Pertama Kali Ujian IELTS



Ini adalah tulisan soal pengalaman saya mengambil tes IELTS alias International English Language Testing System. Mahasiswa atau alumni yang lagi bernafsu ingin daftar beasiswa ke luar negeri (for example LPDP) pasti tahu dan sebagian diantaranya galau karena : (1) biayanya lumayan mahal, (2) soalnya terkenal agak susah, (3) tidak ada kesempatan mengulang kalau nilainya kurang dari target, uang yang sudah dibayar hilang.

Akibatnya tidak sedikit yang berkali-kali ikut simulasi tapi ragu untuk mendaftar tes yang sesungguhnya, termasuk saya yang akhirnya mau tidak mau harus ambil tes bulan ini dengan harapan dapat band score diatas ambang batas dan bisa langsung digunakan untuk daftar beasiswa bulan September nanti. Ini ceritanya.

Lembaga yang resmi menyelenggarakan tes IELTS di Indonesia diantaranya British Council (indonesia.ielts.britishcouncil.org) dan IDP (www.idp.com). Silakan pilih salah satu lembaga diantara itu. Saya nggak tahu apakah ada lembaga resmi lain tapi dari sekian banyak teman saya yang ambil tes IELTS biasanya akan memilih antara BC atau IDP.

Saya berdomisili di Bandung dan kemarin mengambil tes melalui IDP. Alasannya simpel, karena ketika saya berusaha mencari kantor British Council Bandung nggak ketemu walaupun sudah mengikuti apa kata Google Maps. Alhasil saya meluncur ke IDP Bandung yang terletak di Jalan Naripan. Sebenarnya nggak perlu datang ke kantor begini karena toh semua proses pendaftarannya online. Tapi berhubung ini pertama kalinya saya ambil IELTS, saya merasa perlu bertanya beberapa hal.

Apa itu IELTS ?

IELTS sekarang ini jadi salah satu english testing system paling populer di dunia. Kebanyakan universitas di luar negeri mensyaratkan nilai IELTS tertentu untuk calon mahasiswa overseas. Mengingat beberapa universitas menjadikan IELTS sebagai kriteria utama (bahkan mengesampingkan the legendary TOEFL), popularitas IELTS kian meroket.

Tes IELTS terdiri dari 4 bagian yang semuanya harus dilalui oleh peserta : Listening, Reading, Writing, dan Speaking. Listening terdiri dari 40 soal dan dikerjakan dalam waktu kira-kira 40 menit. Reading punya jumlah soal yang sama dengan waktu 60 menit.

Untuk writing peserta akan diberi 2 tugas (Task 1 dan Task 2). Task 1 biasanya berupa perintah untuk mendeskripsikan grafik, tabel, peta, gambar, proses, bagan, dll. Sedangkan untuk Task 2 peserta diminta menguraikan pendapatnya tentang suatu isu secara tertulis. Speaking, seperti namanya, berbentuk seperti interview selama 13-15 menit, bersama native speaker.

Pendaftaran

Semua proses registrasi IELTS dilakukan secara online. Silakan buka link BC atau IDP di atas untuk info lebih lanjut sekaligus mendaftar tes. Pilih lokasi dan waktu yang cocok sesuai domisili dan kesibukan masing-masing. Baik BC maupun IDP punya cabang di beberapa kota besar di Indonesia dengan jadwal tes masing-masing. Perlu diingat bahwa sertifikat IELTS akan keluar 13 hari setelah tes jadi pemilihan waktu tes jangan mepet deadline submission beasiswa atau apapun keperluan Anda.

Kemarin di IDP Bandung ada salah satu peserta yang berasal dari Yogyakarta. Waktu saya tanya kenapa ambil tes di Bandung dia jawab karena di Jogja sudah penuh kuotanya dan pendaftaran sudah ditutup. Jadi, buat yang mau ambil tes IELTS daftarnya jangan mepet-mepet ya...

Proses pendaftaran IELTS tidak susah, ikuti saja petunjuk di website. Jika ada kesulitan bisa kontak customer service BC atau IDP, pasti dibantu. Jangan lupa untuk menyiapkan identitas berupa KTP atau paspor. KTP atau paspor asli ini harus dibawa ketika tes, yang asli ya.

Biaya IELTS adalah $215. Karena kurs rupiah terhadap dollar terus berubah maka biaya yang harus dibayarkan dalam rupiah juga berubah. Tapi biayanya direview dalam periode satu bulanan kok, jadi nggak tiap hari fluktuasi. Bulan Agustus ini angkanya di 2,9 juta. September nanti bisa naik, tetap, atau turun tergantung kurs rupiah. Pembayarannya via transfer ya.

Oh ya, kebanyakan tes IELTS diselenggarakan di akhir pekan.

Persiapan Tes IELTS

Seiring pertumbuhan jumlah peserta tes IELTS, makin banyak pula lembaga yang menyelenggarakan bimbingan belajar internsif persiapan IELTS. Kalau kamu kamu punya waktu saya sarankan ambil saja bimbingan seperti ini agar lebih mantap menghadapi tes berbiaya mahal dan tidak bisa diulang ini.

Tapi untuk orang yang bekerja rasanya agak susah untuk melakukan itu. Solusinya adalah otodidak alias belajar sendiri. Ada beberapa metode yang disarankan untuk belajar IELTS secara mandiri.

1. Ada beberapa website yang layak jadi referensi dalam belajar IELTS mandiri, silakan buka ieltsliz.comielts-simon.com, dan akun YouTube-nya Engvid (www.youtube.com/user/engvidenglish). Saya rasa itu cukup, terlalu banyak malah pusing nanti.

2. Silakan download buku IELTS Cambridge edisi 1-12. Kerjakan sebanyak mungkin soal dan catat progres simulasi mandiri dari hari ke hari. Katanya indikasi siap maju ke tes yang sesungguhnya adalah ketika kita sudah secara konsisten bisa dapat nilai 1 poin di atas target. Maksudnya jika kita mentargetkan band score 6.5, pastikan dalam simulasi mandiri ini sudah konsisten dapat band score 7.5 atau lebih. Buku IELTS Cambridge ini dilengkapi kunci jawaban walaupun tetap agak susah mengevaluasi speaking dan writing.

3. Gunakan lembar jawaban official IELTS ketika belajar dan melakukan simulasi. Tujuannya agar familiar dengan metode pengisiannya sekaligus membantu penghitungan jumlah kata pada section writing.

4. Ikuti simulasi IELTS yang diselenggarakan oleh lembaga bimbingan belajar atau semacamnya. Sangat berguna untuk familiarisasi dan biayanya pun relatif murah, antara 100 sampai 150 ribu rupiah.

5. Untuk speaking, latihanlah di depan cermin sambil direkam untuk meningkatkan kepercayaan diri. Banyak tersedia contoh video speaking dengan berbagai band score di YouTube.

6. Jangan lupa metode belajar English yang casual seperti baca buku berbahasa Inggris, nonton film tanpa subtitle, nonton video YouTube berbahasa Inggris tanpa caption. Simpel dan berguna.

Banyak orang yang menulis tips n trick IELTS. Dari saya cukup sekian saja kalau ada pertanyaan bisa tulis di kolom komentar atau via email. InsyaAllah direspon.

Sampai tulisan ini dipublish sebenarnya saya belum tahu berapa band score IELTS saya karena belum 13 hari sejak hari ujian. Nah mengingat menurut hitung-hitungan saya tidak ada lagi kesempatan tes IELTS yang cukup untuk mengejar deadline pendaftaran beasiswa yang saya tuju, saya mengambil plan B dengan mendaftar TOEIC.

Apa itu TOEIC ? Lebih mudah kah daripada IELTS ? Berapa biayanya ? Simak di postingan berikutnya..


Salam,
Chandra

0 comments :

Post a Comment