Showing posts with label abroad. Show all posts

Disneyland!


Tahun 2016 silam, alhamdulillah saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti sebuah konferensi mahasiswa di Hong Kong. Keberangkatan dibiayai full oleh fakultas FTMD ITB sebagai sebuah hadiah atas keikutsertaan saya dalam kontes mahasiswa berprestasi di tingkat fakultas.

Pada periode itu, mapres1 tingkat fakultas berhak mewakili FTMD ke pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat ITB sekaligus diberangkatkan ke Jepang untuk suatu short course. Saya alhamdulillah menjadi mapres 2 diberangkatkan untuk konferensi di Hong Kong University Of Science and Technology (HKUST). Mengenai perjalanan ini saya sudah pernah menulis, silakan klik pada label "hong kong" atau tulis pada kolom pencarian.

Mumpung film Toy Story 4 sedang booming, saya ingin throwback ke November 2016 ketika saya bersama dua orang teman berkesempatan jalan-jalan ke Disneyland. Kami menambah satu hari di HK setelah acara selesai karena ingin pergi ke tempat ini, walaupun harus nambah sedikit uang pribadi untuk sewa hotel.


Memang cocok kalau Disneyland ini disebut sebagai theme park karena wahana permainan yang ada di dalamnya disusun dengan tema kisah atau tokoh karakter Disney. Inilah yang membedakan Disneyland dengan Dufan misalnya. Dufan adalah taman dengan berbagai jenis wahana permainan dari yang lucu-lucu sampai yang bisa bikin muntah. Secara variasi wahana sebenarnya Dufan tidak kalah, tapi secara jumlah wahana Disneyland lebih banyak dan terkonsep.

Masuk ke Disneyland seperti benar-benar masuk dunia fantasi Disney. Banyak kru menggunakan kostum karakter Disney menyambut pengunjung sejak pintu depan. Pengunjung seperti membaca cerita atau menonton film-film Disney ketika berpindah dari satu lokasi ke lokasi berikutnya.


Di bagian depan ada Park Entrance yang dimulai dengan gapura bertuliskan Disneyland Hong Kong. Gapura berlanjut dengan boulevard serta pohon-pohon di sisi kanan dan kirinya. Penyambutan berujung pada sebuah air mancur yang menampilkan Donald Duck dan Mickey Mouse. Bagian ini tepat berada di depan stasiun MTR sehingga bisa dicapai tanpa harus berjalan jauh setelah turun kereta. Oh ya, ada jalur dan kereta khusus yang menyambungkan jaringan MTR Hong Kong dengan Disneyland.





Setelah melewati gerbang ticketing dan pemeriksaan barang, pengunjung disambut dengan Stasiun Kereta Disneyland. Ya, ada kereta yang keliling taman, jadi jika ingin melihat keseluruhan taman dulu sebelum mencoba wahana bisa menaiki kereta ini.

Masuk sedikit lebih jauh dan kita akan menjumpai toko-toko yang menjual segala macam pernak pernik Disney. Setiap toko punya konsep dan jualan masing-masing. Zona ini disebut Main Street USA. Disebut Main Street karena toko-toko itu berjejer di sepanjang jalan yang menghubungkan gerbang depan dengan kastil Disney sebagai titik pusat Disneyland. Sebuah spot yang sempurna untuk mengambil gambar.



Dari istana ini pengunjung bisa memilih ke zona mana akan menuju. Di sebelah kanan adalah Tomorrowland, surganya anak-anak yang suka berfantasi tentang masa depan. Ada roller coaster di dalam ruangan yang ketika melesat lampu-lampu di atas akan terlihat seperti bintang dan meteor berjatuhan, keren sekali. Ada juga  beberapa wahana lain serta toko-toko cenderamata.

Kalau masuk menembus kastil, pengunjung akan sampai di Fantasy Land. Jika Tomorrowland anak laki-laki banget, Fantasy Land sebaliknya sangat feminim. didominasi warna ungu, pernak pernik, boneka, istana, dan carousel dengan segala dekorasinya. Belok sedikit ke kiri, pengunjung akan sampai di bagian Toy Story.



Daya tarik utama Toy Story adalah tokoh karakter yang ada di film Toy Story, ya iyalah. Tidak banyak wahana bermain di sini. Tapi bagi yang suka berfoto tersedia beberapa spot menarik. Woody ada di sana, puluhan orang ingin berfoto dengannya.



Jika berjalan memutar berlawanan arah jarum jam dan kita sampai di Mystic Point dan Grizzly Gulch. Mystic Point berisi replika bangunan-bangunan fantasy yang ada di Disney, yang nuansanya mistis tentu saja. Tapi tempat ini ramai karena di sini ada tempat makan, termasuk restoran halal. Selanjutnya Grizzly Gulch berisi hal-hal yang berbau beruang dan gua-gua. Ada roller coaster juga di sini namun tidak terlalu besar.


Satu lagi zona menarik adalah Adventure Land. Atraksi utama di sini adalah rumah tarzan dimana pengunjung harus agak memanjat-manjat serta merasakan sensasi keliling sungai dengan perahu. Ada sungai buatan di dalam Disneyland yang di kanan kirinya rimbun seperti hutan dan kadang-kadang ada hewan robot yang tiba-tiba muncul mengagetkan.


Selesai melalui itu semua, pengunjung punya pilihan untuk pulang atau menunggu sampai jam 8 malam. Setiap hari jam 8 malam ada parade dan pesta kembang api di kastil, ya setiap hari. Jadi ada semacam kurikulum bagi pengunjung, atraksi terus menerus berganti dari jam 10 pagi hingga 8 malam, setiap hari. Jadi kalau mau ke Disneyland luangkan waktu sehari biar nggak rugi.

Dengan ini pengalaman jalan-jalan di Disneyland Hong Kong selesai. Age is just a number, usia berapapun bisa menikmati Disneyland. Fasilitas penunjang seperti toilet, food stall, restoran, hingga bangku untuk duduk beristirahat tersedia dimana-mana. Pun tidak ada istilah terlalu dewasa untuk menikmati Disneyland, tempat ini untuk semua usia , bukan hanya anak-anak.

Kalau ada kesempatan lagi ingin kembali ke tempat seperti ini, mungkin di kota yang lain, aamiin


Sarahah



Ada sebuah 'sosial media' yang mulai happening, namanya Sarahah. Zain al-Abidin Tawfiq adalah programmer asal Arab Saudi yang menciptakan sosial media ini. Idenya sederhana, untuk memudahkan orang memberikan feedback secara jujur kepada orang lain. Dulunya ini diciptakan untuk menjadi penghubung antara atasan dan bawahan tapi kini Sarahah diprogram ulang untuk dapat digunakan setiap orang.

Untuk memulai menggunakan Sarahah kamu bisa download apps-nya di Playstore atau Appstore. Tapi kalau merasa lebih simpel pakai versi web kamu bisa buka www.sarahah.com. Dari sana silakan bikin akun baru, caranya mudah, seperti sosmed-sosmed yang lain. Nantinya kamu akan punya page pribadi dimana orang bisa menuliskan 'constructive message'-nya.

Ini page saya : chandranrhmn.sarahah.com, yok diisi hehehe. Untuk meninggalkan pesan kamu nggak perlu login, dan pesannya bersifat anonim, tenang aja :)

Selain itu, pesan tidak akan ditampilkan ke publik (seperti answer ask.fm). Jadi komunikasi bersifat privat.





Berkat Sarahah, kita bisa memberikan feedback kepada orang lain mulai dari pujian, apresiasi, saran, kritik, atau sekedar menyapa. Tapi jangan dipake buat bullying ya...

Sekarang di header blog ini saya kasih link ke page Sarahah saya. Di sisi lain saya coba menutup akun tumblr tapi lupa password -_-

Ditunggu feedbacknya ya, thank you

link :
https://chandranrhmn.sarahah.com/
https://chandranrhmn.sarahah.com/
https://chandranrhmn.sarahah.com/


Chandra


Senjata Kimia


Sebenarnya saya tidak terlalu tertarik menulis sesuatu tentang konflik yang terjadi di negara-negara Timur Tengah dan Afrika. Saya mengikuti perkembangan berita dari berbagai sumber. Saya juga kadang berdiskusi dengan orang-orang di sekitar. Tapi justru itu yang membuat saya ragu untuk berpendapat secara terbuka. Semakin banyak informasi semakin simpang siur jadinya, dan semakin sulit disimpulkan.

Masalahnya adalah saya belum mempunyai sumber informasi terpercaya atas apa yang terjadi di sana. Kalau kita sering mengeluhkan media massa Indonesia terlalu banyak ditunggangi kepentingan, sebenarnya media asing/internasional juga banyak yang begitu.

Jadi makin susah percaya ketika peristiwa terjadi di benua lain. Tempat yang menggunakan bahasa yang berbeda. Persoalan penerjemahan juga sering menjadikan berita meleset dari maksud aslinya. Sedih ya..jadi tidak jelas mana hitam mana putih. Mana yang benar mana yang salah. Tidak jelas koalisinya, ini ikut kelompok A atau B, dan sebagainya.

Tapi kemarin benar-benar terjadi peristiwa yang menurut saya sudah di luar batas. Yaitu penggunaan senjata kimia di Suriah. Tidak peduli siapa yang melakukan, apa alasannya, seberapa besar korbannya, senjata kimia adalah perlakuan yang tidak manusiawi.

The types of weapons are banned by international law because they represent an intolerable barbarism. - Dr. Peter Salama, WHO

Senjata kimia sudah ada puluhan tahun yang lalu. Penggunaannya juga relatif mudah tetapi sangat mematikan. Sungguh hanya iman dan nurani yang bisa mencegah seseorang melepaskan senjata kimianya.  

Hak hidup adalah salah satu hak paling dasar yang dimiliki oleh manusia. Bahkan dalam perang yang di dalamnya sangat mungkin ada pertumpahan darah, aturan dibuat untuk memastikan orang-orang di dalamnya tetap beradab. Bukan hanya dilarang membunuh anak-anak, wanita, lansia, dan orang lemah. Bahkan di militer dinyatakan lebih detil, seperti tidak boleh menembak orang yang sedang terjun menggunakan parasut, tidak boleh menembak lawan yang sudah tidak berdaya, dll.

Senjata kimia bekerja sebaliknya, dia membunuh tanpa peduli apapun. Bahkan orang-orang lemah cenderung lebih rentan menjadi korban. Ada juga senjata kimia yang tidak punya efek apapun pada orang sehat namun sangat berbahaya bagi yang memiliki kekebalan tubuh lemah. Apapun bentuknya, senjata yang memiliki 'intolerable barbarism' sangat tidak pantas untuk digunakan.

Informasi mengenai penggunaan senjata kimia di Suriah menyebar dengan begitu cepat ke seluruh dunia. Semoga ini meningkatkan awareness lebih banyak orang. Btw, ada fakta menarik dari dunia sepakbola. Suriah berpeluang cukup besar lolos ke Piala Dunia 2018. Walaupun mereka harus menjalani pertandingan kandang (home) di Malaysia karena alasan keamanan negaranya. Bayangkan jika mereka benar-benar bisa tembus World Cup 2018 di Rusia :)

Mari berdoa untuk saudara-saudara kita di Suriah dan daerah-daerah konflik lainnya. Semoga mereka diberi kekuatan dan kebenaran sejati segera terungkap. Aamiin...



Salam,
Chandra





Nonton Test MotoGP di Sepang Malaysia



Saya masih rada-rada nggak percaya bahwa yang saya dengar ketika masuk ke sirkuit Sepang kala itu adalah derungan mesin motor MotoGP. Kemarin saya cuma mau transit. Setelah ada acara beberapa hari di Bangkok (lain kali saya tuliskan InsyaAllah), saya berniat pulang ke Bantul untuk mengurus beberapa hal. Memasuki umur 17 + 5n (n = 1, umur = 22) waktunya memgurus beberapa dokumen. Penerbangan ke Jogja banyak opsinya jika terbang dari Kuala Lumpur. Jadi saya putuskan dari Bangkok ke KL dulu, jalan-jalan 1 hari, baru mudik.

Saya sudah booking hotel di KL, dekat Bukit Bintang. Konsepnya KL itu, Bandara KLIA dan KLIA2 ada di pinggiran kota, butuh waktu 1 jam untuk ke kota. Tapi tersedia pilihan shuttle yang cukup lengkap. Meski begitu, di samping bandara berdiri Sepang International Circuit (SIC). Sehari sebelum meninggalkan Bangkok, saya buka instagram dan baru tahu bahwa tanggal 30 Januari 2017 akan diadakan MotoGP test Day 1 di Sepang (#SepangTest). Itinerary saya langsung berubah. Bookingan hotel saya kasih ke teman yang main ke KL tapi kekurangan kamar. Sedangkan saya booking hotel lagi yang dekat sirkuit. Eureka!!

Kapan lagi kan nonton MotoGP gratis, bebas milih tempat, lihat aktivitas race engineer di paddock ??

Sayangnya saya agak kesorean datang. Saya butuh 1,5 jam untuk keluar dari bandara KLIA2 due to antrian yang sangat panjang di imigrasi. Dari bandara saya langsung ke hotel, salat, lalu pesen Grab untuk ke sirkuit. Waktu itu tinggal Repsol Honda, Suzuki, dan beberapa tim kecil yang masih uji coba. Sirkuit sudah agak sepi, mungkin karena Rossi sudah kukut.

Saya nonton sampai jatah uji coba 6 jam selesai. Marquez dan rookie Alex Rins mencoba motornya dan keluar masuk paddock sampai waktu habis. Lumayan, tontonan gratis dan spontan yang sangat luar biasa. MotoGP emang keren!

MotoGP Malaysia 2017 akan dilaksanakan pada 29 Oktober 2017. Info lengkap bisa dilihat di sini
Bagi orang Indonesia, Malaysia mungkin tempat paling feasible jika ingin mendapat pengalaman nonton MotoGP (dan Formula 1) secara langsung di sirkuit. Sepang International Circuit berkapasitas 200.000 penonton. Menurut sumber, tiket di Sepang jarang habis, jadi jika Anda cukup percaya diri Anda bisa datang ke Malaysia tanpa tiket. Beli saja tiketnya on the spot, di saat-saat terakhir tiket diobral dengan harga setengah atau sepertiga harga jika beli online.

Selamat kebut-kebutan!!

Sepang International Circuit menyambut Anda
Peta sirkuit Sepang, gampang kok navigasinya
Juara 2016, Marc Marquez
Sirkuit Sepang
Sampai senja menjelang..



Salam,
Chandra

Bagaimana Jika Masa Berlaku Paspor Kurang Dari 6 Bulan ?



Hati-hatilah bila masa berlaku paspor Anda tinggal sedikit. Jika Anda berencana bepergian ke luar negeri dalam beberapa waktu ke depan sebaiknya Anda periksa masa berlaku paspor Anda. Jika masa berlaku tersisa kurang dari 6 bulan, maka Anda harus segera memperpanjang paspor.

Masa berlaku paspor adalah 5 tahun. Namun, menurut aturan yang berlaku, paspor yang masa berlakunya tersisa kurang dari 6 bulan menjadi tidak valid. Dalam hal ini 6 bulan kurang 1 hari pun akan menjadikan Anda berada dalam masalah. Siap-siap berurusan dengan imigrasi.

Imigrasi berhak menahan Anda untuk tidak keluar dari wilayah Indonesia bila masa berlaku paspor kurang dari 6 bulan. Anda bisa saja berargumen bahwa hanya pergi sebentar. Tapi jika keperluan kepergian Anda tidak kuat maka kemungkinan besar Anda akan ditolak. Gagal berangkat berarti semua itinerary batal. Tiket dan hotel yang sudah dibayar akan hangus kecuali ada kesepakatan.

Jika keperluan Anda sangat penting mungkin Anda bisa lewat. Surat pengantar atau undangan mungkin akan membantu dalam melakukan lobi. Karena imigrasi bisa mengijinkan Anda pergi dengan menandatangani surat pernyataan bahwa bila ada masalah di negara orang maka menjadi tanggung jawab pribadi. Berdasarkan yang saya baca di beberapa forum, Anda perlu menyiapkan 'uang materai'.

Lolos imigrasi Indonesia bukan berarti masalah selesai. Mungkin saja Anda berangkat tapi tertahan di bandara negara tujuan. Urusan akan lebih rumit jika begini. Selain itu, sebenarnya beberapa maskapai penerbangan atau agen tiket akan menolak booking bila masa berlaku paspor akan habis. Saya pernah mengalami ini ketika ingin booking tiket maskapai KLM melalui Traveloka. Beberapa maskapai juga bisa menolak Anda untuk check in jika kondisinya seperti di atas.

Kesimpulannya, perpanjanglah paspor Anda segera. Tidak perlu menunggu masa berlakunya habis. 

Wawasan di atas saya dapatkan belum lama ini, karena saya mengalami sendiri. Alhamdulillah saya tidak sampai bermasalah dengan imigrasi karena sudah punya paspor baru. Paspor saya baru keluar 5 jam sebelum keberangkatan.

Ceritanya, paspor saya yang lama berlaku sampai Januari 2017. Saya tidak tahu mengenai aturan minimal 6 bulan itu. Saya sudah tahu bahwa tanggal 23-27 November akan ke Hong Kong. Saya pikir saya bisa pakai itu dan baru memperpanjang paspor setelah pulang dari HK. Sampai akhirnya beberapa hari sebelum berangkat saya browsing dan terkejut ketika tahu aturan itu.

Saya lemas ketika membaca mengenai pengalaman orang-orang yang bermasalah dengan paspor tidak valid ini. Banyak diantara mereka yang gagal berangkat. Saya ngeri membayangkan bila gagal berangkat karena keteledoran saya sendiri. Semua akomodasi sudah dibayar oleh kampus, apa kemungkinan masalah yang akan saya terima ? Ganti rugi belasan juta, nama jadi buruk di mata dosen dan dekan, dan dicecar berbagai pertanyaan dan ceramah dari orang-orang.

Saya coba tenangkan diri dan memikirkan solusi terbaik. Saya menimbang antara tetap pakai paspor lama atau membuat paspor baru. 

Pakai paspor lama berarti saya akan bermasalah di imigrasi. Mungkin saya bisa tetap berangkat karena tujuan saya conference, ada undangannya, rencana perjalanan jelas, dan bukan sekedar liburan. Tapi benar-benar tidak enak, debat di bandara akan sangat merepotkan anggota rombongan lain.

Membuat paspor baru tidak masalah bila masih ada waktu seminggu sebelum keberangkatan. Masalahnya adalah saya baru sadar masalah ini 2 hari sebelum berangkat. Apa bisa paspor jadi dalam 2 hari ?

Ternyata bisa, lewat calo dan orang dalam imigrasi, dengan biaya lebih tinggi tentu saja. Saya memutuskan menghilangkan idealisme untuk kasus ini. Fyi, dulu saya tes SIM dengan sistem yang benar, sama sekali tidak menyuap. Saya sampai mengulang supaya bisa lulus ujian prakteknya. Saya hanya bayar 100 ribu, transfer bank. Untuk paspor, saya terpaksa lewat jalur belakang.

Sistem imigrasi sebenarnya sudah cukup rapi dan rapat. Jasa jalur belakang paspor jauh-jauh-jauh lebih rapi, terstruktur, dan tersembunyi daripada SIM. Saya bisa melihat cara kerja jalur cepat SIM dengan mudah, tapi untuk paspor saya harus menjalani dulu dan itupun masih ada yang tidak terlihat.

Pesawat saya ke HK take-off dari Jakarta jam 6.35 rabu pagi. Oleh karena itu saya harus berangkat dari Bandung tengah malam. Lebih tepatnya selasa malam rabu. Waktu saya untuk membuat paspor adalah 2 hari yaitu senin dan selasa. 

Hari minggu sore saya bertemu dengan sang calo. Saya dapat kontaknya dari hasil browsing. Saya ceritakan masalah dan keperluan serta menyerahkan fotokopi berkas. Dalam berkas itu saya sertakan undangan yang menyatakan bahwa saya akan menjadi presenter di suatu conference di luar negeri. 

Senin pagi saya janjian dengan calo untuk foto. Si calo bolak balik keluar masuk kantor imigrasi. Sedangkan saya diminta menunggu di warung makan padang di samping kantor. Selain warung, ternyata tempat ini memang menjadi 'ruang tunggu' bagi orang-orang seperti saya. Rencana foto di pagi hari batal dan saya diminta datang lagi siang jam 13.30. Kata calo, "banyak wartawan di dalam".

Siangnya saya kembali ke warung padang itu. Calo beberapa kali keluar masuk kantor. Sekitar jam 2 dia memberi tahu apa yang harus saya lakukan. Saya diminta masuk kantor dengan tenang, jalan lurus menuju counter 11 dan segera masuk, bilang "dari Pak ****". Semua dijelaskan berulang-ulang, detail, dan sambil berbisik.

Selesai foto, saya mentransfer uang ke calo. Resminya biaya paspor adalah 355 ribu. Tentu saya membayar lebih dari itu. Setelah saya transfer, si calo membayarkan 355 ribu ke rekening resmi imigrasi. Sisanya saya tidak tahu pasti kemana saja. Calo menjanjikan jika sudah begini maka paspor akan jadi besoknya, Selasa sore.

Saya harap-harap cemas. Paspor lama saya ada di imigrasi karena memang harus diserahkan dulu untuk proses perpanjangan. Bila paspor baru belum jadi maka kondisinya saya tidak memegang paspor. Rencana untuk melobi imigrasi akan sia-sia jika tidak ada paspor. Tidak ada paspor = tidak berangkat. Sejak pagi hari selasa saya beberapa kali menelepon calo. Dia selalu mejawab, "lagi diproses, Bos". Dia selalu panggil saya Bos.

Sore sekitar jam 4 saya kembali lemas. Calo menelepon mengabarkan bahwa paspor saya tidak bisa jadi sore itu, katanya sistem bermasalah. Dia menjanjikan paspor akan jadi Rabu pagi. Dengan berusaha tetap tenang, saya mendesak untuk paspor segera jadi sore itu juga.

Ingin memastikan, saya menuju kantor imigrasi hujan-hujanan. Setelah didesak terus dan adanya kedatangan saya, akhirnya paspor saya diproses. Saat itu sudah pukul 5 sore, jam kantor sudah lewat. Katanya, sebobrok-bobroknya jalur belakang tidak akan bisa dilanjutkan. Namun embel-embel "mewakili Indonesia" agaknya membuat beberapa pegawai bersedia sedikit lembur.

Akhirnya, dengan sangat manis, tiba-tiba paspor saya ada di hadapan. Luar biasa rapi. Saya merasa selama ini jago membaca keadaan sekitar. Namun kali ini saya benar-benar tertipu sandiwara mereka. Setelah paspor diserahkan baru saya paham apa yang terjadi beberapa menit sebelumnya.

Saya diajak ke sebuah rumah penduduk. Pemilik rumah itu membuka agen perjalanan. Sekitar jam 7 malam ada seorang laki-laki masuk halaman rumah. Pemilik rumah menemuinya sambil duduk-duduk di halaman. Mereka ngobrol asik sambil ngrokok. Sementara saya masih duduk di teras, otak-atik HP. Di samping saya calo juga mainan HP sambil sesekali membuka obrolan.

Si tamu pergi dan pemilik rumah masuk rumah. Calo berbisik pada saya, "nanti kalo jadi Pak **** dikasih seikhlasnya". Si calo beranjak, ngrokok di halaman. Sekitar 5 menit kemudian tiba-tiba ada yang memanggil saya dari dalam rumah. Seorang perempuan menyuruh saya masuk. Ternyata di sudah pegang paspor baru saya !

Setelah sedikit basa-basi, dia serahkan paspor itu. Saya masih belum percaya bahwa itu benar paspor baru saya. Setelah dibuka-buka memang itu paspor yang baru. Saya kemudian diminta tanda tangan bahwa paspor sudah diterima. Saya sempat blank sebelum akhirnya pamitan dan memberikan salam tempel sesuai saran calo.

Saya keluar rumah tahu-tahu disambil calo, dia bilang "udah kan mas ?"

Saya sadar telah menyalahi sistem bahkan menyuap. Astaghfirullah. Tapi saya coba ambil hikmah dari kejadian ini. Saya jadi tahu aturan masa valid paspor, apa itu paspor ekspress, dan saya bisa berangkat conference dengan tenang. 

Saya sadar telah menyelami sistem yang salah. Tapi saya tahu saya belajar, bukan hanyut.

Saya sangat tidak menyarankan Anda melalukan apa yang saya lakukan. Saya anjurkan Anda segera perpanjang paspor dengan prosedur yang benar. Tapi jika Anda kepepet seperti kondisi saya waktu itu silakan kontak saya. Saya akan berikan kontak orang yang membantu saya. Kontak saya ada di blog ini.

Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Maaf saya merepotkan Anda.

Tulisan ini bukan untuk menjelekkan siapapun. Semoga menjadi pelajaran, utamanya bagi diri saya sendiri.

Terima kasih


Salam,
Chandra
Ya Allah, ampunilah saya

HK #4 : Masjid, Makanan, dan Islam di Hong Kong


Keterbatasan waktu dan koneksi internet tidak memungkinkan saya untuk update setiap hari di HK. 

Sebelumnya saya sudah menulis catatan harian :




Alhamdulillah sejam yang lalu saya tiba di Bandung. Sambil menunggu subuh saya coba untuk menulis sesuatu.

Selepas acara AOTULE 2016, rombongan ITB merancang itinerary sendiri untuk jalan-jalan di HK. Kami booking hotel di daerah Tsim Sha Tsui (baca : Cim Sha Cui), sebuah daerah favorit wisatawan di Hong Kong karena dekat dengan obyek menarik seperti Ladies Market, CTMA Center, Victoria Harbour, Clock Tower, dll. Ternyata selain dekat dengan obyek turisme, di Tsim Sha Tsui ada Kowloon Masjid dan Islamic Center.

Jadwal salat

Kami menginap di Panda's Hotel, tepat berhadapan dengan Masjid Kowloon. Lebih tepatnya kami berada di Nathan Road 88. Alhamdulillah saya sempat salat jamaah dzuhur di masjid ini. Masjidnya megah berdiri di pusat keramaian. Masjid cukup ramai karena posisinya strategis apalagi kemarin (27/11) sedang ada pengajian dan ternyata berbahasa Indonesia.

Cukup banyak kegiatan di masjid ini. Di luar waktu salat pun banyak orang di sana. Jamaah bermacam-macam, ada orang timur tengah, Afrika, Asia Tenggara, dan wajah-wajah kulit putih.

Salah satu kegiatan di halaman belakang masjid, orang Indonesia juga

Di samping masjid, agak tertutupi proyek pembangunan trotoar Nathan Road, banyak ibu-ibu asal Indonesia menjajakan makanan halal. Entah ini sudah rutin atau hanya karena ada pembangunan. Karena jika terlihat aparat pasti diusir. Makanan yang dijual bermacam-macam dan mayoritas makanan Indonesia. Selain makanan berat ada juga gorengan, krupuk, minuman, dan paket internet. 

Saya bersyukur menemukan makanan halal, mengenyangkan, sekaligus bergizi di sana. Sayang, ibu-ibu ini kurang mengindahkan etika dalam berjualan. Berteriak-teriak, bicara kasar seperti di pasar, memanggil-manggil pejalan kaki dengan kurang sopan. Semua itu dilakukan di negara motropolitan dimana banyak orang dari berbagai negara lalu lalang. Masjid berisi umat Islam dari berbagai bangsa, tapi yang berjualan di trotoar hanya orang Indonesia.

Pedagang berjualan di trotoar, pembeli makan di tangga

Sejak sebelum berangkat saya sudah diperingatkan bahwa akan sulit menemukan makanan halal di Hong Kong. Dikatakan lebih sulit daripada di Jepang atau Korea. Hal ini terverifikasi oleh abang-abang dari Tokyo Tech asal Indonesia yang ikut AOTULE. Saya mencontoh mereka dalam pertimbangan makanan halal di negara non-muslim.

Dalam pendaftaran AOTULE sudah diberi opsi untuk request makanan halal (moslem food). Saya pikir makanan untuk muslim akan dibedakan seperti yang dilakukan China Airlines (request moslem food disajikan lebih dulu). Namun ternyata buffet makanannya di gabung. Kadang ada menu yang diberi tulisan Halal atau Veg (untuk vegetarian). Alhasil kami pilih-pilih makanan, menghindari yang kira-kira haram. Setidaknya kami masih bisa makan.

Masalah datang ketika acara resmi AOTULE selesai. Hal itu berarti tidak ada lagi akomodasi konsumsi dari panitia. Tanggal 25 malam kami (orang Indonesia ITB dan Tokyo Tech) hanya makan roti. Tanggal 26 kami cari-cari info tempat makan halal di HK. Rombongan muslim Tokyo Tech wisata kuliner Bebek Peking halal di daerah Causeway Bay, ITB ke Disneyland.

Tanggal 26 siang kami makan di Disneyland. Ternyata Disneyland HK menyediakan 1 restoran tersertifikasi halal, namanya The Explorer's Club. Menunya masakan Indonesia (most favorite), Asia, Korea, dan Jepang. Namun karena berada di dalam obyek wisata, harganya memang cukup mahal. Setidaknya, di samping restoran ini ada mushola. Alhamdulillah.

The Explorer's Club, tersertifikasi halal

Malamnya, ketika belanja di Mong Kok kami menemukan 1 restoran halal. Restoran ini menjamin seluruh menunya halal termasuk yang berdaging. Menu yang tersedia adalah masakan India. Lokasinya di jalan yang digunakan untuk Ladies Market, saya lupa nama jalannya.

Saya dan kawan-kawan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga diri tetap di jalan yang benar. Salah satu abang dari Tokyo Tech adalah pengurus masjid Tokyo or something like that jadi saya banyak tanya pada dia tentang beberapa pertimbangan, saya pikir ilmunya cukup dalam. 

Tapi, di Hong Kong saya berkesimpulan bahwa idealisme bergama di Indonesia tidak bisa selalu dipakai di negara non-muslim. Jika sudah menetap mungkin lebih mudah karena bisa masak sendiri, punya tempat salat, tahu dimana ada masjid, dll. Tapi jika hanya berkunjung akan jadi cukup sulit. Alhamdulillah Allah SWT juga memberikan keringanan misalnya untuk urusan salat.

Di perjalanan ini juga saya menemukan bahwa di luar sana sudah banyak non-practicing moslem. Mereka mengaku Islam tapi tidak salat dan enteng saja makan babi. "I'm moslem but I dont pray", ucap salah satu kawan. Tidak seperti di Indonesia, mereka bangga dengan itu. Bagaimana menurut Anda ?

Berkaitan dengan keyakinan, dalam perjalanan ini saya menyimpulkan bahwa Hong Kong sebagai wilayah metropolitan menjadi melting pot berbagai etnis dan agama, termasuk Islam. Di pusatnya cukup besar populasi muslim sehingga ada fasilitas penunjang seperti Islamic Center, masjid, dan restoran halal. Namun, di pinggiran yang agak sepi hal ini sulit dicari. Yang kedua, sebagai mayoritas di negeri sendiri, cobalah merasakan menjadi minoritas di negeri orang.


Salam,

Chandra









HK #3 : Jalan-Jalan Yok


Hari pertama masih malu-malu, hari kedua obrolan hangat, hari ketiga sedih karena berpisah.

Tidak banyak agenda pada hari ini, hanya presentasi tugas diskusi kelompok, farewell lunch, dan city tour. Sebelumnya baca ini dulu yaa, karena mungkin akan ada istilah-istilah atau kondisi yang saya jelaskan di postingan sebelumnya dan tidak diulang di sini :



Tugas kelompok yang diberikan sebenarnya kurang enak. Topik-topiknya tentang masalah kota besar namun harus dihubungkan dengan "Big Data". Padahal, hanya sedikit dari peserta yang memahami atau punya riset yang berkaitan dengan big data.

Saya juga baru paham apa itu big data dan kenapa seperti sebuah hal yang sangat penting ? Apa bedanya dengan data biasa atau database ?

Sepemahaman saya dari diskusi dengan teman-teman di sini, big data adalah sekumpulan data abstrak yang jika dilihat tidak mencerminkan apapun. Big data perlu dianalisis terlebih dahulu supaya bisa ditarik kesimpulan. Tidak seperti data biasa yang ditampilkan dalam tabel atau grafik dimana kita cuma perlu membacanya.

Saya di Team B, dan yang menjadi pemenang presentasi terbaik adalah tim I. Memang tim ini memiliki 1 anggota yang sangat bagus dalam presentasi, namanya Perez kalau tidak salah, dari Tokyo Tech. Kelompok lain biasa-biasa saja karena banyak juga yang berpikir ini acara networking bukan lomba.

AOTULE Conference 2016 ditutup dengan farewell lunch di Chinese Restaurant, masih di HKUST. Berkaitan dengan makanan, kami muslim Indonesia pilih-pilih lagi seperti biasanya. Kami (saya dan Mbak Nida) sempat agak malu karena kami sudah terlanjur mempromosikan bahwa AOTULE 2017 diadakan di ITB. Ternyata just a moment before forum dekan memutuskan tahun depan acara diselenggarakan di Hanoi University of Science and Technology (HUST). Baru kami tahu hal ini waktu lunch.

Tak apa, lupakan itu dan nikmati HK City Tour. Acara ini opsional dari panitia, namun banyak juga yang akhirnya ikut. Selain ingin memanfaatkan fasilitas jalan-jalan gratis, banyak juga yang ikut karena ingin ke 'kota'. Maklum, HKUST jauh dari mana-mana.

Ada dua tempat yang kami kunjungi siang sampai sore tadi. Pertama adalah Museum Sejarah Hong Kong. Di tempat ini isinya adalah perjalanan Hong Kong sejak bumi terbentuk 400.000.000 tahun yang lalu hingga sekarang. Tempat ini sangat cocok untuk wisatawan yang ingin tahu Hong Kong sebelum menjadi motropolitan macam sekarang ini.

Hong Kong Museum of History

City Tour berlanjut ke Victoria Peak. Victoria Peak adalah sebuah titik di perbukitan Hong Kong yang dari sana dapat terlihat pemandangan Hong Kong yang luar biasa. Tempat ini sangat cocok bagi wisatawan yang suka fotografi. Sayang tadi angin sedang sangat kencang, dingin, dan agak berkabut.

Peserta AOTULE, dari India, PhD Candidate

Rencananya, Sabtu tanggal 26 November besok saya, Mbak Nida, dan Bu Dita akan ke Disneyland (InsyaAllah, jika cuaca memungkinkan). Saya ditawari ikut dulunya, saya meng-iya-kan karena kalau tidak ikut mereka berarti saya jalan-jalan sendiri. Jalan-jalan sendiri di Hong Kong bukan ide yang bagus saya pikir. Walaupun belakangan saya agak menyesal karena ternyata ada mas-mas Tokyo Tech yang berasal dari Indonesia yang besok mau wisata kuliner halal Hong Kong. Tapi saya terlanjut beli tiket Disneyland.

Tesla di jalanan Hong Kong, Indonesia ada belum ya ?

Niat awalnya, kami kembali ke HKUST, ambil koper, lalu pindah hotel ke Campus Hong Kong hotel yang lokasinya dekat Disneyland. Tapi karena sudah malam akhirnya kami numpang saja pada teman-teman Tokyo Tech. Mereka ternyata extend 1 hari di hotel HKUST jadi kami bisa numpang tidur. 

Tidak cuma numpang tidur, akhirnya barusan kami kumpul-kumpul, makan mie gelas, dan main Werewolf di kamar Mas Bagja yang luas. Baru saja selesai sebelum saya menulis ini.

InsyaAllah pesawat untuk kembali ke Indonesia terbang hari minggu sore, kami masih punya 2 hari kurang untuk menjelajahi Hong Kong. Semoga semua berjalan sesuai rencana. Aamiin


Salam,
Chandra

siiiip !!  +Victoria Peak 


HK #2 : Kangen Guyonan Indonesia


Hong Kong sedang sangat berangin. Burung-burung elang laut bisa terbang bermenit-menit tanpa mengepakkan sayapnya. What a lovely sight.

Sekarang di sini jam 11:11 waktu standar HK. HK satu jam lebih cepat daripada waktu Indonesia bagian barat. Baru beberapa menit yang lalu saya masuk kamar. Saya dan team baru selesai berdiskusi untuk presentasi besok pagi. Sebenarnya belum selesai-selesai amat, tapi ruang belajar HKUST cuma bisa dipakai sampai jam 11 malam.

Tidak seperti kemarin dimana saya masih punya waktu untuk jalan-jalan menikmati pemandangan laut biru, hari ini agenda sangat padat. Ada 3 agenda inti hari ini yaitu student presentation, focus group discussion, dan BBQ.

Student Presentation
Baru saya tahu bahwa mahasiswa peserta AOTULE kebanyakan adalah mahasiswa master atau doktoral. Sangat sedikit mahasiswa S1 di sini. Tokodai a.k.a Tokyo Tech a.k.a Tokyo Institute of Technology menarik perhatian karena mengirimkan banyak sekali mahasiswa. Tokodai mengirimkan 20 mahasiswa pascasarjana dan 10 mahasiswa sarjana.

Setidaknya ada 11 mahasiswa sarjana dong ? Nggak juga, mahasiswa S1 Tokodai nggak ikut presentasi, cuma nonton. Mereka malah tanya kenapa saya yang mahasiswa bachelor ini ikut presentasi. Saya juga bingung jawabnya. Saya bilang saya didaftarkan kampus sebagai presenter. Memang AOTULE ini harus didaftarkan oleh kampus walaupun mahasiswa bisa mengisi formulir sendiri.

Saya pikir saya satu-satunya mahasiswa S1 yang presentasi. Jangan dianggap hebat, riset saya sangat remeh dibandingkan peserta-peserta lain. Peserta-peserta dari jenjang master dan doktorat mempresentasikan thesis atau disertasinya, beberapa penelitian sudah masuk jurnal internasional bahkan.



Walaupun begitu, alhamdulillah saya nggak merasa minder. Memang saya masih junior. Saya ambil hikmah bahwa saya ikut ini di usia 21 tahun instead of 27 atau 30. Saya punya deposit waktu beberapa tahun yang bisa digunakan untuk belajar lagi. hehehe...

Total presenter pada acara ini adalah 46 orang (20 orang Tokyo Tech). Banyaknya peserta dan terbatasnya waktu membuat panitia terpaksa meminimalisir waktu presentasi tiap orang. Masing-masing presenter hanya memiliki waktu 3 menit.

Overall, everything is well on this session.

Focus Group Discussion
Peserta dibagi ke 12 kelompok A sampai L. Saya masuk tim B yang anggotanya  Irwin (Tokyo Tech / Indonesia), Rami (Tokyo Tech / Tunisia), Deepthi (IIT Madras / India), Honma (Tokyo Tech / Japan), dan saya.

Team B, doakan presentasi kami besok

Kami berdiskusi tentang masalah konsumsi dan waste management di kota besar. Menurut jadwal harusnya diskusi dilakukan jam 2 siang sampai 6 sore. Tapi saking betahnya kami molor sampai malam. Kelompok lain juga begitu sepertinya. Diskusi cuma diselingi acara BBQ dari jam 6 sampai setengah 9 malam.

Acara ini jauh lebih berkesan bagi saya. Tentu saja diskusi dilakukan full English. Saya bisa berkomunikasi dengan Mas Irwin pakai bahasa Indonesia tapi di forum ini tidak. Saya belajar 2 hal sekaligus yaitu menyampaikan agrumen secara jelas dan belajar bicara English secara cool.

Tak perlu saya jelaskan lebih jauh, nanti tulisan ini jadi panjang banget.

BBQ
Nah ini, awalnya saya rada bimbang dengan acara ini. Kemarin saya ngobrol-ngobrol dengan mas-mas dari Tokyo Tech yang orang Indonesia tentang makanan. Oh ya, dari 30 mahasiswa Tokyo Tech ada 4 mahasiswa asal Indonesia, semuanya S2. Karena mereka juga muslim, jadi kami bisa berdiskusi tentang makanan.

BBQ apa yang di bakar ? Jika daging, maka kemungkinan tidak halal cukup besar. Tapi di sisi lain jika tidak makan hidangan yang disediakan kami bisa dipastikan kelaparan. Lingkungan HKUST sangat bersih, tidak ada warung makan di sekitarnya. Opsi makanan hanya di hotel kampus (sangat mahal) atau di kantin (lebih murah, tapi tidak halal dan tidak buka sampai malam). Jangan harap nemu warung tenda atau Indomaret di sekitar ini.

bbq-an kuy


Akhirnya seperti sesi makan sebelumnya, kami pilih-pilih makanan. Alhamdulillah ternyata yang dibakar bukan hanya daging babi atau sosis atau ham, tapi ada juga jagung, dan jamur. Ada pula nanas, apel, dan salad. Sekali lagi, tidak ada opsi makanan lain jadi kami singkirkan keraguan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bagaimana pun telinga dan mulut ini belum terbiasa dengan Bahasa Inggris. Sama seperti orang yang baru mulai pakai kacamata, merasa nggak nyaman dan sedikit-sedikit dicopot, saya butuh obrolan hangat khas Indonesia. Saya dan Indonesian squad of Tokodai kumpul di kamar Mas Bagja. Keluarlah bahasa Jawa dan Sunda, gunjingan tentang peserta lain, dan guyonan khas Indonesia. Segar sekali.

Banyak sekali perlajaran hari ini. Secara teknis saya belajar bagaimana membuat slide presentasi yang baik, cara mengatasi nervous, cara berbicara yang menarik dan efektif, cara berargumen dalam bahasa Inggris, metode brainstorming ala Tokyo Tech, dll. Tapi di balik itu semua, saya menemukan harapan dan optimisme yang semakin kemana-mana. Semoga senantiasa berada dalam ridho Allah. Aamiin.


Salam,
Chandra
Clear Water Bay, HK

btw what's wrong with blogger ? Kok upload gambar jadi susah.


HK #1 : Tentang AOTULE 2016




Q : Ikut KRTI nggak Chan ?
A : Awalnya mau ikut, tapi nggak jadi, gara-gara diundur 2 bulan yang 2013 minta digantiin.
Q : Tapi tetep ikut ke Lampung ?
A : Enggak juga euy, ada acara lain yang nggak bisa ditinggal.

Semua ini berawal dari sebuah pesan WA di awal semester 7 :


Sebuah tawaran yang susah ditolak tentu saja apalagi setelah membuka link tersebut. Benar-benar rejeki saya. Saya tanya kenapa saya yang 'diajak' untuk ikut acara ini. Ternyata kebijakan FTMD adalah memberangkatkan mahasiswa sesuai hasil pemilihan mawapres tahun 2016. Kemarin yang berhasil menjadi pemenang adalah teman saya, Brian Ivander tapi saat ini sedang exchange ke Hiroshima University. Alhasil jatahnya diberikan ke runner-up, alhamdulillah itu saya.

Jadii, AOTULE adalah singkatan dari Asia - Oceania Top University League on Engineering. Forum AOTULE beranggotakan :

- Institut Teknologi Bandung, (Indonesia)
- Chulalongkorn University (Thailand)
- Hanoi University of Science and Technology (Vietnam)
- Indian Institute of Technology Madras (India)
- Korea Advanced Institute of Science and Technology (Korea)
- Nanyang Technological University (Singapore)
- National Taiwan University (Taiwan)
- Tokyo Institute of Technology (Japan)
- Tsinghua University (China)
- University if Malaya (Malaysia)
- The University of Melbourne (Australia)
- Hong Kong University of Science and Technology (Hong Kong)

AOTULE 2016 diikuti oleh universitas-universitas tersebut. Jadi AOTULE Conference tidak seperti conference lain dimana siapapun bisa mengirimkan paper sesuai tema yang dibahas kemudian menjadi publikasi. AOTULE Conference lebih menekankan pada networking untuk menyelesaikan masalah bersama. Konten penelitian mahasiswa tidak penting-penting amat, yang penting dapat berkolaborasi, berdiskusi, dan menghasilkan solusi.

Tahun ini, HKUST bertindak sebagai tuan rumah. Pelaksanaan acara dilakukan di kampusnya. Kampus HKUST lokasinya sangat strategis, di pinggir pantai!

Pemandangan dari Conference Lodge, tempat kami menginap

Sayang cuaca di Hongkong sedang kurang baik. Suhu udara memang friendly, tidak beda jauh dengan Bandung, tapi anginnya luar biasa kencang.

AOTULE Conference terbagi menjadi 3 kategori yaitu Dean Conference (untuk dekan-dekan fakultas teknik), Academic Staff Conference, dan Student Conference. ITB sendiri mengirimkan 7 orang perwakilan yang terdiri dari 3 Dean, 2 Academic Staff, dan 2 student (1 orang S2, 1 orang S1).

Sebagai peserta student conference, saya perlu menyiapkan bahan presentasi. Uniknya, setiap peserta hanya memiliki waktu presentasi selama 3 menit, sangat singkat yaa. Selain karena presenternya banyak, mungkin waktu dipersingkat untuk memberi waktu kegiatan focus group discussion (FGD). Memang yang dicari bukan solusi dari orang per orang namun kolaborasi mahasiswa dari latar belakang yang sangat beragam.

Mengenai presentasi, saya berterima kasih pada 2 kawan saya di Bandung Rachmat Darsono dan Achmad Chafid Asyari karena topik yang saya bawakan adalah pengembangan ide yang kami bertiga ikutkan dalam sebuah lomba karya tulis. Jadi mereka berdua sangat berkontribusi, sayang hanya 1 orang yang berangkat dari FTMD.

AOTULE Conference 2016 berlangsung selama 3 hari, 23 - 25 November 2016. Tapi karena mumpung di Hongkong, kami putuskan extend sampai hari minggu tanggal 27. Konsekuensinya kami harus membayar hotel tambahan dan menyiapkan uang jalan-jalan, serta tentu saja ditagih oleh-oleh.

Hari ini hari pertama kegiatan hanya kedatangan, registrasi, dan welcoming dinner. Kedatangan tidak ada masalah berarti sampai bandara. Tapi selepas dari bandara saya dan Mbak Nida (S2 Teknik Lingkungan ITB) mbolang mencari lokasi Conference Lodge HKUST. Walaupun sudah ada petunjuk tapi tetap saja sempat terhambat. Ditambah lagi, HKUST ternyata jauh dari airport.

Foto dari bus double decker

Untuk taksi, Bandung lebih bagus

Registrasi juga lancar. Kami mendapat satu set seminar kit. Salah satu isi seminar kit-nya adalah kaos seragam peserta berwarna pink. Dari hasil ngobrol-ngobrol sebenarnya peserta-peserta sudah menyiapkan pakaian formal seperti kemeja bahkan jas. Saya sendiri sengaja membawa baju batik. Tapi ternyata besok waktu presentasi diminta pakai kaos pink itu hahaha.

Welcoming dinner tentu saja mewah. Tapi ini Hongkong men, makanan halal kalau nggak diminta yaa nggak ada. Peserta muslim sebelumnya sudah request 'Moslem Meal' jadi semoga aman-aman saja makanan kami selama acara.

Besok hari kedua conference acaranya presentasi dan FGD. Mohon doanya yaa supaya lisan saya cas cis cus mengucap English. Sebelum menulis ini saya juga baru selesai memangkas PPT saya biar fit dengan durasi 3 menit. Fyi, saya adalah presenter urutan pertama besok !

Karena besok acara dari pagi sampai sore, mohon ijin saya istirahat dulu, besok saya lanjutkan InsyaAllah bagian 2-nya.

"The solution of sustainable living is not singular, all we need are ideas and ability to collaborate."

Selamat malam


Salam,
Chandra