Mengubah Keadaan Menjadi Lebih Baik


Sebuah cerita.

Di suatu sore di musim hujan sekumpulan anak-anak bermain berlarian di sebuah pekarangan. Anak-anak menjalani hidupnya tanpa beban, bukan karena tidak ada masalah, tapi karena mereka memutuskan tidak merisaukannya. Tanpa sengaja salah seorang di antara mereka terpeleset jatuh ke kubangan lumpur. Cukup dalam hampir 2 meter. Pakaiannya jelas kotor oleh lumpur. Bayangan akan disetrap sesampainya di rumah menghantuinya.

Bayangkan kita adalah satu-satunya orang dewasa di sana. Hanya kita yang dapat menolong anak itu dengan mengeluarkannya dari kubangan. Apa yang akan kita lakukan ? Berteriak-teriak tanpa melakukan apa-apa karena takut kotor atau turun menolong dengan konsekuensi terkena lumpur ?

Terkadang, dan seringnya, untuk memperbaiki sesuatu yang buruk menjadi baik kita harus siap kecipraran buruknya sedikit. Ketakutan terhadap 'lumpur' menjauhkan kita dari banyak kesempatan untuk membantu. Yang penting adalah kita sadar bahwa kita turun ke kubangan, bukan jatuh ke kubangan.

Hidup jangan dibuat susah. Silakan dipersepsikan sendiri.


Salam,
Chandra


sumber gambar : Tribun news

Cerita dari Gerobak Nasi


Sederhana saja, hanya sebuah gerobak yang tidak terlalu besar. Berisi bahan-bahan makanan yang siap diracik menjadi porsi-porsi nasi kuning, bubur ayam, dan lontong sayur. Di samping gerobak tersedia beberapa macam gorengan. Serta 5 buah kursi plastik bagi yang ingin makan di tempat.

Ini adalah tempat kami, saya dan beberapa teman kost, sarapan hampir tiap pagi. Pagi hari sekitar pukul 5.30 si bapak mulai stand by di tempatnya, di pinggir jalan Cisitu Indah VI Dago. Sekitar satu jam kemudian digantikan oleh sang istri. Si bapak ke pasar membeli bahan dan menyiapkan dagangan mie ayam untuk siang harinya. Begitu terus rutinitas tiap pagi, kecuali hari Kamis dimana beliau libur berjualan. Makanannya enak, jika ada tamu yang menginap biasanya kami ajak makan di sini.

Di daerah yang banyak mahasiswa ngekost pasti banyak orang berjualan makanan. Banyak pilihan tempat makan di sini. Ada beberapa yang enak dan/atau murah. Tapi baru ini yang bisa berperan seperti 'orang tua'.

Setahun yang lalu saya terkena cacar air. Si ibu ini yang memberikan opsi obat tradisional yang bisa dicoba. Kemarin ada teman yang sakit gondongan. Si bapak berniat mencarikan obat, sayangnya gagal bertemu. Paling baru, kemarin beliau-beliau panik karena melihat satpam ITB dan ambulance datang ke kost kami. Mereka khawatir "anak-anaknya" yang ada masalah. 

Sarapan di tempat ini bukan hanya soal makanan. Di sana kami bertukar cerita dengan tetangga-tetangga. Apalagi si bapak berasal dari Tegal, jadi obrolan nyambung juga. Sebenarnya ini bukan penjaja makanan terdekat dari kost. Tapi berjalan sedikit lebih jauh untuk obrolan yang hangat sama sekali bukan masalah. Biasanya saya kesana bertiga atau berempat dengan teman satu kost. Ada yang sama-sama dari Tegal bicara dengan logatnya sendiri, saya bicara bahasa Jawa biasa, ada juga yang bahasa Indonesia tapi sedikit-sedikit terpengaruh partikel Jawa.

Kalau pagi-pagi datang sendirian pasti ditanya, "dewekan bae ?". Kalau datangnya rame-rame jadi lama karena ngobrolnya panjang kesana kemari. 

Bagi yang ngekost di daerah Cisitu bisa dicoba makan di sini, lokasinya Jalan Cisitu Indah VI. Makanannya enak dan murah. Menguntungkan juga lho kalau mau danusan. Tapi kalau sudah jam 7.30 gitu biasanya sudah penghabisan.


Sabtu pagi setelah sarapan
Chandra

Kesuksesan Terbesar


Alhamdulillah di semester baru ini dipertemukan lagi dengan teman teman dalam lingkar mentoring. Kehidupan di semester akhir kuliah akan sangat berbeda. Sebelumnya kita diatur oleh sistem. Kuliah sudah terjadwal, teman teman angkatan masih bareng-bareng, tanggung jawab lebih terdefinisi, dll. Tapi kini sudah beda, tantangan terbesar adalah kemandirian.

Dunianya sudah beda-beda. Ada yang menjadi 'tetua' kampus (saya sekelompok sama Presiden KM dan PJS MWAWM terpilih), ada yang menjadi 'pembantu' mereka, ada yang fokus TA dan proyekan, bahkan yang bersinggungan sama nikah. Semua menuntut tanggung jawabnya masing-masing.

Daripada membuat kesalahan sendiri, ada baiknya belajar dari pengalaman orang yang sudah mengalami asam garam dunia politik dan akademik kampus, yaitu si akang mentor. Ada banyak hal yang perlu disiapkan agar biidznillah bisa mencapai kebaikan yang lebih tinggi. Kerjakan kewajiban tapi jangan lupa hak-hakmu.

Lebih dari itu, kesuksesan yang paling besar adalah ketakwaan. Itu adalah muara dari usaha-usaha kecil yang dilakukan dari waktu ke waktu. Semoga dimudahkan untuk meluruskan niat. Aamiin


Jalan Ganeca, senin pagi
Chandra

Tiga Pertanyaan Kontemplatif



Mendengar nasehat bahwa urusan dunia tidak bisa dipisahkan dari agama, yang terbayang di benak saya adalah gambar di atas. Dunia pada sumbu-x (horizontal) dan agama pada sumbu-y (vertikal). Bisa juga itu dianggap sebagai habluminallah dan habluminannas. Konvensinya, semakin ke atas dan semakin ke kanan semakin baik. Sebaliknya ke bawah dan ke kiri berarti nilainya lebih buruk. Ada 4 kuadran di sana. Kuadran 1 sampai 4 berurutan kanan atas-kiri atas-kiri bawah-kanan bawah, berputar melawan jarum jam.

Setiap orang mempunyai kedudukannya di titik tertentu. Susah diketahui memang, sebaik-baik penilai adalah Allah SWT. Tapi jelas bahwa sangat baik orang yang berada di pojok kanan atas dan alangkah malangnya orang yang berada di pojok kiri bawah. Kalau kata dr. Hasto dulu, salah satu contoh orang yang arif adalah Gus Dur, diibaratkan sebagai 'tidak perlu memancing ikan sudah datang sendiri'. Mungkin Gus Dur adalah salah satu contoh sosok pojok kanan atas. Orang-orang barat yang peradabannya maju dengan memisahkan agama dari dunia bisa dianggap ada di kuadran kanan bawah. Sisanya silakan dicari sendiri.

Pertanyaan pertama, dimana posisi kita ? Kuadran 1, 2, 3, atau 4 ? Silakan evaluasi diri masing-masing. Bisa dirasakan kok. Apakah hati lebih banyak damai atau lebih banyak grusa-grusu ? Apakah lebih sering bersyukur atau lebih sering iri ? Apakah lebih bisa menikmati konser musik atau ceramah agama ? Apakah lebih banyak kawan yang mengajak ke masjid atau lebih banyak ke cafe ?

(*)Dulu saya pikir everything is getting worse. Pergaulan bebas semakin membiasa. Aturan, norma, dan sopan santun makin tidak dihiraukan. Modernisasi gila-gilaan tanpa terbendung mengganggu keseimbangan hidup. Lunturnya budaya. Dan sebagai muslim, melihat agama semakin dianggap enteng. Bahkan sempat saya pikir ini udah nggak bisa diperbaiki, ada kekuatan besar yang sangat sulit dibendung sedang membentuk trend ini. Kalaupun jadi orang baik cuma bisa memengaruhi lingkungan sekitar doang, secara keseluruhan tetap memburuk. 

Tapi setelah saya sadari, bukan lingkungan yang salah arah, tapi saya yang salah menghadap. Nyambung ke pertanyaan kedua, kemana kita menghadap ? Mungkin waktu itu saya lebih fokus melihat ke kiri bawah. Melihat semua makin nggak beres. Akibatnya pesimisme menular dan membesar. 

Ketika kita bilang berhijrah sesungguhnya kita mengubah orientasi. Berubah dari yang tadinya menghadap kiri bawah menjadi menghadap kanan atas. Atau bahkan yang tadinya cuma ke kanan (dunia tok) menjadi lebih ke atas. Masalahnya butuh keikhlasan untuk mengubah orientasi ini. 
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Hukum fisika mengatakan bahwa dua benda tidak dapat menempati ruang yang sama pada waktu yang sama. Harus ada yang dikurangi jika ingin menambahkan sesuatu. Ada 2 cara untuk mendapatkan arah yang lebih benar. Menambah kebaikan dan mengurangi keburukan hingga persentase kebaikan dominan terhadap keburukan. However, tidak ada manusia yang sempurna. Dalam ekonomi dan politik ada istilah zero sum game, mirip-mirip lah.

Setelah arah, pertanyaan ketiga adalah seberapa cepat kita naik ? Ini bahkan bisa lebih penting daripada posisi kita sekarang.
"jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan Aku datang kepadanya dengan berlari kecil-kecil"
Allah saja sudah menjanjikan menolong hamba-Nya dalam hal perjalanan naik ini. Tinggal kitanya mau naik nggak ? Kecepatan naik setiap orang berbeda-beda, sangat bergantung pada seberapa mampu dia memanfaatkan waktu, memilih yang penting, dan mengambil keputusan. Further, task-task yang menjadikan kita bisa naik sebenarnya juga anugrah dari Allah. Jadi kadang kalau kita lagi semangat-semangatnya tapi seperti nothing to do yaa mungkin itu karena kita kurang dekat atau kurang serius. 

Ada orang yang bisa naik sedikit tiap bulan tapi ada yang express dalam hitungan hari saja bisa pindah sangat jauh, walaupun bisa juga turun jauh. Perubahan ini biasanya baru kelihatan setelah cukup lama. Tugas kita adalah memastikan waktu-waktu kita terpakai dengan baik. Harus sabar, tidak langsung terlihat hasilnya. Banyak cara untuk bercermin melihat sudah seberapa jauh kita bergerak.

Kembali ke paragraf (*). Saya dulu memang pernah salah gaul. Tapi alhamdulillah semakin kesini dan akhir-akhir ini dipertemukan dengan banyak orang-orang baik. Bukan hanya orang, bahkan 'sistem' yang mengejutkan bagi saya. Ketika banyak yang bergerak menuju kiri bawah, ternyata ada juga yang bergerak ke kanan atas -- yang selama ini luput dari perhatian saya. Mereka bukan hanya individu-individu yang sadar akan tanggung jawabnya sebagai khalifah. Tapi mereka bergerak secara simultan, bersama-sama, terencana, dan anggun dalam kelompok-kelompok yang saling menguatkan. Optimisme naik lagi.
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhori & Muslim).
Berada di lingkungan baik tidak otomatis menjadikan kita baik. Butuh kerelaan untuk membuka diri dan hati agar ilmu-ilmu, kebijaksanaan, dan kebaikan bisa masuk. So, orang-orang di sekitar kita dihadirkan Allah untuk berbagai tujuan, salah satunya untuk belajar dan mengambil hikmah. 

Nobody is perfect. But the winner is the one who is always learning.

Akhirnya, rangkaian kejadian yang terjadi adalah jalan untuk bergerak, tinggal seberapa kita mampu mengambil pelajaran darinya. Orang yang beruntung adalah yang berpindah menuju titik yang lebih baik. Orang yang rugi adalah orang yang disitu-situ aja. Dan orang yang celaka adalah yang bergerak ke tempat yang lebih buruk.

Syukuri dan terima tempat kita sekarang, arahkan orientasi menuju hal yang baik, dan naiklah segera dan secepat mungkin. Ada waktu untuk setiap tempat. Evaluasi setiap langkah yang telah dilakukan. Galau itu wajar karena ada resistansi yang harus kita lawan untuk bisa bergerak naik. Sabarlah. Time heals almost everything.

Sebagai penutup, mohon maaf atas segala ketidakdewasaan saya, masih belajar namanya juga. Semoga kita selalu mendapat petunjuk dan task-task yang menjadikan kita lebih cepat naik dan lebih dekat pada kebaikan. Aamiin

Seribu sesal di depan mata
Seperti menjelma
Waktu aku tertawa
Kala memberimu dosa
-Iwan Fals-

Salam,
Chandra

Belum Kok, Belum

Pagi tadi waktu lagi jaga di stand ITB di Saba Education Fair tiba-tiba ada LINE masuk (dikutip seperti aslinya) :

+ "Chan denger2 akan nikah ya?"

- "Woooh siapa yang bilang??"
- "Enggak euy hahaha"

Kaget lah saya. Itu pesan tiba-tiba yang nggak bisa dianggap becanda. Yang ngirim ketua salah satu himpunan mahasiswa besar di ITB, sekaligus teman mentoring. It must be "nanya serius". Gile po wkwkw

No no, saya belum siap. Saya belum sampai pada tahap dimana saya bisa dan 'boleh' untuk melakukan itu. Pernah saya tanya orang tua tentang ini juga memang belum boleh kalau dalam waktu dekat ini. Saya anak pertama dari dua bersaudara, adik saya cewek. Juga masih ada harapan-harapan orang tua yang belum terpenuhi terhadap saya.

Sekali-kali pernah terpikir untuk itu juga. Tapi melihat diri yang masih perlu banyak evaluasi ini rasanya memang belum waktunya buru-buru. Apalagi ini urusan jangka panjang dengan banyak sekali tanggung jawab menyertai. So, masih ntar-ntar lah. Wong belum tau juga kalih sinten-nya sama siapa...

Anw, chat di atas sungguh-sungguh terjadi lho, walaupun belakangan dia bilang mungkin Chandra yang lain yang mau nikah. Tapi yawislah, semoga gak banyak yang salah paham.


Salam,
Chandra

Akta Kelahiran, Ijazah, dan Dokumen Lain in English, How ?


Saat ini saya sedang duduk di Ghratama Pustaka Yogyakarta. Perpustakaan milik BPAD DIY yang masih belum lama dibuka. Lokasinya di samping Jogja Expo Center (JEC), bagian timur Kota Yogyakarta. Sebelum ke sini, pagi tadi saya sempat mampir ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Bantul dan ke SMA N 1 Bantul. Tujuan saya adalah untuk menanyakan apakah bisa dokumen-dokumen kependudukan dan akademik ditranslate ke English secara resmi. Mungkin nanti akan berguna untuk mencari beasiswa, studi lanjut, atau untuk bekerja.

Karena studi saya lakukan di Dinas Dukcapil Bantul dan di SMA N 1 Bantul jadi di tempat lain mungkin berbeda ya.

Hasil 'investigasi' hari ini silakan dibaca di bawah ini :

Apa itu Dukcapil ?
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah SKPD yang bertugas mengurusi urusan kependudukan seperti mengurus akta kelahiran, akta kematian, mutasi penduduk, layanan kartu keluarga, dll. Untuk Kabupaten Bantul, lokasinya ada di Kompleks Perkantoran Daerah di Manding, Bantul. Secara umum lokasinya gampang dicari.

Bagaimana layanan dan cara kerja Dukcapil ?
Dukcapil Bantul memiliki layanan yang cukup baik, cepat, dan nyaman. Ada 6 loket di kantor layanannya masing-masing untuk mengurus dokumen yang berbeda. Ketika datang pastikan Anda sudah tahu dokumen yang Anda urus. Lalu ambil nomor antrian dengan menekan tombol antrian di dekat pintu masuk. Ada 6 buah tombol, sama seperti jumlah loket. Untuk pengurusan akta kelahiran pencet tombol E, sudah ada petunjuknya kok. Setelah itu antri menunggu dipanggil. Ruang tunggunya cukup nyaman kok.

Bagaimana cara tahu syarat-syarat pengurusan dokumen ?
Langsung saja datang ke sana, ada petunjuknya. Kalaupun pertanyaan belum terjawab silakan bertanya ke Customer Service. Customer service tidak menggunakan nomor antrian jadi begitu kosong langsung menghadap petugasnya saja. Kalau antri ya saling mengerti saja, data duluan duduk duluan. CS siap menjawab pertanyaan-pertanyaan umum. Saya juga ketika datang menuju ke CS dulu, baru setelah itu diminta antri loket E (Akta Kelahiran).

Tahun 90an akta kelahiran warna kuning dan bahasa Indonesia, bisakah minta English ?
Bisa.

Bagaimana cara minta akta berbahasa Inggris ?
Langsung datang ke loket Akta Kelahiran di Dinas Dukcapil di daerah masing-masing.

Apa syarat untuk meminta akta dalam bahasa Inggris ?
Yang perlu dibawa adalah KTP asli dan fotokopi. Kartu Keluarga yang ada nama kita, asli dan fotokopi. Akta kelahiran asli dan fotokopi. 

Berapa biaya pembuatannya ?
Biaya pengurusan dokumen kependudukan GRATIS. Tulisan gratis itu juga terpampang di dalam kantor Dinas Dukcapil Bantul. Harusnya ini berlaku termasuk untuk akta English ini. Yang ini saya lupa tanya hehehe

Berapa waktu yang dibutuhkan ?
Waktu pengurusan akta kelahiran adalah selama 3 hari kerja.

Apakah pengurusan bisa diwakilkan ?
Bisa. Jika diwakilkan maka harus disertai surat kuasa dan KTP orang yang diberi kuasa. Siapkan juga fotokopinya untuk jaga-jaga

Bagaimana dengan dokumen akademik (Ijazah, SKHUN, dll) ?
Sekolah tidak berwenang untuk mengeluarkan dokumen 'sekuat' ijazah. Jadi yang bisa dilakukan adalah memberikan surat keterangan. Jadi intinya mengonfirmasi bahwa yang bersangkutan sudah lulus dengan nilai sekian pada tahun sekian dll, in English. 
Biasanya translate dokumen dilakukan oleh lembaga tertentu yang ditunjuk atau oleh kedutaan besar yang berwenang. Karena bisa jadi translate bukan hanya soal bahasa tetapi juga format penulisan.
Informasi ini berdasarkan penuturan guru BK kami dan pengetahuan saya ya, silakan dicek di sekolah masing-masing. CMIIW :)

Pesan-pesan
Bagi Anda yang merupakan warga Bantul, mengurus dokumen di Dukcapil Bantul enak kok. Pelayanan bagus, gratis, tempat nyaman, parkiran cukup. Jadi jangan malas berurusan dengan birokrasi, setidaknya untuk SKPD ini :)
Mari merencanakan hidup beberapa langkah ke depan. Kerjakan sesuatu selagi bisa dan tidak terburu-buru. Walaupun ini contohnya sempit, tapi untuk dokumen dan tujuan lain juga bisa dilakukan treatment yang sama. Selamat mencoba...


Semoga diridhoi, aamiin
Chandra


sumber gambar : Pixabay

Nonton Test MotoGP di Sepang Malaysia



Saya masih rada-rada nggak percaya bahwa yang saya dengar ketika masuk ke sirkuit Sepang kala itu adalah derungan mesin motor MotoGP. Kemarin saya cuma mau transit. Setelah ada acara beberapa hari di Bangkok (lain kali saya tuliskan InsyaAllah), saya berniat pulang ke Bantul untuk mengurus beberapa hal. Memasuki umur 17 + 5n (n = 1, umur = 22) waktunya memgurus beberapa dokumen. Penerbangan ke Jogja banyak opsinya jika terbang dari Kuala Lumpur. Jadi saya putuskan dari Bangkok ke KL dulu, jalan-jalan 1 hari, baru mudik.

Saya sudah booking hotel di KL, dekat Bukit Bintang. Konsepnya KL itu, Bandara KLIA dan KLIA2 ada di pinggiran kota, butuh waktu 1 jam untuk ke kota. Tapi tersedia pilihan shuttle yang cukup lengkap. Meski begitu, di samping bandara berdiri Sepang International Circuit (SIC). Sehari sebelum meninggalkan Bangkok, saya buka instagram dan baru tahu bahwa tanggal 30 Januari 2017 akan diadakan MotoGP test Day 1 di Sepang (#SepangTest). Itinerary saya langsung berubah. Bookingan hotel saya kasih ke teman yang main ke KL tapi kekurangan kamar. Sedangkan saya booking hotel lagi yang dekat sirkuit. Eureka!!

Kapan lagi kan nonton MotoGP gratis, bebas milih tempat, lihat aktivitas race engineer di paddock ??

Sayangnya saya agak kesorean datang. Saya butuh 1,5 jam untuk keluar dari bandara KLIA2 due to antrian yang sangat panjang di imigrasi. Dari bandara saya langsung ke hotel, salat, lalu pesen Grab untuk ke sirkuit. Waktu itu tinggal Repsol Honda, Suzuki, dan beberapa tim kecil yang masih uji coba. Sirkuit sudah agak sepi, mungkin karena Rossi sudah kukut.

Saya nonton sampai jatah uji coba 6 jam selesai. Marquez dan rookie Alex Rins mencoba motornya dan keluar masuk paddock sampai waktu habis. Lumayan, tontonan gratis dan spontan yang sangat luar biasa. MotoGP emang keren!

MotoGP Malaysia 2017 akan dilaksanakan pada 29 Oktober 2017. Info lengkap bisa dilihat di sini
Bagi orang Indonesia, Malaysia mungkin tempat paling feasible jika ingin mendapat pengalaman nonton MotoGP (dan Formula 1) secara langsung di sirkuit. Sepang International Circuit berkapasitas 200.000 penonton. Menurut sumber, tiket di Sepang jarang habis, jadi jika Anda cukup percaya diri Anda bisa datang ke Malaysia tanpa tiket. Beli saja tiketnya on the spot, di saat-saat terakhir tiket diobral dengan harga setengah atau sepertiga harga jika beli online.

Selamat kebut-kebutan!!

Sepang International Circuit menyambut Anda
Peta sirkuit Sepang, gampang kok navigasinya
Juara 2016, Marc Marquez
Sirkuit Sepang
Sampai senja menjelang..



Salam,
Chandra