Isolasi


Masih dalam rangka corona, sebagai seorang introvert akut (pernah test sampe dapat introvert 80%), harusnya social distancing bukan masalah. Bahkan kalau bisa malah inisiatif isolasi diri sejak dini. Faktanya, ini memang sudah saya lakukan sejak hari Sabtu tanggal 14 kemarin.

Meski begitu saya nggak bisa sepanjang hari mengurung diri. Entah kenapa badan ini malah jadi anget kalau hanya berdiam di dalam ruangan 9 meter persegi ini. Dalam darurat virus begini badan anget dikit ngeri sendiri membayangkan yang tidak-tidak. Ternyata solusinya jalan keluar kosan 15-30 menit.

Kayanya ini gara-gara trauma. Walaupun badan alhamdulillah sehat, tapi situasi isolasi begini melempar pikiran saya ke tahun 2015 waktu kena cacar, Ya, saya kena cacar pas udah gede, awal semester 4 kuliah, dan kata google ternyata kena cacar pas dewasa akan lebih parah daripada kalau kena pas masih bocah. Waktu itu dua minggu saya bedrest termasuk skip the whole minggu pertama kuliah.

Posisi waktu itu sudah di Bandung karena ada acara perwalian dan lain sebagainya. Saya kemana-mana pakai masker, takut nular sekaligus takut ditanya kenapa. Maklum muka bentol-bentol khas cacar.

Empat hari saya mengisolasi diri di dalam kamar. Saat itu belum ngetren yang namanya food delivery jadi kalau mau makan ya harus jalan ke luar. Malas keluar = kelaparan. Obat dari dokter sampai habis belum sembuh juga. Ditambah kepikiran udah mau mulai kuliah dan harus muncul dengan bekas-bekas cacar di wajah.

Yang menemani saya waktu itu hanya tv yang saya nyalakan sekedar sebagai backsound. Nggak saya tonton karena lagi heavy rotation video klipnya OK GO di YouTube. Satu lagu yang spaling sering diulang judulnya Writings On The Wall. Lagunya bagus, video klipnya bagus banget. Saking seringnya, sekarang kalau muter lagu itu saya psikosomatis juga.

Setelah 4 hari akhirnya memutuskan pulang ke Bantul sebelum masuk kuliah. Selain Bantul nggak sedingin Bandung, namanya di rumah pasti selalu tersedia makanan haha

Alhamdulillah sekarang lebih baik. Saya mengurung diri dalam kondisi sehat dan menikmati hidup. Kemarin sabtu men-set-up dapur di dalam kamar berbekal kompor yang dulu dibawa dari Bandung. Kondisi di luar makin kacau. Orang-orang mulau mengurangi keluar rumah walaupun tadi saya lihat sepanjang jalan Karbela biasa saja seperti tidak kejadian apa-apa.

Semoga masalah corona ini masih dapat tertangani ya. Masyarakat menjaga diri dengan sosial distancing, semua pihak memahami kondisi upnormal ini, dan pemerintah berhenti denial!

0 comments :

Post a Comment