DOES : Diary of Erix Soekamti


Bagi Anda yang belum tahu, Erix Soekamti adalah bassist dari band asal Jogjakarta Endank Soekamti. Jujur, di awal kemunculan band ini saya sangat tidak suka dengan lagunya, saat itu saya pertama dengar di acara MTV Ampuh kalau tidak salah. Jingkrak-jingkrak, bahasa sarkastik, tatto, piercing, dll tidak masuk dalam kriteria saya yang ketika itu mengidolakan band semacam Peter Pan dan Radja. Hahaha..

Namun, beberapa bulan ini saya menonton Vlog (video blogging) dari Mas Erix Soekamti. Saya sangat senang dengan konten dan kualitas video yang disajikan. Apalagi DOES (Diary Of Erix Soekamti) ini dirilis tiap hari. Sekarang bahkan saya selalu menantikan video-video terbarunya yang sudah mencapai episode 287.

DOES banyak bercerita tentang kegiatan di balik layar Endank Soekamti. Karena dirilis setiap hari maka hampir semua kegiatan bisa disaksikan. Kerja keras, kreativitas, manajemen konflik, ambisi, visi ke depan, dll tertuang dalam video ini diselingi dengan hiburan jenaka dan quotes bijak. Sungguh pandangan saya terhadap band ini berubah dari yang dulu "ah ini band pasti banyak masalah" menjadi "ternyata banyak yang bisa diteladani dari player dan crew Endank Soekamti".

Silakan cari videonya di youtube di channel Erix Soekamti atau ketik saja keyword 'does'.

Terima kasih,
Chandra

Book Review : Meneladani Mahapatih Gajah Mada



Saya awalnya kurang tertarik dengan novel sejarah sampai akhirnya saya membaca novel milik teman saya berjudul Gajah Mada 1 : Makar Dharmaputra karangan Langit Kresna Hariadi. Novel itu adalah bagian pertama dari 5 seri Gajah Mada.

Gajah Mada #1 : Makar Dharmaputra
Sesuai judul bukunya, Gajah Mada adalah tokoh utama dalam cerita ini. Pada buku pertama, Gajah Mada baru berpangkat bekel sekaligus pimpinan pasukan khusus Bhayangkara. Bhayangkara adalah pasukan kecil yang memiliki kemampuan khusus dalam intelejen dan strategi. Pada saat itu, di Majapahit terjadi kekacauan karena upaya makar yang dilakukan oleh Rakrian Kuti dan teman-temannya. Dengan kemampuannya menghasut, Kuti berhasil memengaruhi banyak orang untuk memuluskan upayanya hingga akhirnya ia berhasil memaksa Jayanegara (Raja Majapahit) untuk mengungsi. Gajah Mada dan Bhayangkara dengan segala kerja keras dan kecerdikannya berhasil menyelamatkan Jayanegara bahkan membalas dendam kepada Ra Kuti. Buku ini dipenuhi gemilangnya sepak terjang Gajah Mada dalam menjalankan aksinya yang sekaligus melambungkan namanya di Majapahit.

Gajah Mada #2 : Takhta dan Angkara
Meskipun upaya penyelamatan yang dilakukan Gajah Mada berhasil, Jayanegara akhirnya tewas akibat racun yang diracik oleh Ra Tanca. Akibat meninggalnya Jayanegara, Majapahit mengalami kekosongan kekuasaan yang perlu segera diisi. Dua adik kandung Jayanegara menjadi calon kuat yaitu Sri Gitarja dan Dyah Wiyat. Keduanya sama-sama baik dan bersih. Sayangnya, di belakang kedua orang tersebut ada calon suami dan pendukungnya yang mempunyai niat buruk dan ingin berkuasa di Majapahit. Gejolak bahkan pertumpahan darah kembali muncul di istana. Gajah Mada yang jabatannya sudah naik manjadi Patih Daha berhasil meredakan persoalan-persoalan yang muncul sekaligus memberikan usulan siapa raja Majapahit berikutnya.

Gajah Mada #3 : Sumpah di Manguntur
Sri Gitarja dan Dyah Wiyat menjadi raja bersama di Majapahit. Majapahit diserang musim kemarau berkepanjangan yang membuat masyarakat sengsara. Kekuatan magis yang dimiliki oleh Rajapatni Biksuni Gayatri dan orang-orang hebat pada generasinya mewarnai lika-liku perjalanan Majapahit hingga akhirnya kemakmuran masyarakat terpenuhi kembali. Di sisi lain, Mahapatih Arya Tadah yang sudah tua sakit-sakitan dan meminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Orang yang diusulkan Arya Tadah adalah Gajah Mada yang saat itu masih bisa dibilang muda. Hal ini memunculkan kedengkian di benak beberapa pihak. Rawe rawe rantas malang-malang putung, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit dan ditandai dengan Sumpah Palapa di Balai Manguntur.

Gajah Mada #4 : Sanga Turangga Paksowani
Gajah Mada mampu menepati sumpahnya yang luar biasa berat untuk menyatukan nusantara. Negara dan kerajaan di nusantara berhasil dijadikan negara bawahan Majapahit baik secara damai maupun paksaan. Semua wilayah nusantara (lebih luas dari Indonesia sekarang) telah bergabung kecuali satu : Sunda Galuh. Sikap Sunda Galuh yang ngeyel membuat Gajah Mada marah. Di sisi lain, Raja Majapahit Hayam Wuruk jatuh cinta pada sekar kedaton (putri raja) Sunda Galuh yaitu Dyah Pitaloka Citraresmi dan ingin menikahinya. Gajah Mada yang pengaruhnya sangat besar bahkan lebih kuat dari raja tetap pada pendiriannya bahwa Sunda Galuh harus menyerahkan diri. Akibatnya, terjadilah Perang Bubat yang sampai sekarang terkadang masih terasa pengaruhnya pada hubungan Jawa-Sunda.

Gajah Mada #5 :  Hamukti Moksa
Pembantaian terhadap raja, permaisuri, dan sekar kedaton Sunda Galuh adalah perbuatan tak termaafkan apalagi bagi Sunda Galuh. Tidak mengherankan bila akhirnya Sunda Galuh mengirimkan orang untuk membunuh Gajah Mada. Gajah Mada sendiri, yang telah dicopot dari jabatannya sebagai Mahapatih memilih mengasingkan diri. 


Novel Gajah Mada karangan Langit Kresna Hariadi ini sangat sesuai untuk dibaca oleh semua kalangan. Walaupun sekilas bacaannya berat namun dengan pemilihan kata-kata dan konstruksi cerita oleh LKH novel ini menjadi sangat menyenangkan untuk dibaca. Pengetahuan mengenai sejarah Gajah Mada dan Majapahit dapat diperoleh dari novel ini dan dapat diteladani. 



Salam,
Chandra

Bumi Bola atau Datar ?


Alhamdulillah setelah cukup lama akhirnya saya punya waktu yang cukup santai untuk duduk di depan laptop dan menulis sesuatu yang cukup serius. Beberapa waktu terakhir saya disibukkan dengan aktivitas di beberapa komunitas yang saya ikuti di kampus. Dengan kondisi yang agak longgar semoga saya mampu menulis dengan sedikit lebih dalam dan kaya. Meski demikian, saya masih sangat hijau dalam ilmu pengetahuan sehingga harap dimaklumi bila masih banyak kekurangan.

Akhir-akhir ini, netizen dihebohkan dengan suara sebuah golongan yang mempropagandakan sebuah teori yang mengatakan bahwa bumi yang kita tempati ini sebenarnya datar !!... Dikatakan pula bahwa pemahaman yang dianut manusia sejak era Copernicus (abad 16) hingga sekarang bahwa bumi itu bulat atau bola adalah konspirasi para elit global. Saya akan coba mengemukakan beberapa hal yang saya ketahui berkaitan tentang hal ini. 


Global Navigation Satellite System (GNSS)
Salah satu argumen paling ngotot dari penganut flat earth (di Indonesia terutama) adalah bahwa satelit itu hanya tipuan dan bisnis trilyunan dollar semata. Penjelasan google bahwa google maps tidak menggunakan satelit tetapi hanya menara telekomunikasi menjadi argumen pendukung. Tentu ini dapat dipatahkan bila terbukti satelit itu ada dan berfungsi. 

GNSS adalah sistem navigasi berbasis satelit. Saat ini sistem yang terbesar dimiliki oleh US (GPS) dan Rusia (Glonass) namun di samping mereka ada pula China dan India yang memiliki sistem navigasi berbasis satelit untuk regional tertentu. Sistem ini memanfaatkan konstelasi (kumpulan) satelit yang mengorbit bumi secara terus menerus pada posisi yang berbeda-beda. Hasilnya, pada setiap waktu, semua permukaan bumi bisa 'dilihat' dari satelit. Analogi sederhana, bayangkan sebuah ruang mini market yang dimonitor beberapa kamera CCTV. Dengan jumlah yang cukup semua sudut ruangan akan bisa dimonitor. Pada awalnya konstelasi satelit navigasi hanya berjumlah 7 satelit dan GPS memiliki akurasi (toleransi) sekitar 5 m. Saat ini GPS memiliki 30 satelit dan Glonass 22 satelit. Keakuratan sistem navigasi ini sudah mencapai 10 cm. 

Lalu apa buktinya bahwa navigasi memang menggunakan satelit-satelit itu bukan tower ?
Saya bergabung dengan komunitas aeromodeling di kampus. Pada banyak wahana terbang kami pasang modul GPS untuk navigasi, kontrol, dan otomasi. Menariknya, modul GPS ini hanya akan menangkap sinyal secara baik jika dihadapkan ke atas dan akan jelek bila dihadapkan ke samping. Ini menunjukkan bahwa sinyal yang diperoleh berasal dari 'atas' yaitu satelit bukan tower yang sama-sama ada di permukaan bumi. 


Lokasi ikan dan titik panas
Bukti fungsionalitas satelit yang lain adalah dua aktivitas di atas. Pergilah ke pantai utara Jawa misalnya daerah Indramayu lalu bertanyalah kepada nelayan (semi-modern) tentang bagaimana mereka menentukan lokasi penangkapan ikan. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) secara rutin memberikan informasi lokasi berkumpulnya ikan kepada nelayan di Indonesia sehingga aktivitas nelayan menjadi lebih sederhana yaitu mengambil ikan bukan mencari ikan. Informasi ini diperoleh melalui citra satelit. 

Pendeteksian titik panas (dan titik api) juga dilakukan LAPAN dengan cara yang sama. Data yang diperoleh LAPAN kemudian diserahkan kepada BMKG dan instansi terkait untuk tindakan lebih lanjut. Tugas-tugas ini adalah hal yang diamanatkan oleh Undang-undang RI kepada LAPAN. 

Mana mungkin melihat kumpulan ikan di laut dan api di hutan dari tower telekomunikasi ?


Sains Modern
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk mendukung teori flat earth sangat banyak yang berlawanan dengan pemahaman sains modern. Banyak hukum-hukum yang harus dilawan untuk menjadikan propaganda bumi datar tampak masuk akal. Bisa saja ada pemahaman sains modern saat ini yang belum tepat dan nantinya akan berganti. Namun bila Anda ingin melawan hukum-hukum yang sudah diterima sebelumnya maka dasar pemikiran Anda harus sangat kuat. Propaganda melalui youtube dan media sosial tidak punya kekuatan apapun dalam hal ini. 

Namanya juga teori, belum tentu benar.


Bonus, secuil dari pekerjaan praktek saya : "Bumi itu bulat"





Sekian
Salam,


Chandra




Saya Ingin Hidup Proper


Wawasan mengenai "Hidup yang Proper" sudah cukup lama saya dapatkan dari salah satu motivator favorit saya. Namun, akhir-akhir ini saya menemukan lebih banyak alasan sekaligus manfaat untuk memiliki siklus aktivitas yang lebih proper dari sebelumnya.

Mendisiplinkan tidur
Tidur tampak sebagai hal sederhana bagi setiap orang. Tetapi tidak semua orang mampu mengelola tidurnya dengan baik. Pola tidur yang kurang baik dapat mengakibatkan menurunnya kebugaran (sudah pasti ini, sangat berpengaruh), aktivitas terhambat, dan kesehatan terganggu.
Sebagai manusia, mahasiswa, dan muslim saya rumuskan untuk diri saya sendiri bahwa tidur yang sesuai - setidaknya untuk saya - adalah tidur malam mulai pukul 23.00 (paling cepat) hingga 24.00 (paling lambat) dan bangun beberapa saat sebelum adzan subuh, diusahakan bangun sejenak di malam hari untuk salat tahajud. Semoga di tengah-tengah kesibukan saya masih bisa menjalankan ini.

Bekerja Keras
Malam diciptakan untuk beristirahat dan siang diciptakan untuk bertebaran di segala penjuru tempat untuk melakukan hal-hal bermanfaat. Berhubungan dengan aspek mendisiplinkan tidur, cara untuk memenuhi aspek tersebut adalah beraktivitas secara simultan di siang hari. Jika selesai dengan satu urusan mulailah urusan berikutnya. Hingga ketika malam datang, kita akan bersyukur dengan yang telah kita lakukan dan siap untuk beristirahat dengan nyenyak.

Memikirkan asupan makanan
Baru seminggu yang lalu saya terpikir hal ini ketika seseorang berkata "Pasti beda rasanya kalau banyak makan sayur dengan kalau banyak makan gorengan, coba rasakan deh." Selama ini sebagai anak kos yang saya pikirkan hanya makan 3x sehari dan sesekali minum jus dan susu. Sebelumnya saya rasa itu sudah cukup hingga akhirnya saya berpikir bahwa mungkin selama ini seringnya kantuk dan lelah datang di saat yang tidak tepat adalah karena asupan gizi saya tidak seimbang. Sekarang, saya memikirkan hampir semua makanan yang saya konsumsi dan ternyata itu bukan hal yang sulit jika diniatkan untuk menjadi sehat.

Menghindari stress
Semakin dewasa tanggung jawab semakin banyak. Jika tidak mampu mengolah kesibukan, emosi, dan hubungan dengan orang lain bisa-bisa stress menyerang kita. Stress bisa berakibat buruk bagi kesehatan dan menjadi lebih berbahaya lagi jika gangguan psikologis semakin serius. Solusinya adalah terus menjaga hubungan dengan Allah SWT melalui ibadah, menjaga hubungan dengan orang lain, mencari hiburan, dan ingat bahwa masalah-masalah yang datang pasti ada solusinya.


Salam,
Chandra