Sosok : Prof. Ichsan Setya Putra, Dosen Wali Kami




"Adakah yang bersedia menjadi volunteer untuk menemani saya menemui *** di asramanya ?", Prof. Ichsan Setya Putra membungkam seisi ruangan yang tidak mengira seorang guru besar ITB yang penuh kesibukan atas jabatan-jabatannya memaksa untuk menemui salah satu mahasiswanya yang 'bermasalah'.

Prof. Ichsan Setya Putra adalah salah satu guru besar dan dosen yang inspiratif di tempat kami. Beliau adalah alumni Mesin ITB (dulu Penerbangan adalah sub jurusan Mesin). Tanpa menunggu S1 selesai beliau hijrah ke TU Delft Belanda untuk menyelesaikan tugas akhirnya di sana. Entah jalur cepatnya seperti apa, setelah itu beliau 'langsung' S3, selesai dalam waktu sangat cepat. Lalu menjadi Profesor.

Saya pernah diajar oleh beliau pada kuliah Mekanika Kekuatan Material di semester 3. Tidak sekedar mengajar, beliau selalu memotivasi dengan berbagai cara. Nasehatnya sangat berbobot, wawasannya luas, banyak sekali buku yang dibaca, dan penyampaiannya sangat cool. Setiap ada yang membawa makanan danus ke kelas, selalu diborong habis dan dibagikan kepada seluruh peserta kelas. Pernah suatu hari karena jumlahnya kurang, pertemuan berikutnya diminta membawa lebih banyak, dan diborong habis lagi.

Beliau adalah dosen senior dan Guru Besar. Saat ini masih aktif mengajar dan meneliti di Kelompok Keahlian Struktur Ringan Teknik Penerbangan ITB. Beliau juga pernah menjabat ketua jurusan Teknik Penerbangan dan kepala SPM ITB. Saat ini beliau bolak-balik Bandung-Jakarta karena mendapat tambahan jabatan, Wakil Rektor Universitas Pertamina.  

Semua civitas akademika jurusan kami sepakat bahwa beliau adalah sosok yang pantas dijadikan panutan. Semua segan dan mendengarkan jika beliau sudah berbicara.

Hari ini angkatan kami dikumpulkan bersama 2 dosen wali (Pak Ichsan dan Pak Toto). Pak Toto yang juga kaprodi menjelaskan segala hal teknis tentang kuliah terutama di semester akhir ini. Sementara Pak Ichsan memberikan motivasi berkaitan dengan time management, focus and mindfulness, serta pentingnya menetapkan target selesai studi.

Prof ISP lalu membuka pembicaraan mengenai salah satu kawan kami yang 'menghilang' dari kehidupan kampus. Studinya terancam namun jika semester ini bisa dikembalikan ke kampus maka masih bisa selamat. Semester lalu beliau mengutus beberapa orang untuk menemui teman ini. Namun, kali ini beliau ingin bertemu sendiri. 

"Dia masih bisa selesai kuliah. Saya juga orang tua yang punya anak mahasiswa. Sebenarnya yang mau kita bantu itu orang tuanya."

Sudah lama saya kagum pada beliau, namun sikapnya hari ini menunjukkan kebijaksanaan seorang bapak pada level yang sangat tinggi. Ketika banyak mahasiswa yang mengeluh dosennya susah ditemui, beliau (Guru Besar, Wakil Rektor) meluangkan waktu untuk mendatangi mahasiswanya. 

Niat tulus beliau dalam menjaga mahasiswanya menjadikan saya tidak sabar untuk menuliskan ini. Ternyata pernah ada senior yang menulis tentang beliau di blognya, klik di sini


Salam,
Chandra
Sudah di Bandung lagi

1 comment :