Showing posts with label achievement. Show all posts

diverentia.id



Diverentia is a company which provides service using aerial drones for aerial survey, photogrammetry, inspection and aerial monitoring, videography. With tagline 'your partner in the sky', Diverentia commits to become the best business partner in the sky by always improving the quality of service. The company is part of PT Tanah Elang Cahaya.


Alhamdulillah, satu proyek berbasis menulis sebentar lagi selesai. Bukan soal proyek atau fee-nya. Tapi rasa syukur karena sesuatu yang kita lakukan mendapat apresiasi. Terima kasih kepada tim diverentia.id atas kesempatannya.

Setelah setahun lebih rutin menulis di blog ini, ditambah eksperimen membeli domain berbayar dan mendesain web, alhamdulillah cukup banyak dukungan datang untuk meneruskan 'hobi' ini. Bentuknya macam-macam, dorongan untuk menulis tentang sesuatu, ditanya-tanya soal cara membeli domain, hingga diminta tolong mendesain website.

Sebulan yang lalu saya dihubungi oleh salah satu teman. Dia dan teman-temannya ingin mendirikan perusahaan start-up. Untuk pemasaran mereka membutuhkan website dan menanyai saya apakah bisa membantu proses desainnya. Bismillah saya ambil kesempatan ini. 

Pekerjaan berjalan paralel. Mereka, tim diverentia.id membuat konten sementara saya memasukkannya ke halaman website. Rencana awal ini bisa dikerjakan dalam 3 minggu tapi ternyata agak molor sampai sebulan karena ada beberapa perubahan-perubahan.

Ini pengalaman pertama saya mendesain web secara masif. Biasanya saya hanya meng-custon dikit-dikit blog saya sendiri. Jadi tentu saya tidak membangun website dari nol. Saya berangkat dari template gratis yang saya download di sini. Begin from the end, saya edit-edit sampai sesuai requirement. Nanti bisa dibandingkan dengan hasil jadinya.

Masalah dari penggunaan template adalah butuh waktu untuk memahami codingan htmlnya. Source code halaman utama saja ada sekitar 4000 baris. Saya memang tidak perlu memahami semua syntax. Tapi saya harus menemukan polanya sehingga tahu kode masing-masing bagian halaman. Jika asal edit atau hapus, bisa-bisa page malah tidak bekerja dengan baik.

Saya belajar banyak dari pekerjaan ini, terima kasih kepada tim diverentia.id atas kesempatan, kerjasama, dan bantuannya. Di satu sisi saya belajar lebih mendalam tentang html. Di sisi lain saya mendapat ilmu tentang me-manage amanah dan partnership.

Selamat untuk diverentia.id ! Semoga cepat berkembang :)

(buka lewat PC/laptop lebih baik)

Argentavis E-Glider




Baru saja saya pulang dari Bakso Boedjangan Dipati Ukur, Bandung. Ini pertama kalinya saya makan disana. Bukan sekedar makan, ini adalah dalam rangka syukuran tim Argentavis E-Glider.

Dari kuliah Manajemen Industri saya mendapat pengertian bedanya kelompok dan tim. Kelompok adalah sekumpulan orang yang kebetulan disatukan dan ditugasi untuk melakukan sesuatu. Sedangkan tim adalah sekumpulan orang yang memiliki spesialisasi tertentu dan berkumpul untuk mencapai suatu tujuan. Dulu saya menyebut ini sebagai kelompok perancangan, tapi bagi saya sekarang ini adalah sebuah tim.

Kami disatukan dalam kuliah AE4160 Desain Pesawat Udara, biasa disapa kuliah Perancangan. Sebuah kuliah berkredit 3 sks yang menjadi momok bagi mahasiswa teknik penerbangan sejak generasi 80an hingga sekarang. Sampai sekarang pun dosen masih ada yang suka curcol tentang kisah perancangannya dulu. 

Kuliah ini memang hanya 3 sks tapi bebannya lebih dari itu. Jika sekedar mengerjakan mungkin masih masuk akal. Tapi sebagai kuliah yang open problem maka selalu diminta hitung lagi, optimasi, cari alternatif, variasikan, dll. Itu yang membuat prosesnya jadi lebih rumit. Ditambah lagi, di akhir semester ada pameran dan seminar yang harus dilewati. Pameran diselenggarakan tanggal 5 Desember kemarin di Aula Barat ITB, terbuka untuk umum. Seminar (banyak yang menganggapnya hari pembantaian) baru kemarin tanggal 21 Desember.

Kami mengemban misi mendesain sebuah pesawat layang (glider) bermesin berkapasitas 2 orang. Untuk tahu apa itu glider, silakan baca di sini. Nama Argentavis sendiri diambil dari nama salah satu burung purba raksasa. Lebar bentang sayapnya mencapai 7 meter. Burung ini juga tidak bisa terbang langsung dari darat, harus lari dulu seperti pesawat lepas landas. Banyak kemiripan antara burung Argentavis dan konsep glider modern. 

Perjalanan perancangan tidak mudah. Sejak awal semester kami melaporkan progress tiap minggu kepada dosen pemimbing. Pembimbing kami adalah Bapak Dr. Taufiq Mulyanto, sangat berpengalaman dalam desain pesawat, alumni ISAE Supaero Perancis, sekaligus orang yang berperan dalam program glider nasional yang saat ini sedang berjalan.

Oh ya, tim kami beranggotakan 5 orang, saya diamanahi menjadi ketua sekaligus analis bagian kestabilan pesawat dan initial sizing, Agastya sebagai perancang roda pendarat, interior, dan drafter (pembuat gambar teknik), Rowi sebagai analis prestasi terbang dan biaya, Randhy sebagai analis aerodinamika dan biaya, serta Fatuh sebagai perancang struktur. 

Alhamdulillah semua anggota mempunyai kapabilitas yang cukup di bidangnya masing-masing dan yang lebih penting mampu bekerja sama. Hampir tidak ada clash antar anggota sepanjang perjalanan tim ini. Itulah yang akhirnya membawa kami lolos dari seminar tanpa dibantai dan alhamdulillah berhasil memenangkan penghargaan 1st best poster pameran. Hadiahnya kami pakai untuk makan-makan tadi. Nilai belum keluar, tapi semoga berbuah A. Aamiin...

Pembagian tugas menjadi kunci di tim ini. Saya bahkan tidak paham airfoil apa yang dipakai pada sayap karena saya tahu sudah diurus Randhy. Di sisi lain saya mengatur distribusi berat untuk mendapatkan pesawat yang stabil yang tidak dipahami oleh yang lain. Begitu pula analisis-analisis yang lain. Meminjam istilah Malcolm Gladwell, kami memiliki transactional memory yang besar dan berkualitas. Setiap orang bertugas menyelesaikan bagiannya dengan baik sambil mempercayakan bagian lainnya kepada yang lain.

Saya sungguh menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman ini. 

Sekarang kuliah Perancangan sudah mendekati akhir, tinggal mengumpulkan laporan akhir yang deadlinenya kamis depan. Rasanya saya sebagai pribadi dan Argentavis sebagai tim perlu mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Taufiq Mulyanto sebagai dosen pembimbing yang banyak sekali memberikan ilmu tentang desain pesawat dan pesawat layang.

2. Bapak Rais Zain sebagai koordinator mata kuliah AE4160 yang telah memperluas wawasan kami mengenai pesawat terbang.

3. Bapak Sigit P Santosa sebagai dosen penguji dalam seminar, terima kasih atas masukan-masukannya yang sangat berguna.

4. Bapak Luthfi Imam Nurhakim yang membantu Pak Rais mengkoordinir kuliah ini, yang telah mengurus pameran dan seminar.

5. Mbak penjaga perpus yang mengampuni keterlambatan saya dalam mengembalikan buku referensi perancangan.

6. Bapak Imin sebagai pegawai TU AE yang telah sangat membantu dalam hal pengumpulan laporan progres.

7. Tim Avion PPW17 (Fikri, Anto, Rachmat, Inggi), sebagai partner pendesain pesawat glider. Semoga start-up kalian di dunia glider lancar dan sukses aamiin. Juga semoga segera mendapat pendamping wisuda (PPW17 : Pencari Pendamping Wisuda 2017, silakan yang minat).

8. Teman-teman Aeronotika dan Astronotika (AE) angkatan 2013 yang senasib sepenanggungan.

Ini adalah beberapa potret kami dalam masa masa perancangan

Semoga nggak lama-lama memboedjang...minus Rowi yang kedatangan ortunya hari ini
Alhamdulillaaah

2 tim perancang glider, akur kan hahaha

"Coba fotonya dari agak bawah", Pak Taufiq
Stand Argentavis E-Glider

Alhamdulillah best poster euy, poster by Agas
Glider is sooo romantic...
Salam,
Chandra - Argentavis E-Glider




Bupati Hasto & Kongkow Medika



"Hardskill harus paripurna, softskill juga harus punya" - dr Hasto

Perjalanan ke Bumi Langit berlanjut. Tidak tanggung-tanggung, agendanya ketemu Bupati Kulonprogo yang sekarang maju nyalon lagi, tidak lain adalah dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K). Pertemuan ini dirancang oleh teman-teman Kongkow Medika. Sebuah komunitas, perkumpulan, atau geng berisi mahasiswa-mahasiswa aktif, berprestasi, kritis, banyak ide dan tenaga, visioner, tapi anomali di lingkungannya, yang berasal dari cluster medika UGM.

Siapa saya ni ? jangankan medika, mahasiswa UGM saja bukan. Tapi ajakan berkumpul dengan orang-orang baik tidak bisa ditolak. Akhirnya bukan hanya saya outsider-nya, ada 2 mahasiswa FEB juga.

Khoirul Fahmi, mahasiswa FK UGM yang hafidz 30 juz membuat janji dengan dr. Hasto. Tak disangka ternyata responnya cepat bahkan mendadak. Alhasil teman-teman kongkow medika banyak yang berhalangan. Supaya lebih pantas, nggak dikit-dikit amat yang ikut maka diajaklah kami oleh Zahra karena pagi sampai siangnya sudah sama-sama ke Bumi Langit.

Kami sampai di RSKIA Sadewa di Babarsari, tempat dr. Hasto praktek sekitar pukul 4 sore. Tapi kami harus menunggu sekitar 1 jam sampai pasiennya habis. Ini bukan kampanye, tapi saya ingin menginformasikan saja bahwa selama menjadi bupati beliau tetap praktek 2-3 kali seminggu. Setiap hari dibatasi hanya 40 pasien tapi konsultasi dan tindakan GRATIS.

Masuk ke ruang prakteknya kami bertanya dan minta saran karena sebagai mahasiswa tingkat akhir mungkin ada hal-hal yang perlu untuk disiapkan. Kami disuguhi jawaban yang membuat speechless. Beliau benar-benar ramah dan dengan sepenuh hati memberikan nasehatnya kepada kami yang masih sangat junior.

dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K)

Menurut dr. Hasto, ketika lulus hardskill harus dikuasai secara penuh dan paripurna. Tapi softskill juga harus dimiliki. Jangan sakit hati bila di dunia kerja nanti ada orang ber-hardskill pas-pasan tapi softskill jempolan lebih berhasil daripada yang hardskill bagus tapi kurang bisa berkomunikasi dan kurang memanusiakan manusia. Hal ini lebih krusial lagi bagi teman-teman medika yang berhadapan person to person dengan pasien.

Masih menurut dr. Hasto, orang yang sukses adalah orang yang mudah di-iya-kan banyak orang. Pendekatan ini digunakan beliau selama menjadi Bupati, jabatan yang sebenarnya tidak straight forward dengan keilmuannya. Kesuksesan orang dipengaruhi salah satunya oleh penggunaan waktunya. Beliau menjelaskannya menggunakan analogi melipat kertas.

Bayangkan ada kertas sepanjang 12 cm yang mewakili waktu setahun, 1 bulan 1 cm. Banyak orang menggunakannya sebagaimana adanya jadi hanya punya kontribusi sebanyak 12 cm. Tapi orang yang hebat melipat kertas sepanjang 10 meter menjadi 12 cm. Dia tidur lebih sedikit, bekerja lebih banyak, berkegiatan dan berkontribusi sejak bangun tidur hingga larut malam. Hasilnya kontribusi sebanyak orde meter-an bisa dilakukan dalam jangka waktu yang sama, 12 bulan. Cara seperti itu menjadikan banyak orang seusia memiliki kualitas kontribusi yang berbeda. Untuk menjadi seperti itu, carilah banyak kegiatan yang relevan dan bisa dilakukan beriringan. Bila tampak tidak relevan, cari relevansinya.

Menyimak dengan hangat, obrolan berbobot tapi santai

Beliau menjelaskan bedanya orang terampil, orang bijak, dan orang arif. Orang terampil adalah yang bisa menangkap ikan dengan cepat, dapat banyak, tapi airnya jadi keruh. Orang bijak adalah orang yang bisa menangkap ikan dengan cepat, dapat banyak, dan airnya tetap bening. Sementara orang arif adalah orang yang tidak perlu ke kolam, ikannya datang sendiri.

dr. Hasto mencontohkan sosok seorang pejuang kemanusiaan. Jika menemui rintangan yang sulit maka pikirkan, "risiko terburuknya apa ?", lalu ikhlaskan. Untuk menjadi siap, kita harus punya ilmu. Mengabdi di bidang kesehatan, ekonomi, maupun teknik harus didasari ilmu yang cukup karena bertanggung jawab kepada orang banyak.

Setelah tahu saya dari Teknik Penerbangan, dr. Hasto sempat bicara tentang ground handling. Agaknya urusan bandara Kulonprogo cukup menjadi bahan pikiran beliau. hehehe

Adzan maghrib berkumandang dan kami pamitan. Berharap bisa ketemu lagi dengan beliau. Saya pribadi berharap ketemu tokoh-tokoh keren lagi dan mengisi waktu mudik dengan hal-hal super berbobot.

Dari RSKIA Sadewa kami menuju UGM, mengantar Rahma dan Erlin. Lalu kembali ke Banguntapan, makan, lalu pamitan pulang ke rumah.

Terima kasih banyak Zahra, Fahmi, Iqbal, Rahma, Erlin, Rofaidah atas perjalanannya. Nice to see amazing people like kalian. Sampai ketemu lagi.

Alhamdulillaah, segala puji bagi Allah

Salam,
Chandra




Garuda Indonesia : Rivalries

Ringkasan paper tugas Sistem Transportasi Udara

Garuda Indonesia adalah makapai penerbangan pemerintah yang dimiliki Indonesia. Perjalanan bisnisnya sudah cukup panjang. Armadanya lalu lalang di langit Indonesia dan dunia. Dahulu, Garuda Indonesia (GA) menjadi raja di Indonesia. Aturan yang ketat tidak memungkinkan maskapai swasta untuk bersaing dengan GA. Rute-rute strategis dengan permintaan pasar besar dikuasai oleh GA. Setelah dilakukannya deregulasi (pengurangan beberapa aturan), mulai tahun 2000 muncul maskapai-maskapai swasta baru. Saat ini, maskapai swasta yang menonjol dan memiliki market share cukup besar antara lain Lion Air (JT) dan Indonesia Air Asia (QZ). Saat ini, GA tidak lagi sendiri memonopoli pasar penerbangan domestik.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), memperbesar wilayah persaingan GA. GA tidak hanya bersaing dengan JT dan QZ, tetapi juga Singapore Airlines (SQ), Malaysia Airlines (MH), dan Thai Airways (TG). Persaingan juga tidak hanya dalam rute domestik, tetapi juga rute internasional. 

Banyak faktor menjadi parameter dalam melihat siapa yang unggul dalam persaingan tersebut. Analisis terhadap faktor-faktor tersebut menghasilkan jawaban, mampukah Garuda Indonesia bersaing. Faktor-faktor tersebut adalah rute, jadwal, harga tiket, persepsi penumpang, armada, layanan, dan, frekuensi penerbangan. Analisis dengan melakukan skoring pada parameter-parameter tersebut ditambah dengan analisis SWOT menghasilkan jawaban bagaimana kondisi Garuda Indonesia saat ini dan mambukah ia bersaing.

Hasilnya, dalam penerbangan domestik GA masih menjadi market leader dengan keunggulannya di bidang lengkapnya rute, banyaknya frekuensi, layanan, dan persepsi penumpang walaupun dalam hal harga tiket kurang kompetitif. Di sisi lain, dalam penerbangan internasional SQ lebih unggul dibandingkan GA karena kelengkapan armadanya, banyaknya rute dan frekuensi yang dilayani, Namun GA masih sedikit unggul jika dibandingkan MH dan TG serta jauh unggul jika dibandingkan JT dan QZ. Singapore Airlines, ditunjang majunya perekonomian negaranya dan baiknya kualitas bandara Changi memang masih menjadi penguasa pasar.

Bidang-bidang yang dapat dikembangkan oleh GA untuk meningkatkan posisinya adalah dalam hal route planning, marketing (promosikan Indonesia), fleet, dan aktivitas di aliansi.


"Terbanglah Garudaku, singkirkan kutu-kutu dari sayapmu"



sumber gambar : www.garuda-indonesia.com

Disusun oleh :
Paper :
Chandra Nurohman
Hendrik Ardianto
Andik Dwi Kurniawan
Bagus Bambang Riswandi
Achmad Chafid Asyari

Ringkasan :
Chandra Nurohman