World Clock

August 25, 2025 Chandra Nurohman 0 Comments

Ini adalah delapan hal yang saya rasakan terjadi akibat perbedaan zona waktu antara Belanda dan Indonesia (WIB). Pada bulan Maret sampai Oktober bedanya 5 jam, sementara Oktober sampai Maret 6 jam. Soal perbedaan ini saya pernah tulis di sini: Fall Back


1. Kami terbiasa minimal seminggu sekali ngobrol dengan orang tua via telepon. Jarak yang jauh ini tentu sering membuat kangen. Perbedaan waktu dua negara membuat momen yang pas untuk telponan dengan keluarga di Indonesia jadi lebih terbatas. Waktu paling ideal adalah pagi-siang di Belanda yang artinya siang-sore di Indonesia. Ketika di Indonesia pagi, kami di sini belum bangun. Sebaliknya ketika di sini sedang santai bada maghrib, di Indonesia sudah larut malam.

2. Hal yang sama berlaku untuk pesan dan chat. Chat yang dikirim pagi hari waktu Indonesia mungkin baru bisa kami jawab beberapa jam setelahnya saat kami bangun. Kalau ada yang berkirim foto sarapan, kami sering baru bisa berkomentar saat di sana sudah makan siang. Sebaliknya saat kami mengirim foto sore-sore bisa jadi baru dibalas besoknya ketika di Indonesia sudah subuh.

3. Katla. Saya punya grup pertemanan yang sampai sekarang masih rutin main katla setiap hari (cool right? wkwk). Katla jadi seperti heartbeat grup ini agar tidak mati, tampaknya kesibukan masing-masing di usia segini sering membuat grup sepi dan nihil diskusi. Katla yang harusnya diperbarui tiap tengah malam jadi sudah bisa saya mainkan jam 7 sore. Kadang bahkan sebelum jam 7 sudah bisa, saya curiga katla ini di-manage manual oleh adminnya. Respect!



4. Di Indonesia tayangan sepakbola biasanya jadi penutup hari karena tayang malam-malam. Sebagai penikmat bola sejak lama saya terbiasa mengatur agenda sabtu dan minggu around that. Sementara kini di sini partai pertama Liga Inggris dimulai jam 13.30 dan sudah selesai sebelum larut malam. Ini menciptakan kultur nonton bola yang agak sedikit berbeda. Tayangan bola di sini bukan penutup weekend, tapi ya weekend itu sendiri. Orang menghabiskan akhir pekan dengan menonton bola, bukan seharian berakhir pekan lalu nanti istirahat sambil nonton bola. I find this difference interesting. Di sisi lain, tayangan pertandingan midweek termasuk UCL jadi lebih gampang ditonton karena dimulai jam 9 malam, handy.

5. Hal yang sama terjadi pada balapan F1 dan MotoGP, saya juga penonton keduanya. Buat saya dulu F1 dan MotoGP adalah hiburan terakhir sebelum Senin karena mostly tayang di Minggu mulai jam 7 atau 8 malam. Kini saya mendapati banyak race dilangsungkan di zona waktu yang sama dengan di mana saya berada alias siang-siang jam 2/3 start-nya. 


6. Algoritma 'best time to post instagram story' tampaknya tidak berlaku ketika ada beda zona waktu. Ketika saya memposting instagram story pada jam primetime 19-23, awal-awal viewer hanya sedikit dan biasanya itu-itu saja, rata-rata koneksi yang ada di EU dan US. Nantinya viewer naik dalam beberapa jam setelah tiba pagi di Indonesia. Begitu juga sebaliknya, sebagai audience saya lihat yang ngepost di jam-jam sore juga itu-itu saja.

7. Bank biasa melakukan maintenance pada sistemnya sekitar tengah malam hingga dini hari. Harapannya tidak banyak user yang aktif di jam itu sehingga dapat meminimalkan disrupsi. Tapi karena saya berada di zona waktu yang berbeda, beberapa kali saya buka aplikasi mobile banking di sekitar jam 8 malam tidak bisa masuk karena sedang pemeliharaan layanan.

8. Penerbangan dari Indonesia ke Belanda terlihat 'pendek' jika acuannya jam dinding alias local time. Misalnya lama penerbangan CGK-AMS termasuk transitnya jika ada adalah 18 jam. Jika berangkat dari Jakarta jam 06:00 WIB, waktu tibanya mungkin jam 18:00 sore hari waktu Amsterdam. Maka terjadilah jetlag, walaupun di lokasi masih sore badan sudah sangat ngantuk karena jam biologisnya masih ngikut Jakarta yang mana sudah tengah malam. Hal sebaliknya terjadi untuk penerbangan Amsterdam-Jakarta.

Konsep detik, menit, jam, dan hari adalah buatan manusia, tapi siang dan malam adalah dari-Nya. Maha Besar Allah yang menciptakan dan mengatur semua ini.

Thanks,
Chandra



0 comments: