kendaraan sama dengan yang ada di surat-surat dilakukan proses gosok ini. Prinsipnya memanfaatkan bentuk nomor rangka dan mesin yang dibuat 3D di kendaraan, petugas menempelkan kertas khusus, lalu digosok menggunakan pensil hingga menghasilkan pola hitam putih dimana bagian putihnya menunjukkan nomor rangka dan mesin, jadi normalnya nomor ini sulit direkayasa.

Yang perlu jadi catatan adalah lokasi pencetakan nomor rangka dan mesin ini beda-beda di tiap kendaraan. Kalau mobil sih relatif dengan buka kap mesin sudah cukup untuk mengakses nomornya, tapi kalau motor ada yang mudah diakses ada yang tidak. Sebagai contoh di motor yang saya urus ini harus buka plat nomor dan tutup bodi depan. Mana disuruh bongkar pasang sendiri pula wkwk


Proses gosok tidak lama, paling cuma 10 menit (tidak termasuk bongkar pasang). Setelah nomor rangka dan mesin selesai digosok, kertas khusus tadi ditempel pada blanko. Blanko ini kemudian difotokopi bersama STNK dan BPKB sebanyak dua kali kemudian dimintakan pengesahan di loket pendaftaran. Proses cek fisik selesai dan dokumennya sudah bisa untuk perpanjang pajak di daerah asal.

Layanan cek fisik di Samsat Bantul buka dari pagi sampai jam 11.00 saja (pendaftaran ditutup 10.30). Kebetulan saya tadi datang agak siang dan dapat urutan paling buncit. Secara keseluruhan prosesnya tidak lama, maksimal 1 jam sudah selesai. Saya meninggalkan samsat sekitar pukul 11.30, karena sudah agak siang di perjalanan pulang mampir dulu cari yang seger-seger. Rujak eskrim Pak Tony dekat perempatan klodran, langganan sejak SMA pas harganya masih 3000 per mangkok.



Sekian.

Chandra


Time Capsule


Siang tadi buka-buka lemari nemu tablet samsung lawas yang saya beli tahun 2013 dengan uang refund UKT semester 1. Baterai jelas tekor karena sudah lebih dari 3 tahun nggak nyala, untung masih ada kabel charger yang cocok buat tab ini. Butuh waktu agak lama sampai baterainya cukup untuk dia bangun. Begitu nyala makdeg wallpapernya masih gambar Imperial College, cita-cita yang dulu pernah ada wkwk

Ada dua tablet lagi di tumpukan yang sama, satu merk 'cina' hasil tryout sbmptn TO Bareng Teknik (Tobat) UGM 2013, satu lagi Ipad 3 saya beli seken steal-deal dapat dari FJB ITB tahun 2016. Sayang sudah nggak punya charger yang bisa masuk. Mungkin nanti cari di Jakarta, lumayan kalau nyala bisa buat istri ngajar.

Kembali ke tablet samsung, meskipun tidak semua tapi sebagian perjalanan awal kuliah saya terekam di gadget ini. Waktu itu HP saya tidak cukup powerful untuk menghandle semua keperluan akademik dan nonakademik. Sebagian file saya transfer ke tab terutama video-video praktikum dan aplikasi berat. Senangnya dulu pas ospek mau masuk jurusan bisa bikin glider yang sekedar bisa terbang dengan imbang.

Galeri adalah yang paling banyak menyimpan kenangan. Ada foto-foto slide kuliah yang akhirnya nggak dibuka lagi, dokumentasi anak robotika waktu KRI, meme tentang engineering dan aerospace, foto jalan-jalan yang agak bikin malu kalau dilihat lagi sekarang, beberapa foto tugas tour kosan waktu osjur, sampai screenshot-screenshot yang banyaknya minta ampun. Tentu konten yang berpotensi mengganggu ketentraman segera dihapus demi kemaslahatan :p

No no no, jangan berpikir itu konten berhubungan sama porn, drug abuse, atau human trafficking ya. Senakal-nakalnya yo nggak segitunya. Lagi pula semua bisa dijelaskan karena file-file disitu semua bertanggal 2016 ke bawah...gimana ya jelasinnya...ya tahulah maksudnya wkwk

Saya pernah bilang bahwa kalau punya mesin waktu yang hanya bisa dipakai satu kali, saya memilih balik ke tahun 2013. Disanalah banyak keputusan-keputusan diambil yang membuat saya berada di state yang sekarang. Tidak boleh berandai-andai berlebihan, tapi saya merasa jika bisa kembali ke tahun itu dengan bekal pengetahuan yang sekarang, rasanya banyak keputusan bisa saya perbaiki sehingga jadi orang yang lebih benyak berguna dan lebih sedikit merepotkan. 

Mesin waktu mungkin tidak akan terjadi, tapi ketemunya tab lama ini mengembalikan sebagian ingatan saya tentang diri saya 7-8 tahun lalu, bagaimana saya berpikir, apa yang saya cita-citakan saat itu, siapa teman saya, apa yang saya lakukan, siapa inspirasi saya, apa kebaikan yang dulu ada dan kini saya tinggalkan, apa yang berubah dan apa yang tidak. 

Terpenting dari itu semua adalah setelah beberapa jam menyusuri folder dan aplikasi-aplikasi yang sudah vakum beberapa tahun saya mendapat gambaran bahwa saya dulu pernah punya api. Di satu sisi ekpresi dari api itu adalah sifat naif, sombong, keminter, dan merasa berada di puncak dunia. Padahal puncak adalah tempat paling mungkin untuk jatuh. After all, api itu terlalu besar buat saya yang sempit, hingga tanpa sadar membakar beberapa hal yang seharusnya dipelihara.

Tapi di sisi yang lain api itulah yang membuat saya tetap kuat menjalani masa-masa penuh tempaan sambil tetap menjaga asa menolak menjadi sekedar rata-rata. Bahkan saya yang sekarang merasa malu bagaimana dulu jiwa raga ini mampu bekerja nyaris 24/7 hingga akhirnya menemukan bentuk nyamannya. Di masa-masa itulah paling sering saya merasa batas saya diuji.

Semakin mendewasa, rasanya api itu tidak sepanas dulu. Bisa jadi karena saya tidak memeliharanya dengan baik, atau hakikatnya memang api itu teredam seiring pemahaman soal realita kehidupan. Tapi sebagai manusia yang ditugaskan untuk selalu berusaha, setidaknya dari time capsule ini saya jadi tahu ada hal yang perlu saya coba.

Saya harus menjaga nyala api itu sama atau bahkan lebih berkobar daripada 7 tahun lalu. Tapi di saat yang sama harus memastikan bahwa api itu tidak membuat apapun dan siapapun di sekitar saya tidak nyaman. Syukur kalau api itu bisa menyalakan beberapa api lainnya yang mulai padam. Tapi setidaknya saya harus cukup amba untuk menjadikan segalanya seimbang. 

Kalau mau lebih baik dari 7 tahun lalu mungkin saya harus lebih presisi, sisanya biar mengikuti.

Maaf atas segala kesalahan

Chandra