Craziest F1 Season Ever!


Formula 1 musim 2021 adalah musim paling gila sepanjang saya mengikuti seri balapan ini. Dua belas jam setelah berakhirnya balapan terakhir musim ini, masih jadi perdebatan apakah kemenangan dramatis Verstappen sepenuhnya sah. As it stands, Verstappen sudah dinyatakan sebagai juara dunia, namun Mercedes masih akan mengajukan gugatan setelah dua protesnya kemarin ditolak FIA.

Mundur sedikit tentang apa itu Formula 1 dan how it works. Formula 1 adalah kasta tertinggi balap mobil dunia. Secara teknologi mobil, mobil F1 adalah mobil balap paling canggih dan rumit, literal rocket science karena derajat engineeringnya bisa disejajarkan dengan teknologi space. Di sisi pembalap, untuk bisa sampai ke F1,pembalap harus berlaga di level-level di bawahnya lebih dulu. Best cars, best drivers.

Formula 1 2021 diikuti oleh 10 tim, masing-masing tim punya dua pembalap. Sejak tahun 2014, F1 didominasi tim Mercedes dan pembalap andalannya, Lewis Hamilton. Dari musim 2014 hingga 2020 nyaris tidak ada gangguan berarti dari tim lain terhadap dominasi ini. Tim Red Bull Honda dengan pembalapnya Max Verstappen hanya sesekali mampu merangsek memenangi balapan. Tapi di akhir musim tetap Mercedes yang juara. Sejujurnya saya sebagai penonton mulai agak bosan Mercedes terlalu sering menang.

Verstappen (merah hitam) dan Hamilton (biru hitam) dalam balapan
 

Barulah pada musim 2021 ini Verstappen dengan mesin Honda yang sudah diupgrade berhasil memberikan perlawanan sengit untuk Hamilton. Sesengit itu hingga ketika musim 2021 menyisakan satu balapan lagi, Hamilton dan Verstappen punya total poin yang exactly sama! Hal yang baru dua kali terjadi sepanjang sejarah F1 yang sudah digelar sejak 1950an (kejadian satu lagi di tahun 1974).

Berikut adalah sistem poin yang saat ini berlaku di Formula 1, pembalap yang finish di posisi 10 besar akan mendapat poin sesuai tabel. Poin ini akan diakumulasikan sepanjang tahun. Pada tahun 2021 ini ada 22 balapan, pembalap dengan akumulasi poin terbanyak setelah 22 balapan menjadi juara dunia.

Dengan persebaran poin yang sangat disperse, jumlah balapan cukup banyak, dan jumlah pembalap yang ada (20), sungguh hampir mustahil dua pembalap punya poin yang sama persis setelah 21 dari 22 balapan terlaksana. Tapi itulah yang terjadi antara Hamilton dan Verstappen. Against all odds, menuju balapan terakhir di Abu Dhabi, keduanya punya poin 365,5!

Note: poin setengah (0.5) ada karena sempat ada balapan yang terhenti di tengah disebabkan cuaca buruk.

Hamilton adalah juara bertahan yang sudah bertahun-tahun menduduki tahta. Verstappen adalah pembalap muda (24 tahun) yang tampil sebagai penantang. Nerve menuju balapan terakhir ini benar-benar tinggi di kalangan pecinta F1. Kualitas mobil dan pembalap tidak perlu diragukan lagi, tinggal mental, strategi, dan keberuntungan yang berbicara.

Dengan poin yang sama seperti ini, siapapun yang bisa finish lebih depan satu peringkat saja (10 besar) di GP Abu Dhabi akan memastikan diri sebagai juara dunia. Winner takes all. As context, saking dominannya Hamilton di musim-musim sebelumnya, balapan terakhir seperti ini biasanya jadi formalitas saja karena poin Hamilton sudah tidak mungkin terkejar lagi apapun hasil balapannya. This season finale will be legendary.

Let's go to the track. Abu Dhabi Grand Prix 2021 dimulai Minggu 12/12 pukul 20.00 WIB. Hasil kualifikasi hari Sabtu menentukan Verstappen start dari paling depan, Hamilton tepat di belakangnya di posisi dua. Namun ketika start Hamilton lebih cekatan dan berhasil merebut posisi ke depan. Verstappen strugling, kocar-kacir mengejar dan tampak kesulitan. 

Hamilton semakin jauh meninggalkan Verstappen. Pitstop berjalan lancar untuk keduanya. Satu-satunya drama yang terjadi di depan hanya ketika Sergio Peres (Verstappen's teammate) berhasil menahan laju Hamilton untuk beberapa saat, namun tidak cukup bagi Verstappen untuk mengejar. Semua berjalan begitu saja, Verstappen butuh keajaiban untuk bisa menyusul Hamilton. Hingga pada putaran 53 (total ada 58 putaran) keajaiban terjadi, Latifi crash menabrak dinding pembatas. Safety Car!

Highlight Abu Dhabi GP:

 
 
Hamilton is only 5 simple laps away from the title, suddenly this happens. Safety Car adalah perangkat dalam balapan Formula 1 yang diturunkan ketika ada insiden yang memerlukan evakuasi atau pembersihan lintasan. Safety Car 'mengawal' pembalap untuk menurunkan kecepatan dan tidak saling mendahului. Safety Car ini membalik jalannya balapan 180 derajat. Dibumbui keputusan kontroversial dari race steward ('wasit' dalam balapan), Verstappen berhasil menempel ketat Hamilton menjelang putaran terakhir.
 
Ketika lintasan sudah selesai dibersihkan dan balapan dilanjutkan untuk satu putaran terakhir, Verstappen siap untuk pertunjukkan yang harus dilakukan sekarang atau tidak sama sekali. Di putaran terakhir dari balapan terakhir tahun ini, Verstappen berhasil menyalip Hamilton! Hamilton dethroned! Max Verstappen Juara Dunia!! F1 world explode!

Membalap di F1 sejak umur 17, akhirnya Max Verstappen berhasil menjadi orang Belanda perjama yang menjuarai Formula 1. Luar biasa gemuruhnya internet menanggapi kemenangan Verstappen ini. Tribun oranye di Yas Marina Circuit Abu Dhabi bersuka cita.
 


Di sisi lain, garasi tim Mercedes tampak geram. Toto Wolf (Mercedes Team Principal) jelas menunjukkan ekspresi kemarahan. Mercedes merasa dirugikan dengan keputusan-keputusan race director dan race steward ketika insiden Latifi dan safety car terjadi. Mercedes melayangkan protes secara resmi. Drama yang luar biasa, bukan hanya engineering dan driving skill namun juga psikis bahkan hukum. Bukan tidak mungkin kejadian di balapan ini benar-benar sampai di meja persidangan.

Unbeliavable, arguably one of the most epic battle in sports I've ever witnessed. Feel blessed to live in this era. Two teams and two drivers are on war to be the smartest guys in the room. Pinnacle of sports. Congratulations Max Verstappen and Red Bull Honda! 




Survivorship Bias


 

Titik-titik merah pada gambar tersebut mengilustrasikan bekas tembakan pada pesawat-pesawat yang kembali ke pangkalan setelah menjalankan misi dalam perang. Terlihat titik merah terpusat di ujung sayap, pangkal sayap, dan ekor pesawat. Bagian lainnya relatif bebas tembakan. Kasus seperti ini dihadapi oleh militer Amerika pada Perang Dunia II. Berdasarkan data yang mereka himpun, kesimpulan yang diambil adalah harus dilakukan penguatan pada bagian yang banyak titik merah karena dianggap sebagai titik rawan tembakan.

Hadirlah Abraham Wald dari Columbia University dengan pendapat yang berbeda. Wald mengatakan bagian yang harus diperkuat adalah bagian yang tidak ada titik merah. Wald berpikir data titik-titik merah tersebut diambil hanya dari pesawat yang berhasil kembali ke pangkalan. Sedangkan di luar sana ada pesawat yang hilang dan jatuh kemungkinan karena tertembak di bagian yang lainnya. Dengan kata lain, tertembak pada bagian yang tidak ada titik merahnya, dan itu lebih mematikan sampai tidak bisa kembali ke pangkalan. Militer melihat pesawat yang survive saja, Wald melihat yang survive dan yang tidak.

Menyambungkan dengan isu yang hangat baru-baru ini tentang kekerasan seksual. Ada data yang menunjukkan bahwa kekerasan seksual paling banyak dilakukan oleh pacar atau mantan pacar, jauh lebih tinggi daripada suami dan anggota keluarga lain. Militer Amerika akan menyimpulkan bahwa hubungan pacaran jauh jauh jauh lebih berbahaya daripada keluarga. Benarkah?

Secara data memang tampak begitu, sama halnya titik merah bekas tembakan tadi. Tapi jangan lupa bahwa grafik diatas berisi data yang dilaporkan saja. Ada kasus yang tidak dilaporkan seperti ada pesawat yang tidak kembali ke pangkalan. Melaporkan pacar jauh lebih mudah daripada melaporkan suami, ayah, atau saudara.

Survivorship bias menyebabkan data yang benar ditafsirkan secara salah. Tidak ada manipulasi data di sini, hanya memang datanya tidak tersedia: pesawat tidak survive sehingga tidak tahu tertembak dimana, kasus tidak dilaporkan sehingga tidak terekam dalam grafik. Untuk mendapat kesimpulan yang tepat perlu kejelian dalam mengeliminasi bias ini dengan melihat konteks dan kemungkinan yang lebih luas.