5 Alasan AADC 2 Menjadi Film Laris 2016


Kancah perfilman Indonesia kembali memunculkan sebuah karya fenomenal melalui film Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2). Kelanjutan dari film Ada Apa Dengan Cinta? (AADC) yang dirilis tahun 2002 ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Belum selesai pemutaran filmnya di bioskop, AADC 2 sudah ditonton oleh  lebih dari 3.5 juta penonton, angka ini hanya kalah dari Laskar Pelangi (4.6 juta), Habibie & Ainun (4.5 juta), dan Ayat-Ayat Cinta (3.6 juta). Namun dengan masih diputarnya film ini di bioskop maka masih terbuka kemungkinan AADC 2 melewati raihan film-film tersebut.

Berikut adalah beberapa hal yang menyebabkan film AADC 2 menjadi film yang laris.


1. Kesuksesan AADC (1)
Kesuksesan AADC 2 tidak bisa dilepaskan dari bagian pendahulunya yang dirilis tahun 2002. Secara independen AADC 1 sudah merupakan film yang berkualitas. Menurut data filmindonesia.or.id, AADC 1 ditonton oleh sekitar 2.7 juta penonton. Perlu diingat bahwa jumlah penduduk dan bioskop di Indonesia saat itu belum sebanyak sekarang. 

Terlebih lagi, benang merah antara AADC 1 dan AADC 2 yaitu 'bertemu setelah 14 tahun berpisah' menjadi komoditi yang sangat menarik minat masyarakat dan membuat bertanya-tanya seperti apa jadinya ketika pasangan yang sudah lama terpisah akhirnya bertemu. Jawaban dari teka-teki itu mendorong orang-orang untuk datang menonton. 


2. Penonton Lintas Generasi
AADC 2 ditonton oleh 2 'generasi'. Misal dianggap mayoritas penonton aktif bioskop adalah penduduk berusia 16 sampai 35 tahun. Maka pada tahun 2002 dan 2016, populasi yang terbentuk sudah sangat berbeda. Dengan trik beda 14 tahun itu, AADC 2 menjadi menarik bagi populasi gabungan antara generasi penonton 2002 dengan generasi penonton 2016. 

Sekuel film yang terpisah 14 tahun ? Ide yang brilian.


3. Promosi yang efektif
Sejak jauh-jauh hari, film AADC 2 sudah terdengar gaungnya melalui media sosial, media elektronik, dan media cetak. Official trailer, meet and greet cast, iklan, dan sebagainya yang juga mengedepankan konsep 'bertemu setelah 14 tahun berpisah' semakin menarik minat masyarakat untuk menemukan jawabannya. Budaya gethok tular yang kental di Indonesia apalagi di era media sosial juga mendukung popularitas film garapan Riri Riza ini.


4. Pemilihan lokasi syuting
Ada hal menarik di samping teka teki hubungan Rangga-Cinta yang terkandung dalam film AADC 2, yaitu lokasi pembuatan film. Di berbagai media, forum, dan website, topik tentang lokasi syuting film  AADC 2 menjadi hal yang menarik untuk di bahas. Salah satu laman yang cukup baik membahas hal ini adalah sebagai berikut :


5. Kelekatan dengan Jogja
Film AADC 2 sangat berkaitan dengan Jogja. Mayoritas latar kejadian berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (daftar dapat dilihat di link di atas). Saya sendiri menonton di Jogja dan sampai hampir sebulan pemutaran filmnya, studio bioskop masih penuh. Konsep kelekatan (stickiness) juga menjadi senjata lain yang sangat mengena khususnya bagi masyarakat DIY. Betapa bangganya ketika film ini menampilkan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi sendiri seperti Candi Ratu Boko, Jalan Prawirotaman, Pantai Parangkusumo, dll.


Saat ini film AADC 2 masih diputar di bioskop, bagi Anda yang belum menyaksikannya sangat saya sarakan untuk segera menonton. 


Salam,
Chandra

Kenapa di Bandung banyak nama tempat Ci- Ci- ?


Kenapa di Bandung banyak tempat yang namanya berawalan Ci- ?, tanya seorang teman.

Memang banyak daerah di Bandung (dan Jawa Barat) yang berawalan dengan Ci-, sebut saja Cicaheum, Cijerah, Cibaduyut, Cisitu, Cibiru, Cianjur, Cibinong, dll. Bagi orang yang baru datang ke Bandung ini terdengar aneh dan menimbulkan pertanyaan seperti di atas. Hal itu berlaku juga bagi saya ketika baru datang dari Bantul ke Bandung. Tetapi, sekarang saya sudah memiliki jawaban untuk pertanyaan macam ini terutama bila yang bertanya orang Jawa.

Saya tidak tahu asal mula nama-nama itu. Tetapi saya yakin itu ada hubungannya dengan sejarah atau budaya Sunda. Yang sering luput disadari, di Jawa pun ada pola penamaan serupa. Jika di Sunda ada awalan Ci-, di Jawa ada akhiran -an. Coba Anda ingat-ingat : Prawirotaman, Ngadinegaran, Ngadisuryan, Danunegaran, Pakualaman, semua itu nama daerah yang masih berkaitan dengan Kraton, untuk wilayah biasa ada Bugisan, Bakulan, Srandakan, Ngrenehan, dll. Sampai di tingkat dusun ada Sanggrahan, Plebengan, Glodogan, dll. Masih ada lagi seperti Canden (Candi+an) dan sebagainya.

Menarik bukan ?

Tech : Energy Recovery System in Formula 1


Formula 1 bisa dikatakan merupakan mobil dengan teknologi tercanggih saat ini. Faktanya, mobil balap F1 dapat melaju hingga kecepatan lebih dari 300 km/jam di lintasan dan akselerasinya mampu menambah kecepatan mobil dari 0 hingga 160 km/jam hanya dalam waktu 4 detik. Belum lagi teknologi aerodinamikanya yang memberikan downforce besar untuk mencegah slip dan perangkat elektroniknya yang mampu memantau dan mengendalikan komponen-komponen mobil.

Salah satu komponen menarik lain dari jet darat ini adalah rem. Bayangkan saja, mobil harus diperlambat dari kecepatan 300 km/jam menjadi cukup rendah untuk masuk ke tikungan. Suhu yang terbentuk di piringan rem bisa mencapai 10000 derajat celcius. Mobil melaju dengan kecepatan sangat tinggi sehingga memiliki energi kinetik yang juga tinggi. Wajar jika panas yang dihasilkan pada proses pengereman sangat tinggi karena energi kinetik yang dikonversi juga besar. 


KERS
Kesadaran dunia terhadap perlunya konservasi energi juga memengaruhi dunia balap F1. Tahun 2009 dikembangkan teknologi bernama KERS (Kinetic Energy Recovery System). KERS yang diterapkan optimal pada 2011 ini adalah sebuah teknologi yang dapat mengonversi energi kinetik yang (seharusnya) hilang dalam pengereman menjadi energi listrik yang bisa digunakan kembali. 

KERS worked by harnessing waste energy created under braking and transforming it into electrical energy, providing an additional 60kW (approximately 80bhp) of power for up to 6.67 seconds per lap" (formula1.com). 

source : ffden-2.phys.uaf.edu

ERS
Seiring berkembangnya teknologi, KERS pun berubah menjadi ERS (Energy Recovery System). Sistem yang melakukan proses ini adalah Motor Generator Unit (MGU) melalui dua metode yaitu kinetik (MGU-K) dan heat atau panas (MGU-H)

MGU-K adalah pengembangan dari KERS dimana energi yang dikonversi bersumber dari pengereman dan yang dihasilkan adalah energi listrik. Namun, MGU-K dapat menghasilkan energy return yang lebih besar yaitu mencapai 2 kali lebih besar daripada KERS.

Sementara itu, MGU-H adalah sistem yang menghasilkan energi listrik dengan memanfaatkan exhaust. MGU-H tidak memiliki batasan energi seperti MGU-K yang terbatas pada angka 2 MJ.


ERS in ITB
Seorang dosen di ITB melakukan penelitian dan mencoba untuk membuat perangkat semacam ERS. Beliau memanfaatkan panas mesin motor untuk memanaskan pizza. Obyeknya adalah motor yang digunakan oleh Pizza Hut Delivery (PHD). Ide menarik, bukan ?


Salam,
Chandra

Goodbye Semester 6


Alhamdulillah..selesai sudah semester 6 saya, dan akhirnya berkesempatan pulang

Keyword semester ini :
Supersonic, mach, patran, nastran, finite element, uro, komurindo, aksantara, krti, cikal, mobil hemat energi, tubes, ujian, kuis spu, cacar, aircraft structure, mapres, kerja praktek, wind turbine, ansys, kontes robot, nggak tidur semalaman, ketiduran di kelas, presentasi, wakil rektor
.
.
Bla bla bla

Terima kasih kepada bapak2 dosen dan teman teman

18.52
Gerbong kereta api Lodaya Malam

Salam,
Chandra

Student Task : Finite Element Method (Metode Elemen Hingga)


"Kalian sudah mengerjakan satu cycle secara engineering", berkata Mr. TD, dosen mata kuliah AE4040 Finite Element Method di akhir presentasi tugas besar kuliah FEM, 16 Mei 2016.

Sungguh ini tugas yang cukup berkesan bagi saya. Sebab utamanya karena ketika menerima tugas mahasiswa sama sekali tidak tahu akan sesulit apa dan apa masalah yang akan dihadapi. Dua bulan yang lalu setelah diberi pelatihan software MSC Patran-Nastran, kami diberi tugas besar yaitu menganalisis kegagalan struktur. Struktur yang dianalisis dipilih sendiri oleh mahasiswa. Masalahnya adalah, skill kami masih minim dan kami belum bisa membedakan mana struktur yang feasible untuk dianalisis pada level ini. Pemilihan obyek seperti membeli kucing dalam karung.

Kelompok saya
Tugas ini dikerjakan berkelompok, seharusnya satu kelompok terdiri dari 3 orang tetapi karena suatu hal kelompok saya hanya dua orang, saya dan seorang rekan, Audy Marsel. Kami menganalisis kegagalan struktur kursi kerja dimana banyak sandaran kursi yang patah dalam penggunaannya. Saya yakin Anda juga pernah mengalami atau melihat kursi kantor yang sandaran punggungnya patah. Alasan memilih ini adalah barangnya ada dan bisa langsung kami periksa. Kursi di kamar saya yang menjadi obyek penelitian termasuk untuk dibor, tapi masih bisa digunakan.

Pemilihan obyek seperti membeli kucing dalam karung. Tapi tampaknya kami diuntungkan karena geometri obyek yang sederhana dan materialnya yang merupakan logam isotropic. Isotropic kurang lebih artinya material memiliki sifat yang seragam ke segala arah. Karena kesederhanaan ini saya dan Marsel memutuskan untuk memberikan nilai tambah lebih dari yang diminta dosen yaitu menambahkan workflow, melakukan pengujian berulang, dan pembuatan alternatif desain.

Main MSC Patran bukan hal yang sederhana. Ketika diajari kami hanya memodelkan pelat yang sangat sederhana dan running hanya membutuhkan waktu beberapa detik. Ternyata dalam tugas besar ini orde waktu running sudah hitungan jam. Akibatnya banyak waktu 'terbuang' untuk menunggu apalagi kami melakukan analisis pada banyak opsi geometri. 

Membuat geometri, menganalisisnya, melakukan running di Patran, uji konvergensi, coba lagi. Hal iru berulang terus sampai lembur. Tak apa lah, alhamdulillah hasilnya memenuhi target walaupun ada sisi yang perlu direvisi, kami tetap bersyukur. 

Laporan lengkapnya terlalu panjang untuk ditulis di sebuah blog. Bila Anda mendapatkan tugas serupa dan membutuhkan referensi, bisa hubungi saya di email :



Satu hal menarik lain dari tugas ini adalah di akhir laporan kami diminta untuk menuliskan feedback dan pendapat mengenai tugas, kerjasama dalam kelompok, dan kemampuan menyelesaikan masalah kelompok. Overall, saya merasa dinamika kelompok saya baik dan produktif.



Gambar : salah satu hasil pemodelan, jumlah elemen masih sedikit untuk yang ini tapi warna masih jelas, 


Salam,

Chandra

Fun Fact : FTMD ITB !





A fun post di sela-sela ujian dan tugas besar di akhir semster 6 saya (sebentar lagi berakhir yeey!). Fakta-fakta seputar kehidupan mahasiswa Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung, dari sudut pandang saya tentu saja

1. Ini sangat mencolok, FTMD adalah fakultas dengan komposisi gender paling tidak imbang di kampus ini. Quote "ini kampus dengan komposisi gender paling tidak imbang, yah 8 banding 1 lah, itupun kucing betina udah diitung" (Film Jomblo,2005) sangat direpresentasikan oleh FTMD. Solusinya, bergaul di lembaga-lembaga lain di kampus dong!

2. FTMD ITB memiliki 3 program studi S1 yaitu Teknik Mesin, Teknik Material, dan Aeronotika & Astronotika (Teknik Penerbangan). Perbandingan populasinya kira-kira 50% : 25% : 25%. Dari segi peminat, teknik mesin biasanya paling banyak karena kapasitasnya juga paling besar.

3. Lokasi FTMD di bagian barat ITB, mepet pagar barat. Kalo alamat resminya Labtek II (dua) ITB, Jalan Ganesha no 10.

4. Masjid langganan mahasiswa FTMD bukan Masjid Salman tapi masjidnya Batan, maklum jaraknya jauh lebih dekat.

5. Student Center (SC) FTMD adalah salah satu spot pengerjaan tugas favorit. Tempat ini luar biasa rame di masa-masa deadline. Walaupun outdoor tetap ada penunggunya sampai tengah malam.

6. SC bersebelahan dengan Kolam Mesin, salah satu tempat terkenal di ITB karena keangkerannya.

7. Adanya 3 prodi di FTMD juga dilengkapi dengan adanya 3 himpunan mahasiswa : Keluarga Mahasiswa Teknik Penerbangan (KMPN), Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM), dan Himpunan Mahasiswa Material (MTM).

8. FTMD sangat ketat masalah osjur (ospek jurusan, rekrutmen anggota baru himpunan yang sakral itu). Osjur dilaksanakan bersamaan untuk ketiga himpunan. Sssst cukup sampai situ spoiler osjurnya.

9. FTMD gedungnya 4 lantai + rooftop, tapi tak ada lift. Strong lah yaa!

10. Jumlah dosen FTMD yang ibu sangaaat sedikit dibandingkan yang bapak.

11. Sekretariat hinpunan KMPN dan HMM bersebelahan, bersahabat sekali.

12. Ada program fast track di FTMD, yaitu program yang memungkinkan mahasiswa lulus S1 dan S2 dalam waktu 5 tahun. Dosen cukup getol menawarkan program ini kepada mahasiswa.

13. Ada 3 program studi S1 di FTMD tapi secara keseluruhan ada 9 program studi jika dihitung dengan program S2 dan S3.

14. 3 Prodi S1 FTMD lagi nunggu akreditasi ASIIN. Kata dosen sih Juni ini hasilnya keluar, doakan ya.

15. Setiap masa wisuda, fakultas mengadakan syukuran dengan mengundang orang tua wisudawan. Momen ini dimanfaatkan mahasiswa untuk numpang makan siang, tiga kali setahun.

16. Kata orang, perkuliahan di prodi Teknik Penerbangan paling susah se-ITB. Kalau Mesin dikenal lulusnya agak lama.

17. "Mahasiswi ITB itu sukanya cowo-cowo dari FTTM ama FTMD". kata http://www.pedidikanindonesia.com/

18. FTMD punya Student Hall of Fame, terakhir isinya beberapa paper, pemberitaan, info pemenang lomba, dan foto Putri Indonesia Jabar 2016.

19. Walaupun populasi sangat sedikit, salah satu mahasiswi Penerbangan 2011 terpilih sebagai Putri Indonesia Jawa Barat.

20. FTMD lagi sangat progresif, kemarin ada program english writing course gratis, tes TOEFT ITP gratis, pelatihan public speaking, Sherlock Holmes (acara teka-teki gitu, saya tidak ikut kemarin jadi nggak begitu tahu), renovasi lab dan gedung, student talk, kuliah tamu (Airbus Helicopter, dll), dan sebagainya. Semuanya gratis tis..

Sementara itu dulu, saya masih mempunyai tugas yang perlu dikerjakan, sambung nanti lagi ya

Ada sebuah post menarik tentang mahasiswa-mahasiswa ITB, simak di
http://www.pedidikanindonesia.com/2015/01/100-fakta-mahasiswa-itb-yang-belum.html


Terima kasih :)

Chandra

Tech : MotoGP's Winglets to Generate Downforce


MotoGP masih menjadi balap motor paling popular dan paling bergengsi di dunia saat ini. Di Indonesia tayangan siaran langsung MotoGP juga dinantikan tiap akhir pekan. Event seperti nonton bareng dan temu pembalap ramai didatangi fans. Seperti nonton bareng di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat di Bandung hari ini dan kunjungan Sam Lowes ke Indonesia kemarin. "Kalau ingin tahu arti waktu 0,1 detik tanyakan pada pembalap MotoGP". Dalam balapan 300an km/jam ini satu detik adalah sesuatu yang mahal. 

Beberapa waktu yang lalu saya menulis tentang perkembangan teknologi di Formula1 (link di bawah ini)


Hari ini saya ingin menulis tentang sebuah teknologi yang masih cukup hangat di bidang MotoGP, yaitu Winglets. Beberapa tim sudah mencoba menerapkan teknologi ini sejak balapan musim lalu. Winglets adalah perangkat berbentuk seperti sayap berpenampang airfoil yang dipasang 'terbalik' pada bagian depan kanan dan kiri motor. Perhatikan gambar berikut 

Winglets pada MotoGP

Prinsip kerjanya adalah, ketika motor melaju pada kecepatan tinggi, aliran udara di sekitar winglets akan menghasilkan distribusi tekanan tertentu yang menghasilkan gaya ke bawah. Hal ini optimal pada kondisi kecepatan tinggi seperti pada lintasan lurus. Tujuan digunakannya perangkat ini adalah memberikan tambahan downforce pada motor sehingga traksi ban depan motor menjadi lebih besar. Cengkraman ban pada track adalah hal yang sangat penting dan menentukan dalam suatu balapan. Sebelumnya upaya untuk mengatur cengkraman ban dilakukan dengan memilih ban tipe hard, medium, atau soft, atau mungkin memilih antara Bridgestone dan Michelin. 

Penelitian terus dilakukan oleh tim-tim MotoGP. Tujuannya adalah untuk menemukan konfigurasi yang optimal dari winglets dimana downforce baik tetapi gaya hambat (drag) kecil  serta tidak mengganggu kestabilan motor atau menyulitkan pembalap. Tidak heran, dari race ke race bentuk dan konfigurasi winglets yang digunakan bisa berbeda.


Ducati
Sejauh yang saya ketahui, Ducati adalah tim yang sejak musim lalu paling berani mengaplikasikan winglets pada motornya. Bisa dikatakan Ducati rutin menggunakan winglets sejak season 2015. 

Winglets Ducati

Ducati menggunakan beberapa pasang winglets


Yamaha
Selain Ducati, tim yang sudah balapan menggunakan winglets sejak musim lalu adalah Yamaha. Namun Yamaha masih malu-malu dalam menggunakannya. Kadang-kadang winglets digunakan, kadang tidak, atau hanya digunakan dalam sesi latihan.

Winglets Yamaha musim 2016

Honda
Sebagai tim papan atas MotoGP, Honda tidak mau ketinggalan dari kedua rivalnya dalam penggunaan winglets. Secara dimensi, winglets Honda tampak lebih kecil daripada Yamaha dan Ducati, Namun Honda juga melakukan perubahan dari waktu ke waktu pada teknologi wingletsnya.
Winglets Honda

Tim MotoGP lain
Tim-tim satelit di MotoGP juga tidak mau kalah dari para raja di kelas ini. Seperti yang dilakukan tim-tim berikut.



Aerodinamika
Winglets adalah salah satu penerapan prinsip aerodinamika. Aerodinamika semakin booming untuk dikaji dan diterapkan dalam bidang otomotif baik untuk utility maupun kompetisi. Hal ini dikarenakan sedikit saja sentuhan perubahan aerodinamika, performa dan efisiensi motor dan mobil bisa meningkat drastis.


Salam,
Chandra

Pesta Rakyat Gadjah Mada, Dilihat dari Jauh


#bUKTicinta
#2MeibukanSimulasi
#PestaRakyat
#SaveBonbin
.
.
.
Beberapa tagar di atas berseliweran di timeline saya beberapa hari terakhir dan makin menjadi 2 hari ini. Sebulan yang lalu saya membaca berita tentang rencana relokasi kantin "Bonbin" UGM dan munculnya poster-poster penolakan dari pedagang dan mahasiswa. Sebelumnya lagi, saya mendengarkan keluhan beberapa teman tentang nilai UKT di kampus itu yang dianggap kurang proporsional dengan kemampuan mahasiswa dan keluarganya. Tampaknya masalah-masalah itu tertunda penyelesaiannya, menumpuk, semakin sulit diatasi, dan akhirnya pecah hari ini. Ditandai ribuan mahasiswa yang turun aksi di Balairung Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.

Saya kuliah di Bandung, tapi asal dari Bantul, DIY. UGM tidak asing untuk saya. Maskam, Perpus Pusat, Fakultas Teknik, KPFT, FK, Gudeg Bu Hj Ahmad, Sunmor, GSP, dll biasa saya kunjungi. Banyak juga teman yang kuliah di sana, yang sampai malam ini masih meramaikan grup sosmed dengan obrolan tentang UKT, Bonbin, dan tunjangan kinerja pegawai. Ditambah lagi, barusan ada kabar ditemukan mayat di gedung MIPA. Makin macam-macam saja.

Sungguh saya membayangkan suasana di sana pasti chaos. Mahasiswa masih nongkrong di depan rektorat, beberapa mahasiswa terkunci di ruangan, ada kabar pejabat kampus mengundurkan diri, himpunan mahasiswa dibekukan, dan ambulance datang ke gedung MIPA. Universitas sebagai tempat pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat pasti tidak bisa berjalanan optimal pada kondisi seperti ini. Prihatin, karena UGM adalah salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan kebanggaan masyarakat Jogja.

Beberapa bulan yang lalu, ITB juga mengalami masalah berkaitan dengan relokasi pedagang, yaitu kasus PKL jalan Dayang Sumbi (lokasinya di belakang ITB). Pedangan menolak relokasi dan mahasiswa ikut bersuara. Namun untungnya masalah bisa diselesaikan dan hanya menjadi berita lokal. Ada pula kasus perebutan lapak kantin CC Barat, namun masalah tidak sampai rektor, setahu saya.

ITB dan UGM memang berbeda. UGM, sebuah universitas, terdapat berbagai disiplin ilmu yang berbeda di dalamnya. Sedangkan ITB hanya spesifik pada teknologi, sains, dan seni. Jumlah populasi mahasiswa pun berbeda sangat jauh. Beberapa waktu yang lalu dirilis peringkat perguruan tinggi di Indonesia yang salah satu parameternya adalah kegiatan kemahasiswaan, UGM bernilai 4 dan ITB 1,9.

Tentang uang kuliah, ITB dan UGM (kluster teknik) memiliki nilai UKT yang hampir sama. UKT tertinggi sekitar 10 juta. Tetapi proses penentuan UKT yang sepertinya cukup berbeda. Saya mendapat cerita beberapa teman yang menganggap korespondendi penghasilan orang tua dan UKT di UGM tidak cocok sehingga mahasiswa merasa berat. Selain itu, mahasiswa kesulitan meminta keringanan, beberapa teman harus menghadap pimpinan fakultas untuk meminta keringanan dan itupun belum tentu berhasil. Akhirnya ada mahasiswa yang memilih pindah kuliah. Sedangkan di ITB, meminta keringanan begitu mudah saya kira karena saya sendiri mengalaminya. Dengan mengumpulkan berkas-berkas seperti ketika apply beasiswa, tanpa tes dan wawancara, UKT saya disubsidi hingga 60% sehingga saya cukup membayar 40%. Bahkan kelebihan pembayaran yang saya lakukan di semester 1 bisa direfund !

Pesta kemahasiswaan seperti yang terjadi di UGM hari ini sangat langka bagi kami di ITB. Bahkan saya pikir hampir mustahil terjadi di era saat ini. Paling mentok mungkin menyatukan satu angkatan, saat OSKM. Di hari-hari lain, hanya beberapa sudut kampus yang ramai oleh beberapa golongan mahasiswa. Kondisi di UGM sana mungkin memang lebih subur untuk menghasilkan aksi seperti ini,. Saya dan beberapa teman mahasiswa Jogja di ITB yang saya ajak ngobrol tentang Pesta Rakyat UGM juga antusias mengikuti kabar beritanya.

Dari jauh, kami prihatin kepada apa yang terjadi di UGM hari ini. Kasihan pada Bu Rektor yang terus menerus ditekan, namun di sisi lain kami juga bersimpati pada rekan mahasiswa yang orang tuanya terpaksa menjual rumah untuk membayar UKT. Pimpinan kampus yang seharusnya memandang ke depan demi kemajuan universitas harus menengok ke dalam untuk meredakan kekacauan dan menyelesaikan masalah. Sudah menengok, dipunggungi pula. Kasihan.

Tadi malam, Bu Rektor berbicara di Swaragama FM yang secara eksplisit menyatakan bahwa aksi demo mahasiswa ini 'mubah' asal sesuai dengan norma susila. Mahasiswa pun datang dari seluruh penjuru kampus dengan dengan niat baik. Orasi dan nyanyian yang saya lihat dari beberapa video mengagumkan. Semoga peristiwa ini menjadi titik balik bagi teman-teman di sana. Semoga kondisi UGM segera membaik dan aktivitas akademis segera pulih. Tidak elok jika Kampus Kerakyatan memberikan tontonan sarat masalah seperti akhir-akhir ini. Hati-hati provokasi.

"Menjenguk kampus yang sedang $akit". Semoga kampus segera sehat tapi juga mahasiswa semakin dewasa.

Jika Anda menginginkan perubahan pada dunia, jadilah perubahan yang ingin Anda lihat - Mahatma Gandhi



Suasana di UGM, gambar oleh CNN Indonesia


Salam,

Chandra Nurohman - Netral, karena tidak terlalu tahu, sedang UAS