100.000


Wow, lama nggak nulis dan sekalinya ngecek ternyata pageview blog ini sudah menyentuh angka seratus ribu. Yah jangan dibandingkan sama blog yang dikelola profesional dan berisi konten-konten bermanfaat, karena pastilah jauh. Ini blog pribadi yang isinya random dengan tema tergantung suasana hati penulisnya.

Saya dulu lumayan rajin nulis, bisa sepuluh bahkan belasan tulisan per bulan pas tahun 2016. Waktu itu saya masih belum beli domain, namanya masih nurohmanchandraaa.blogspot.com. Iya namanya nggak enak karena susah milih nama yang bagus dan masih available di blogger, bahkan a di belakang harus tiga biar diterima. Alasan lain belum beli domain ya karena waktu itu dompet tipis.

Dulu sering nulis karena layaknya mahasiswa lainnya: ingin jadi sosok inspiratif. Tapi kayanya nggak berhasil jadi seiring berjalannya waktu arahnya jadi makin pribadi dan apa adanya. Sempat juga saya perlakukan blog ini seperti instagram dimana saya sering upload foto. Jangan suruh saya baca tulisan-tulisan lama karena saya nggak mau, malu wkwk

Satu titik saya terpikir untuk me-monetize blog ini dengan mendaftarkan google adsense. Sayangnya ditolak oleh google dengan alasan konten blog terlalu random sehingga tidak jelas akan dipasang iklan apa. Okelah nggakpapa, cuma iseng-iseng berhadiah.

Saya telat masuk blogger yang mana awal 2010an dulu ada tren 'berteman' di blogger dan mencantumkan alamat blog orang lain di blog sendiri. Tapi walau begitu bukan berarti saya tidak punya penpal. Ada masanya tulisan-tulisan di sini adalah bentuk komunikasi saya dengan orang lain (re: kode). Kalau kepo silakan digali sendiri ada beberapa yang mengandung mention hahaha

Ketika sadar bahwa blog bisa juga jadi platform branding, saya akhirnya memutuskan beli domain yang lebih rapi. Kebetulan di dekat kampus dulu ada QWords, sebuah provider layanan web hosting. Saya langganan ke mereka karena dulu cuma itu yang saya tahu. Awalnya saya pakai chandranurohman.com, lalu saya ubah lagi ke chandranurohman.id.

Terlepas dari waktu itu men-challenge diri untuk menulis setiap hari selama 30 hari, saya sekarang sudah lebih jarang menulis. Rasanya kok pertimbangannya macam-macam kalau mau nulis nggak seperti dulu yang kalau terpikir sesuatu langsung buka laptop dan post. Padahal yang baca juga nggak banyak-banyak amat.

Tulisan paling sering dibaca orang sampai saat ini adalah soal perpanjang paspor yang penuh drama dulu dan ATM yang punya pecahan 20 ribu di Bandung. Tips-tips seperti ini selain terindeks secara lebih baik di google juga lebih menarik minat orang untuk membacanya daripada tulisan soal diri saya. Tulisan pribadi biasanya yang baca nggak terlalu banyak, mungkin teman-teman yang kenal saja.

Yah, apapun itu semoga apa yang saya taruh disini bermanfaat. Maaf kalau banyak sambat karena ternyata jadi orang dewasa itu mayan berat. Thanks!

Chandra


45 Menit di Jalan


Dinamika pandemi yang terjadi di Jakarta membuat saya merasakan bekerja benar-benar dari rumah. Kesempatan langka yang belum tahu kapan lagi akan terjadi. Selagi masih bisa saya mau tetap di rumah. Alhamdulillah

Pekerjaan sehari-hari bisa saya kerjakan tanpa perlu keluar rumah. Tapi kalau ada video conference atau pekerjaan yang membutuhkan koneksi internet cepat biasanya saya memilih nongkrong di internet cafe yang ada di kota Jogja. Saya seperti flashback ke jaman TA dulu. Karena sudah bebas teori jadi saya bisa pulang kampung dalam waktu lumayan lama, agar supaya TA tidak terbengkalai, biasanya saya gegarapan di internet cafe.

Orang Jogja atau yang pernah kuliah di Jogja pasti tahu tempat-tempat macam Luxury, Platinum, Net City, Merapi Online, Expresso, dll. Ketika warnet-warnet konvensional berguguran, mereka masih eksis karena menawarkan sesuatu lebih misalnya tempat yang cozy banget, AC dingin, musik, dan menjual voucher wifi (tanpa bundling syarat beli makanan atau apapun) jadi bisa pakai laptop sendiri, enak kali buat nugas.

Sebagai warga Bantul selatan, butuh waktu sekitar 45 menit untuk motoran sampai Luxury. Akhirnya saya merasakan sensasi jadi commuter Bantul - Jogja, hal yang belum saya rasakan karena setelah lulus SMA langsung pindah ke Bandung. Sedangkan pas SMP SMA walaupun nglaju tapi nggak sejauh itu, 15-20 menit sampai.

Jarak kosan Cisitu dengan kampus plus minus 2 km, jarak kosan Kuningan sama kantor sekitar 1,5 km, sedangkan jarak rumah ke luxury kira-kira 27 kilo wkwk. Tapi ya karena jalanan nggak macet bisa ditempuh dalam waktu 45 menit, paling mentok 1 jam. 

Waktu 45 menit di jalan ini lho yang seru. Pertama, walaupun sudah masuk jam kerja tapi saya punya alasan yang legit untuk mengabaikan WA atau email kantor, karena lagi di jalan wkwk. Bayangkan di hari senin pagi yang hectic punya waktu 'merdeka' sebanyak itu.

Waktu 45 menit juga cukup untuk merenung kemana-mana, memikirkan hal yang nggak perlu dipikirkan. Setengah dari perjalanan itu dihabiskan masih di area Bantul yang hijau, membuat perenungan jadi lebih paripurna. Benar-benar beda dengan di Jakarta dimana pikiran penuh usaha mencari rute paling nggak macet ke kantor, lalu tahu-tahu sampai.

Hijau kan kanan kiri..

Kenikmatan lain adalah karena di sepanjang jalan yang saya lalui ada beberapa spot tempat makan favorit, termasuk yang saya tulis disini. Trust me fren, makanan-makanan ini bukan cuma kasih nutrisi untuk badan, tapi juga pikiran, mood auto naik habis makan. Fyi, di samping Luxury banget ada Tempo Gelato, kurang nikmat apa coba? 

Selain deretan tempat makan juga ada deratan tempat penuh kenangan haaiyaa...

Kadang sepanjang jalan juga ketemu yang lucu-lucu, misal bapak-bapak bawa gerobak ditarik 2 sapi besar di Jalan Parangtritis. Jangan dibayangkan seperti delman atau dokar, ini gede ukurannya nyaris menghabiskan satu lajur jalan, jadi mobil harus gantian lewat. Kalau disapa bapaknya nyahut.

Man, I spent the whole August till now in Bantul, banyak ide tapi nggak gerak nulis. Sekian dulu barangkali tulisan pertama dari Jogja di Agustus ini. Terima kasih sudah membaca.

Chandra