Kill Them With Passes
Danke Jürgen
Bombshell. Lagi santai-santai di jumat sore tiba-tiba ada tweet Fabrizio Romano soal Jürgen Klopp bakal meninggalkan Liverpool di akhir musim ini. I was like, WHAT??!!Somebody Named Mohamed
Liverpool fanbase sedang kenceng-kencengnya memuji Salah setelah ia berhasil mencetak goal ke-200-nya untuk Liverpool. Pada list yang mengandung nama Ian Rush, Steven Gerrard, Michael Owen, dan lain sebagainya terselip seorang African bernama Mohamed. No tattoo, no alcohol, no criminal charge, no haters, just pure quality footballer.Transplantasi Lapangan Tengah
Musim ini Liverpool jadi menyenangkan lagi untuk ditonton. Midfield benar-benar baru, Henderson Milner Fabinho Keita Ox semuanya hengkang, diganti Szoboslai MacAllister Gravenberch Endo yang datang. Keempatnya nggak ada yang flop dan dapat kepercayaan penuh dari Klopp. Transplantasi midfield yang sukses.Champion
Nonton bola jam 3 pagi walaupun nanti paginya sekolah/kerja. Sunyi, gelap, dan minim distraksi pada dini hari.Salam Panah Hijau
Meskipun pergerakan Liverpool di bursa transfer musim ini seperti siput, tapi saya tetap bersemangat menyambut musim baru liga Inggris yang akan dimulai malam nanti, thanks to FPL. Saya tahu FPL sejak SMA dan sudah main sejak kuliah, itu membuat saya lebih serius mengikuti pertandingan dan info terkait liga Inggris. Kalau bukan karena FPL, untuk alasan apa lagi saya nonton pertandingan Brighton vs Crystal Palace.My Favorite World Cup
Anyone's favourite World Cup is the first one they remember as a kid. Begitu juga saya dengan Korea Jepang 2002. Waktu itu saya masih 7 tahun dan sedang di kelas 2 SD. Itu exposure pertama saya dengan turnamen besar sepakbola. Disitu pertama kalinya saya tahu pemain macam Oliver Kahn, Ronaldo, David Beckham, Alessandro Del Piero, Ahn Jung-Hwan, dan nama-nama besar lainnya.
Oliver Kahn salah satu pemain bola favorit saya saat tumbuh dewasa, meskipun saya tidak terlalu suka timnas Jerman. Menurut saya Kahn adalah proper keeper. Skillnya bagus, nggak punya takut, badan guedhe, dan tampak galak. Carilah foto-fotonya di google, mirip Hulk tapi nggak ijo. Meskipun Jerman gagal juara Kahn dinobatkan sebagai pemain terbaik sekaligus kiper terbaik Piala Dunia 2002. Satu-satunya pemain setelahnya yang ada di level yang sama menurut saya hanya Alisson Becker-nya Liverpool/Brazil sekarang.
Karena faktor usia saya belum kuat begadang waktu itu. Beruntung karena tuan rumahnya di Asia waktu tandingnya cukup ramah anak. Saya lupa jamnya, tapi seingat saya dari siang sudah ada pertandingan. Sampai finalnya pun masih di awal malam. Betapa bahagianya waktu itu sepulang sekolah setelah makan dan istirahat setiap keluar rumah ada rame-rame bola. Seolah aktivitas cuma ada dua, nonton bola dan main bola.
Pertandingan paling memorable tentu saja final Brazil vs Jerman. Match ini yang menjadikan saya sempat yakin bahwa timnas paling hebat di dunia ya dua itu, yang lain numpang. Brazil memang unggulan karena trio Ronaldo Rivaldo Ronaldinho seperti nggak ada lawan, wajar kalau menang. Oh ya another iconic stuff dari PD 2002 yaitu potongannya Ronaldo ini.
Dari Piala Dunia 2002 pula saya tahu ada negara-negara seperti Denmark, Kroasia, Slovenia, Costa Rica, Senegal, dan duo -guay (Paraguay dan Uruguay). Waktu itu ada saudara yang dapat suvenir bola entah dari mana, yang di bola itu tergambar emblem negara-negara yang tampil di Piala Dunia. Kaos, poster, dan produk bernuansa PD ada dimana-mana, saya ingat pernah punya puzzle yang gambarnya bukan tokoh kartun atau hewan, melainkan foto pemain Uruguay Alvaro Recoba.
Waktu itu di Indonesia sedang booming kartun Kapten Tsubasa. Saya sangat terinfluence dengan kartun itu sampai suatu waktu di sekolah ada event dari Milo untuk membuat gambar tokoh favorit, saya gambar Tsubasa. Kalau ingat waktu itu juga diputar sebuah TV series berjudul Spheriks yang dibintangi oleh tiga maskot Piala Dunia 2002 yaitu Ato, Kaz, dan Nik. Terimakasih untuk stasiun TV yang sangat serius menghadirkan pesta sepak bola waktu itu sebelum adanya internet.
Buat saya memori Piala Dunia 2002 lebih banyak tentang atmosfernya daripada pertandingannya itu sendiri. Sesungguhnya Piala Dunia 2006 sama memorable-nya karena datang ketika kami sedang butuh hiburan pasca gempa Jogja. Ada satu film pendek buatan Ifa Isfansyah yang berlatar situasi saat itu, yang kalau ditonton sekarang masih bikin mbrebes mili: Harap Tenang Ada Ujian
Crime Series XI
Apa jadinya kalau tokoh-tokoh dari beberapa crime series dikumpulkan menjadi satu tim sepakbola. Tentu menarik karena setiap cast pasti punya kekhasan masing-masing yang pas untuk salah satu posisi di dalam tim. Ini adalah untimate team dari series yang saya ikuti beberapa bulan terakhir yaitu: Prison Break, White Collar, Suits, dan Only Murders In The Building.
Saya ceritakan sedikit satu-satu ya. Prison Break, sesuai namanya, adalah drama pelarian dari penjara yang di-orchestrate oleh Michael Scofield untuk membebaskan saudaranya Lincold Burrows. Aksi keduanya dibantu Sara Tancredi, dokter penjara yang jatuh cinta pada Scofield. Sama-sama keluar dari penjara, Neal Caffrey di White Collar keluar tidak dengan kabur melainkan karena diminta untuk membantu Peter Burke di FBI dalam memecahkan kasus, dalam aksinya mereka dibantu oleh rekan kriminal Caffrey bernama Mozzie.
Kalau di White Collar ada Peter dan Neal, di Suits mereka punya pasangan serupa dalam diri Harvey Specter dan Michael Ross. Harvey adalah pengacara kondang di New York yang meng-hire Mike Ross sebagai associate-nya meskipun dia bermasalah karena tidak punya ijazah. Terakhir ada Only Murders In The Building yang menampilkan trio Mabel Mora, Oliver Putnam, dan Charles-Haden Savage dalam upayanya memecahkan kasus pembunuhan di apartemennya.
Now here's the team
Striker: Michael Scofield
Scofield punya insting yang super tajam dalam membaca peluang layaknya striker terbaik dunia. Dia juga eksekutor ulung yang mampu memaksimalkan segala kesempatan untuk mencetak gol, ditunjang dengan kelincahan dan timingnya yang brilian. Dia bisa bekerja sendiri menghancurkan pertahanan lawan maupun membangun serangan bersama rekan-rekannya. Dia adalah team player sejati yang bersedia masuk penjara demi membebaskan kakaknya.
Right Winger: Sara Tancredi
Tidak ada pendamping yang lebih baik bagi Scofield selain Sara Tancredi. Romansa keduanya menjadi pemanis cerita dan aksi yang tegang dalam Prison Break. Sebagai pemain di sayap kanan Sara senantiasa memberikan umpan lambung untuk Scofield di depan. Assist terbaiknya tentu saja ketika ia meninggalkan pintu infirmary tak terkunci malam itu.
Left Winger: Mabel Mora
Mabel melengkapi barisan depan tim ini. Kehadirannya sebagai pemain sayap kiri menawarkan kreativitas dan keberanian dalam bermanuver. Kombinasinya di sisi kiri bersama Putnam tentu akan merepotkan pertahanan lawan. Daya jelajahnya sangat berguna untuk menusuk ke kotak penalti lawan ketika seluruh tim yang lain sedang mengalami kebuntuan, seperti keberaniannya ketika melawan dan mengejar glitter guy dalam OMITB.
Central Midfielder : Neal Caffrey
Neal dengan gayanya yang elegan mengingatkan saya pada pemain tengah Barcelona, Xavi. Ide-ide Neal yang brilian dan tidak terpikirkan orang itu sama halnya passing-passing mengejutkan nan akurat yang biasa dilakukan Xavi. Kasus rumit menjadi ringan ketika orang sekreatif Neal ada di jantung permainan. Neal adalah spesialis tendangan bebas dan sering mencetak gol dengan sepakan akuratnya.
Central Midfielder: Mozzie
Kalau Neal adalah Xavi, tentu Mozzie adalah Iniesta-nya. Neal dan Mozzie bisa saling mengerti tanpa harus berbicara. Mozzie adalah orang kepercayaan Neal untuk membereskan banyak hal yang membutuhkan berpikir dan risat. Dia adalah otak di belakang kesuksesan Neal bersama FBI. Baik Iniesta di Barcelona maupun Mozzie di White Collar keduanya sama-sama menyenangkan untuk dilihat. Kemiripan lain diantara keduanya tentu saja masalah . . rambut.
Defensive Midfielder: Harvey Specter
Sebagai salah satu pengacara terbaik di New York yang ahli dalam mematahkan gugatan hukum kepada kliennya, Harvey Specter adalah orang yang pas menduduki posisi gelandang bertahan. Tugasnya menghentikan serangan lawan sebelum terlalu dekat dengan gawang. Skill yang mumpuni, kemampuan membaca situasi, dan work ethic yang dimilikinya membuatnya dipercaya menjadi kapten di tim ini.
Right Back: Michael Ross
Michael Ross atau yang biasa dipanggil Mike Ross ini sebenarnya sangat jenius. Namun ia terpaksa berada di belakang karena harus menyembunyikan fakta bahwa dia bukanlah lulusan hukum. Ini membuatnya ilegal mempraktekkan hukum di Amerika. Di tim ini Mike Ross akan berperan sebagai inverted full back yang masuk ke tengah membantu Harvey menghalau upaya serangan lawan. Bersama Mabel Mora, Mike Ross adalah youngster yang akan bersinar di tim ini.
Center Back: Charles-Haden Savage
Charles-Haden Savage a.k.a Brazzos adalah pemain paling senior di tim ini. Secara fisik mungkin ia bukan yang paling enerjik dan cepat, namun pengalamannya adalah modal berharga untuk menjadi pemain belakang. Jiwa detektifnya sebagai Charles dan Brazzos membuatnya jeli melihat aliran serangan lawan. Potitioningnya bagus, Charles bijak di dalam lapangan, walaupun di luar lapangan dia bucin pada orang yang salah.
Center Back: Lincoln Burrows
Linc berperan sebagai tukang pukul di lini belakang. Kalau Scofield adalah otak, Linc adalah ototnya. Dia tidak segan menggunakan fisiknya untuk menghentikan serangan lawan. Meskipun sedikit sloppy dan kadang-kadang blunder, Linc beberapa kali mampu mencetak gol dengan sundulannya memanfaatkan umpan sepak pojok dan tendangan bebas. Linc pemain yang paling sering kena kartu merah di tim ini.
Left Back: Oliver Putnam
Sebagai bek kiri Putnam selalu merasa dirinya Roberto Carlos, ketika sebenarnya dia adalah Alberto Moreno. Banyak gaya, suka ngide, tapi tetap valuable member of the squad. Setidaknya di sisi kiri lapangan ada pawangnya yaitu Mabel. Putnam bersama Mabel akan merangsek dari sayap seperti ketika mereka menyelinap di lorong rahasia Arconia.
Goalkeeper: Peter Burke
Sebagai agen FBI dengan success rate di atas 90 persen, kita bisa berharap gawang kita aman ketika dijaga oleh Peter. Dilihat dari keahliannya menggunakan senjata maupun bertarung tangan kosong, sepertinya tangannya bisa diandalkan. Sepanjang pertandingan Peter terus memberikan arahan pada garis pertahanan di depannya. Namun ketika pemain belakang bisa dilewati dia pun berani berhadapan satu lawan satu dengan penyerang lawan. After all, Peter adalah 'penjaga' Neal Caffrey.
Inilah Crime Series Ultimate Team versi saya, bagaimana menurutmu?
Belajar dari Statistik Bola Part 1
Ada sebuah metode analisis teknis sepakbola yang sekarang sedang naik daun. Metode ini dapat digunakan untuk memprediksi tim mana yang akan memenangkan pertandingan, bahkan kompetisi. Metode ini pula yang saat ini banyak digunakan sebagai rujukan tim-tim bola Eropa untuk memilih pemain yang akan dibeli pada bursa transfer.Expected Goal (xG) dan Expected Point (xP) menjadi dua variabel yang banyak dibicarakan saat ini karena dipercaya sebagai besaran yang sederhana namun akurat untuk menggambarkan permainan sebuah tim di lapangan sepakbola. Menang dan kalah dapat dilihat dari skor yang terpampang pada peluit akhir pertandingan. Namun, xG dapat menjelaskan kenapa satu tim layak kalah dan yang lainnya menang. Begitu pula xP untuk skala kompetisi.
Begini penjelasan singkat tentang xG
Seiring berkembangnya industri sepakbola, ada beberapa pihak/situs yang mengumpulkan data tembakan (shot data) dari berbagai liga sepakbola profesional selama sekian tahun hingga terkumpul setidaknya puluhan ribu tembakan. Tembakan di sini diartikan tendangan berupa attemps untuk mencetak goal ya, kalau cuma operan tidak dihitung.
Selanjutnya, unsur yang paling dilihat dari data tersebut adalah dari mana tembakan dilakukan dinyatakan dengan jarak dari gawang dan sudutnya. Sebagai contoh perhatikan ilustrasi berikut:
Angka-angka tersebut punya arti berapa persen tendangan (dan sundulan) yang dilakukan di area tersebut yang berhasil menjadi goal. Semakin dekat dengan gawang dan semakin lurus sudutnya tentu semakin besar kemunginannya menjadi goal. Pada dasarnya xG menggambarkan kualitas peluang.
xG biasanya dinyatakan dalam desimal, bukan persen, seperti:
37% menjadi 0.37
8% menjadi 0.08
dst
Angka xG kemudian dijumlahkan dalam satu pertandingan bahkan dalam satu musim kompetisi untuk melihat seberapa bagus performa tim tersebut. xG diyakini lebih representatif daripada jumlah goal yang dicetak tim itu sendiri karena xG mengeliminasi faktor keberuntungan.
Selanjutnya, tentang xP alias expected points
Dua tim yang bertanding di lapangan bola pasti memiliki xG yang dihitung berdasarkan peluang yang mereka dapatkan di pertandingan itu. Expected points dihitung berdasarkan selisih xG yang dimiliki kedua tim, dengan ketentuan berikut:
Jika melihat tabel untuk liga Inggris tersebut, jika tidak ada perubahan besar maka Manchester City dan Liverpool tetap akan menjadi unggulan dimana City tetap akan menjadi juara. Liverpool perlu merekrut penyerang baru yang cukup berkualitas untuk meningkatkan xG sehingga bisa mengimbangi City.
Konsekuensinya, xG dan xP juga menjadi pertimbangan ketika sebuah tim akan merekrut pemain. Jangan sampai membayar mahal untuk pemain gagal, contohnya Higuain ke Chelsea.
Chelsea melakukan kesalahan dengan membeli pemain yang xG-nya terus menurun, yang mana artinya pemain yang bersangkutan semakin tidak mampu mendapatkan peluang. Hasilnya xG Chelsea bahkan berada di bawah Arsenal dan MU.
Kemampuan xG dan xP untuk memprediksi masa depan sebuah tim semakin diakui. Lebih dari itu, di luar sepakbola pun konsep serupa dapat digunakan. Kita bisa memprediksi masa depan sebuah perusahaan, organisasi, universitas, sekolah, bahkan keluarga dan individu dengan melihat secara mendalam entitas yang bersangkutan.
Jika melihat keluarga misalnya, kita bisa mengobservasi bagaimana hubungan orang tua dan anak di keluarga tersebut, bagaimana bahasa yang digunakan, bagaimana cara keluarga itu menyelesaikan konflik, bagaimana hubungannya dengan tetangga, apakah keluarga menjunjung tinggi pendidikan, dan lain sebagainya.
Jika kita menemukan bahwa aspek-aspek itu bernilai baik, dapat diduga keluarga itu kondisi hidupnya akan membaik regardless bagaimana kondisinya saat ini. Sebaliknya, keluarga yang tampak stabil bisa lengser sedikit demi sedikit jika kebaikan-kebaikan tadi tidak dipelihara.
Kita sering bilang bahwa roda kehidupan berputar, yang di atas akan ada saatnya berada di bawah, dan sebaliknya. Kita sering kaget kok bisa berubah begitu cepat. Padahal jika kita mau melihat lebih dalam memang individu/keluarga/lembaga itu kehilangan pegangan sejak waktu-waktu sebelumnya.
Pada bagian ini saya banyak menjelaskan dari sisi sepakbolanya, nanti pada bagian berikutnya saya ingin lebih berkontemplasi tentang bagaimana kita bisa melihat masa depan dengan cara ini dalam dunia yang lebih luas dari lapangan sepak bola.
Ramadhan Writing : The Salah's Effect
Some people now think there are six salahs : Fajr, Dhuhr, Ashr, Maghrib, Isya, and Mohamed (Salah) - Mufti MenkSaya agak kaget ketika beberapa teman yang selama ini nggak ngikutin kabar sepakbola dunia tahu-tahu bicara soal Liverpool. Usut punya usut ternyata mereka membaca soal Mohamed Salah
Ketika sepakbola dunia 10 tahun terakhir adalah soal Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, tiba-tiba muncul pemain bola asal Mesir, bermain di Liverpool, yang menjadi pemain terbaik dan top scorer Liga Inggris plus memecahkan rekor gol terbanyak dalam satu musim, membawa Mesir ke Piala Dunia 2018, dan mengantar Liverpool ke Final Liga Champions.
Kalau Salah berasal dari Jerman atau Spanyol, atau bermain di klub kelas satu dunia (Barcelona, Real Madrid, Bayern Munchen) mungkin efeknya tidak sebesar ini. Tapi Salah berasal dari Mesir, negara yang tidak tiap empat tahun masuk World Cup. Lalu dia bermain di Liverpool, tim yang walaupun terakhir juara liga sudah 26 tahun yang lalu tapi saya tetep suka.
Salah memulai karir di Eropa bersama FC Basel di Swiss, lalu pindah ke Liga Inggris setelah dibeli Chelsea. Sayangnya dia gagal bersinar di Chelsea. Jarang dimainkan dan hanya mencetak sedikit gol, 2 kalau gak salah. Dua musim gagal di Chelsea dia dipinjamkan ke Fiorentina (Italia) lalu hijrah ke AS Roma. Di Roma Salah mulai bersinar, di musim terakhirnya Salah bermain 31 kali dan mencetak 15 gol. Jurgen Klopp (manajer Liverpool) merekrutnya. and BOOM!!
Salah langsung jadi bintang di musim pertamanya di Liverpool. Total 44 gol dalam semusim menyamai rekor Ian Rush dan mengalahkan Roger Hunt, Robbie Fowler, dan Fernando Torres. Di liga saja, catatan 32 gol adalah yang terbaik dalam sejarah liga 38 pertandingan. Rekor sebelumnya dipegang Alan Shearer, Cristiano Ronaldo, dan Luis Suarez dengan 31 gol. Edan.
Fans Liverpool sampai membuat chants untuk mengapresiasi Mohamed Salah
Tadi malam saya nggak tidur sampai Subuh. Nunggu pertandingan final Liga Champions 2018 antara Liverpool melawan Real Madrid. David vs Goliath. Madrid juara 3 kali dalam 4 tahun terakhir. Sementara Liverpool tidak punya satu pemain pun yang pernah bermain di final Liga Champions hingga tadi malam.
Sayang malang tak dapat ditolak. MoSalah sebagai silver bullet-nya Liverpool menangis terduduk di menit 30 akibat cedera bahu setelah insiden dengan Sergio Ramos. Salah keluar dan rencana yang sudah disusun kacau. Ditambah dua blunder dari kiper Karius (plis musim depan beli kiper yang proper), pertandingan selesai dan Liverpool kalah 3-1. Heartbreaking. Ini pengalaman nonton bola paling menguras emosi seumur-umur.
Walau gagal menutup musim dengan trofi Liga Champions, tapi Salah telah melakukan hal yang luar biasa musim ini. Tidak banyak yang bisa melakukan apa yang sudah dia lakukan. Demam Salah menjalar ke seluruh dunia.
![]() |
Lebih dari sejuta pemilih Mesir 'nyontreng' Salah, lebih dari salah satu calon... |
Bicara soal Salah sebagai seorang muslim, komunitas dan tokoh-tokoh muslim menjadikannya kebanggaan. Seorang muslim yang taat bermain di Eropa, di tempat yang selama ini cukup dekat dengan Islamophobia. Dia menjadi pusat perhatian. Media-media memberitakan karena itulah berita yang laku dijual. Nama 'Mohamed' menyebar ke seluruh dunia.
Kehidupan Salah juga mulai disorot. Istrinya yang berhijab jauh dari rata-rata WAGs (wife and girlfriends) pemain bola yang biasanya adalah artis atau model seksi. Selebrasi andalannya dengan sujud mulai menjadi trend. Salah benar-benar tampak berbeda dari figur-figur yang ada saat ini.
Di Indonesia, beberapa ustadz memasukkan nama Mohamed Salah sebagai salah satu teladan bahwa di era modern dakwah harus dilakukan dengan cara yang disukai orang banyak dan menjadi magnet bagi media untuk menyiarkan. Untuk saat ini Salah adalah sosok paling fenomenal dan sesuai untuk penggambaran itu. Beberapa yang saya lihat videonya adalah Ustadz Adi Hidayat dan Ustadz Bachtiar Nasir, juga Mufti Menk dengan quote di atas.
![]() |
What if Sujud celebration becomes trend in Europe ? in frame : Salah and Mane (Senegal) |
Sampai-sampai ada fans yang bilang, "kalau Salah bikin gol lagi saya akan jadi muslim", "Salah turns me into moslem".
Saya sendiri, sebagai muslim sekaligus fans Liverpool sejak pertama ngerti bola, sedang berada pada masa bangga-bangganya jadi fans. Liverpool is getting better and bigger in all aspecs. Waiting for amazing plays next season onwards.
Film Review : King Kenny Documentary
Tahun : 2017
Sutradara : Steward Sugg
Cast : himself!
Kenneth Mathieson Dalglish a.k.a Kenny Dalglish adalah pemain paling penting Liverpool pada era keemasan di dekade 80an. Periode tahun 1978 sampai 1990 Liverpool memenangkan 8 gelar Liga Inggris, 3 European Cup, 2 FA Cup, 4 League Cup, 5 Charity Shield, dan 1 UEFA Super Cup. Sayang, terakhir Liverpool juara Liga Inggris adalah tahun 1990, dengan Kenny Dalglish sebagai pelatih dimana musim itu juga menjadi musim terakhirnya.
![]() |
On the field |
"Ini adalah foto Ginsberg ketika ditemukan (sambil menampilkan foto) . . . 12 tahun kemudian Ginsberg kembali ke sungai di Hutan Amazon yang nyaris merenggut nyawanya", film Jungle (2017)
![]() |
Welcome... |
![]() |
Kenny Dalglish Stand |
All round the field of Anfield Road
Where once we watch the King Kenny play
Stevie Heighway on the wing
We have dreams and songs to sing
'Bout the glory round the field of Anfield Road
UCL Qualifying Round Explained
Liga-liga sepak bola di Eropa sudah berakhir. Ada tim yang keluar jadi juara, ada yang masuk zona Liga Champions, ada yang zona Liga Eropa, juga ada yang masuk zona kualifikasi liga Champions. Zona kualifikasi Liga Champions berada di bawah zona Liga Champions dan di atas Liga Eropa. Liverpool ada di posisi ini.
Ternyata sistem kualifikasi Liga Champions cukup rumit. Dari babak kualifikasi ini akan diambil 10 tim untuk bergabung dengan 22 tim yang sudah lolos langsung. Disini akan saya jelaskan tahap-tahap yang harus dilalui tim-tim di kualifikasi Liga Champions.
Kualifikasi Liga Champions dibagi menjadi beberapa fase. Pada prinsipnya, semakin rendah rating/coefficient sebuat tim dan liga domestiknya semakin banyak pertandingan yang harus dilalui.
First Qualifying Round
Babak ini melibatkan juara dari 10 liga dengan rangking terendah di Eropa (lihat tabel 1). Tim akan diundi pada 19 Juni untuk menentukan pasangan lawan. Akan ada 5 pertandingan dan pemenang dari pertandingan itu lolos ke fase kualifikasi berikutnya. Sistem pertandingannya adalah home-away. Leg 1 digelar pada 27-28 Juni dan leg 2 pada 4-5 Juli.
![]() |
Tabel 1 |
Second Qualifying Round
Babak ini melibatkan 5 tim yang lolos dari First Qualifying Round dengan 29 tim lain dengan coefficient tim dan liga yang lebih tinggi (lihat tabel 2). Sehingga total kontestan adalah 34 tim dan akan terjadi 17 pertandingan home-away. Drawing (pengundian) dilakukan pada 19 Juni. Pertandingan leg 1 dan leg 2 masing-masing dilaksanakan pada 11-12 Juli dan 18-19 Juli.
![]() |
Tabel 2 (bersambung) |
![]() |
Tabel 2 (selesai) |
Third Qualifying Round
Berbeda dengan babak sebelumnya. Tahap ini dibagi menjadi 2 kelompok, jalur Juara dan jalur Liga. Jalur juara diikuti pemenang tahap Second Qualifying Round (17 tim) ditambah 3 tim dari Yunani, Ceko, dan Romania (lihat Tabel 3). Total ada 20 tim yang terlibat dalam 10 pertandingan home-away. Akan ada 10 tim yang lolos melalui jalur ini.
![]() |
Tabel 3 |
Drawing akan dilaksanakan pada 14 Juli. Leg 1 dan 2 masing-masing dilaksanakan pada 25-26 Juli dan 1-2 Agustus. Dari babak ini akan diloloskan 10 tim dari jalur Juara dan 5 tim dari jalur Liga
![]() |
Tabel 4 |
Play-Off Round
Play-off juga dibagi menjadi 2 jalur, jalur Juara dan jalur Liga. jalur Juara diikuti 10 tim yang lolos dari Jalur Juara babak sebelumnya dan tidak ada tambahan tim. Tim-tim itu bertemu dalam 5 pertandingan home-away dan menghasilkan 5 pemenang. Lima pemenang itu akan masuk ke Liga Champion.
Sementara itu jalur Liga diikuti oleh 5 tim yang lolos dari Jalur Liga babak sebelumnya. Selanjutnya ditambah dengan tim dari liga dengan coefficient lebih tinggi (lihat Tabel 5). Total ada 10 tim yang bertanding dan menghasilkan 5 pemenang.
![]() |
Tabel 5 |
Secara total Play-off Round meloloskan 10 tim yang akan bergabung dengan 22 tim yang sudah lolos langsung. Liga Champion diikuti oleh 32 tim dan dimulai pada 12-13 September 2017.
Come on, Liverpool. You'll Never Walk Alone
Chandra
reference : tirto.id , goal.com
Gianluigi Buffon : Legend
Dini hari tadi Juventus menang 2-1 atas AS Monaco dalam Leg 2 Semifinal Champions League 2017. Hasil ini meloloskan Juve ke babak final setelah pada Leg 1 mereka menang 2-0. Pada babak final Juve akan bertemu pemenang antara Real Madrid vs Atletico Madrid. Kita lihat nanti malam.
Ini perjalanan Juventus dari babak penyisihan sampai final Champions League 2017 :
Juventus - Sevilla [0 - 0]
Juventus - Dinamo Zagreb [4 - 0]
Juventus - Lyon [1 - 0]
Juventus - Lyon [1 - 1]
Juventus - Sevilla [3 - 1]
Juventus - Dinamo Zagreb [2 - 0]
Juventus - Porto [2 - 0]
Juventus - Porto [1 - 0]
Juventus - Barcelona [3 - 0]
Juventus - Barcelona [0 - 0]
Juventus - AS Monaco [2 - 0]
Juventus - AS Monaco [2 - 1]
*pertandingan Liga Champion sistemnya home-away, jadi main 2 kali, kecuali final.
Lalu ini adalah statistik Juventus yang saya ambil dari website resmi UEFA :
![]() |
Statistik Juventus sampai babak semifinal Leg 2 |
Tidak bisa dipungkiri, salah satu aktor utama kesuksesan ini adalah sang kapten sekaligus kiper Gianluigi Buffon. Buffon sudah berusia lebih dari 39 tahun saat ini. Usia dimana kebanyakan altet sepak bola sudah menurun kemampuannya dan memilih pensiun. Tapi tidak dengan Buffon, tua-tua keladi, makin tua makin jadi.
Kiper seangkatannya, Iker Casillas kariernya sudah menurun sejak pergi dari Madrid dan bermain bersama FC Porto. Manuel Neuer (Bayern Munich) dan Jan Oblak (Atl. Madrid) tidak bagus-bagus amat tahun ini. David De Gea (Manchester United) dan Thibaut Courtois (Chelsea) di Inggris juga belum sampai pada level Buffon. Tim-tim seperti Barcelona, Real Madrid, dan Dortmund tidak menggantungkan diri pada sisi penjaga gawang. Sementara itu, rising star Italia, yang pernah saya tulis juga, Gianluigi Donnarumma juga masih perlu belajar banyak untuk menyamai Buffon.
Jadi, bagi saya, Buffon is the best goalkeeper in the world of football right now.
Buffon nyaris tidak punya haters. Mungkin hampir semua fans netral akan mendukung Juventus dan Buffon untuk memenangkan Liga Champions musim ini. Liga Champions adalah satu-satunya gelar besar yang belum dimenangkan Buffon. Even Piala Dunia sudah pernah didapatkan.
Let's see in Final in Cardiff!
Chandra