Bumi Bola atau Datar ?


Alhamdulillah setelah cukup lama akhirnya saya punya waktu yang cukup santai untuk duduk di depan laptop dan menulis sesuatu yang cukup serius. Beberapa waktu terakhir saya disibukkan dengan aktivitas di beberapa komunitas yang saya ikuti di kampus. Dengan kondisi yang agak longgar semoga saya mampu menulis dengan sedikit lebih dalam dan kaya. Meski demikian, saya masih sangat hijau dalam ilmu pengetahuan sehingga harap dimaklumi bila masih banyak kekurangan.

Akhir-akhir ini, netizen dihebohkan dengan suara sebuah golongan yang mempropagandakan sebuah teori yang mengatakan bahwa bumi yang kita tempati ini sebenarnya datar !!... Dikatakan pula bahwa pemahaman yang dianut manusia sejak era Copernicus (abad 16) hingga sekarang bahwa bumi itu bulat atau bola adalah konspirasi para elit global. Saya akan coba mengemukakan beberapa hal yang saya ketahui berkaitan tentang hal ini. 


Global Navigation Satellite System (GNSS)
Salah satu argumen paling ngotot dari penganut flat earth (di Indonesia terutama) adalah bahwa satelit itu hanya tipuan dan bisnis trilyunan dollar semata. Penjelasan google bahwa google maps tidak menggunakan satelit tetapi hanya menara telekomunikasi menjadi argumen pendukung. Tentu ini dapat dipatahkan bila terbukti satelit itu ada dan berfungsi. 

GNSS adalah sistem navigasi berbasis satelit. Saat ini sistem yang terbesar dimiliki oleh US (GPS) dan Rusia (Glonass) namun di samping mereka ada pula China dan India yang memiliki sistem navigasi berbasis satelit untuk regional tertentu. Sistem ini memanfaatkan konstelasi (kumpulan) satelit yang mengorbit bumi secara terus menerus pada posisi yang berbeda-beda. Hasilnya, pada setiap waktu, semua permukaan bumi bisa 'dilihat' dari satelit. Analogi sederhana, bayangkan sebuah ruang mini market yang dimonitor beberapa kamera CCTV. Dengan jumlah yang cukup semua sudut ruangan akan bisa dimonitor. Pada awalnya konstelasi satelit navigasi hanya berjumlah 7 satelit dan GPS memiliki akurasi (toleransi) sekitar 5 m. Saat ini GPS memiliki 30 satelit dan Glonass 22 satelit. Keakuratan sistem navigasi ini sudah mencapai 10 cm. 

Lalu apa buktinya bahwa navigasi memang menggunakan satelit-satelit itu bukan tower ?
Saya bergabung dengan komunitas aeromodeling di kampus. Pada banyak wahana terbang kami pasang modul GPS untuk navigasi, kontrol, dan otomasi. Menariknya, modul GPS ini hanya akan menangkap sinyal secara baik jika dihadapkan ke atas dan akan jelek bila dihadapkan ke samping. Ini menunjukkan bahwa sinyal yang diperoleh berasal dari 'atas' yaitu satelit bukan tower yang sama-sama ada di permukaan bumi. 


Lokasi ikan dan titik panas
Bukti fungsionalitas satelit yang lain adalah dua aktivitas di atas. Pergilah ke pantai utara Jawa misalnya daerah Indramayu lalu bertanyalah kepada nelayan (semi-modern) tentang bagaimana mereka menentukan lokasi penangkapan ikan. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) secara rutin memberikan informasi lokasi berkumpulnya ikan kepada nelayan di Indonesia sehingga aktivitas nelayan menjadi lebih sederhana yaitu mengambil ikan bukan mencari ikan. Informasi ini diperoleh melalui citra satelit. 

Pendeteksian titik panas (dan titik api) juga dilakukan LAPAN dengan cara yang sama. Data yang diperoleh LAPAN kemudian diserahkan kepada BMKG dan instansi terkait untuk tindakan lebih lanjut. Tugas-tugas ini adalah hal yang diamanatkan oleh Undang-undang RI kepada LAPAN. 

Mana mungkin melihat kumpulan ikan di laut dan api di hutan dari tower telekomunikasi ?


Sains Modern
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk mendukung teori flat earth sangat banyak yang berlawanan dengan pemahaman sains modern. Banyak hukum-hukum yang harus dilawan untuk menjadikan propaganda bumi datar tampak masuk akal. Bisa saja ada pemahaman sains modern saat ini yang belum tepat dan nantinya akan berganti. Namun bila Anda ingin melawan hukum-hukum yang sudah diterima sebelumnya maka dasar pemikiran Anda harus sangat kuat. Propaganda melalui youtube dan media sosial tidak punya kekuatan apapun dalam hal ini. 

Namanya juga teori, belum tentu benar.


Bonus, secuil dari pekerjaan praktek saya : "Bumi itu bulat"





Sekian
Salam,


Chandra




0 comments :

Post a Comment