Billing Lumba-Lumba



Siapa ingat xfile-enigma dan terselubung? Ya, itu adalah salah dua blog yang populer di awal era internet masuk secara masif ke Indonesia. Dulu informasi di internet dari yang sifatnya profesional sampai entertainment mayoritas masih berbasis tulisan karena internet cepat belum tersebar secara merata. Sekarang model tersebut sudah usang digantikan konten berbasis video dan mungkin pada waktunya nanti AI. Dulu kalau mau cari berita teraktual top of mind-nya detik.com. Namanya detik seolah-olah mereka mengeluarkan update baru setiap detiknya, sungguh brilian. Kini mencari tahu jauh lebih mudah, dengan memasukkan kata kunci di media sosial sudah keluar semua pembahasan soal sesuatu.

Dulu istilahnya berselancar karena untuk bisa berinternet kita butuh usaha ekstra. Minimal harus menyalakan komputer dan modem, kalau belum ada koneksi intenet di rumah maka harus pergi ke warnet. Beda dengan sekarang di mana kita 24/7 terhubung ke internet lewat smartphone, dulu ada waktunya kita online dan offline. Ketika offline kita benar-benar terputus dari dunia maya, no update, no notif, no nothing. Ingat dulu di facebook chat ada penunjuk siapa saja teman yang sedang online? 

Ada excitement ketika pulang sekolah masuk bilik warnet, klik aplikasi billing lumba-lumba, login FB, lalu melihat semua notif yang masuk selama kita offline: chat, wall-to-wall, friend request, ulang tahun, poke/colek. Ada kebiasaan add orang-orang yang sama sekali tidak dikenal karena sebuah kebanggaan lebih kalau punya banyak teman di FB. Facebook sempat jadi bagian dari lifestyle, lebih heboh daripada medsos-medsos pendahulunya. Tergantung kapan kamu lahir, mungkin kamu sempat mengalami eranya myspace atau minimal friendster :)


Dulu twitter DIY banget dengan format RT-RT-nya yang khas itu. Kini retweet sudah rapi, tapi siapa yang tidak kangen masa-masa itu? Banyak yang terjadi sejak saat itu: twitter sempat redup karena kalah dengan instagram, lalu ramai lagi, dibeli Elon Musk, sampai namanya berubah jadi X. Kini tidak ada lagi aplikasi pihak ketiga yang dipakai mengakses X layaknya ubersocial dan writelonger dulu. Signature 'twitter for blackberry' juga sudah tidak ada lagi. Yang tersisa dari era lama twitter tinggal twit-twit kocak dan fun jaman dulu yang masih muncul kalau di-search.

Kalau kamu ketik handler twitter di search bar, yang akan muncul adalah twit-twit lama pre-2015 karena di jaman itu masih butuh handler untuk retweet dan mention, twit modern tidak lagi setelah adanya fitur reply dan quote. Serius, kalau kamu punya waktu luang cobalah, time capsule. Kita punya teknologi yang lebih canggih tapi tidak lagi punya keberanian ngepost seperti dulu. Siapapun kamu sekarang, twit 2012-mu gak bisa bohong.

Mengerjakan tugas sekolah dan kuliah tidak semudah sekarang. ChatGPT dan kawan-kawannya jelas belum ada. Referensi benar-benar harus baca dan tidak boleh dari wikipedia apalagi mencantumkan 'google' sebagai sumber. Handphone belum sesupport sekarang untuk bekerja jadi kebanyakan urusan harus dari laptop atau komputer yang tidak di setiap saat tersedia. Banyak urusan masih paper-based sehingga harus menyisihkan waktu untuk ngeprint dan semacamnya. Kalau berurusan dengan bahasa asing mesti cermat karena terjemahan google translate masih sering ngaco.

Saat streaming service belum sebagus sekarang, orang ke warnet untuk nyetok film. Musik masih didengar secara offline dalam format MP3, belum ada perdebatan mana yang suaranya lebih bening antara Apple Music dan Spotify, bisa mendengar lagu di handphone saja sudah sebuah kemewahan. Kalau butuh liriknya perlu install MiniLyrics atau browsing di google lalu ketemu blog warna-warni dengan teks lompat-lompat. Akui saja, seminimal-minimalnya kamu pernah pakai Wordart di Word dan animasi gerak-gerak di Powerpoint.

Sekarang berbagi file dengan orang lain semudah mengirimnya via WhatsApp, dulu pakai flashdisk karena orang belum terbiasa dengan email. Kalau sial bisa tular-tularan virus wkwk. Sekarang anak-anak bisa bergaya kirim-kiriman file via airdrop, dulu bisa pakai bluetooth saja sebuah kemawahan, sebagian anak muda mesti settle dengan infrared yang kalau geser dikit koneksinya putus.

Kita beruntung jadi bagian dari generasi ini karena mungkin jadi yang paling nyemplung ke teknologi. Generasi sebelum kita besar sebelum ada komputer dan internet. Sementara generasi sesudah kita lahir ketika teknologi sudah terlalu advanced sehingga tidak perlu dioprek lagi. Jaman itu struggle-nya riil, tapi kalau ada cara untuk bisa mencicipi itu lagi, sign me up. Internet boom terasa seperti baru kemarin, padahal itu sudah 10-15 tahun yang lalu. Teknologi berubah, manusianya lebih lagi. Apa ingatanmu soal masa-masa itu?

Now playing: "Dear God, the only thing I ask of you is to hold her when I'm not around, when I much too far away"

Chandra

0 comments :

Post a Comment