Pameran Buku Paling Dahsyat



Saya tipe orang yang lumayan suka baca buku tapi malas datang ke pameran buku. Kalau mau cari buku ya ke toko buku aja nggak usah nunggu pameran, begitu pikir saya. Tapi Big Bad Wolf beda, ini bukan sekedar pameran buku tapi bisa jadi tujuan jalan-jalan.

Kabar gembira buat para pemburu buku, tahun ini BBW nggak cuma hadir di Jakarta dan Surabaya seperti tahun-tahun sebelumnya tapi ada juga di Bandung, Jogja, Balikpapan, Makassar, dan Medan. Nggak cuma di Jawa bro sis. Tapi Jakarta tetap jadi yang pertama dan mungkin yang terbesar, karena saya ragu ada gedung sebesar ICE di kota lain.

Ya, BBW Jakarta sebenarnya nggak benar-benar di Jakarta tapi di BSD Tangerang, tepatnya di Indonesia Convention Exhibition (ICE). Tempat yang paling cocok untuk pameran-pameran akbar. Auditoriumnya gede banget, di dalam kawasan elit, dekat dengan Jakarta, akses gampang. Perfect!

Saya datang ke BBW hari ke-3 pameran, tanggal 3 Maret hari Minggu. Agak salah datang hari libur karena ramenya luar biasa. Jauh lebih nyaman seperti yang saya lakukan 2 tahun lalu, BBW Jakarta 2016, yang mana waktu itu saya datang weekday dari jam 00.00 tengah malam sampai subuh. Merdeka leluasa banget milih buku, aisle-nya lengang, bisa sambil baca-baca dikit. Oh ya, pameran buka 24 jam ya.

Kalau kepepet harus datang hari sabtu/minggu/tanggal merah coba pahami psikologi masyarakat. Pengunjung yang memboyong keluarganya kemungkinan datang siang hari dan pulang sorenya. Apalagi kalau ada anak-anak. Terbukti sekitar jam 5-7 malam antrian kasir luar biasa bejubel. Antrian mengular kalau dihitung mungkin sampai 250 meter ke belakang wkwkwk. Saking panjangnya sampai ada petugas bawa tanda “Antrian mulai di sini”.



Saya kemarin datang jam 4 sore, awalnya ingin keluar sekitar jam 7 malam tapi melihat antrian sebegitu rupa jadi nggak minat, mending lanjut belanja. Akhirnya saya keluar jam 9, saat antrian keluarga sudah hampir habis dan pemburu malam belum pada datang. Sarana penunjang kehidupan lengkap kok di dalam, termasuk foodcourt.

Ada banyak cara menuju lokasi BBW Jakarta. Kalau Anda dari luar kota datanglah ke Jakarta atau Tangerang via moda transportasi yang ada. Kalau sudah di Jakarta bisa memanfaatkan taksi online atau konvensional dari manapun Anda berada. Tapi kalau mau lebih hemat disarankan mendekat dulu ke kawasan BSD dengan transportasi umum seperti Transjakarta atau KRL.

Stasiun KRL terdekat dari ICE adalah Stasiun Cisauk yang beberapa waktu yang lalu sempat viral di twitter setelah kecantikannya diupload oleh Pak Sutopo BNPB. Stasiun ini memang tampak lebih modern daripada stasiun KRL lain. Banyak ojek online siap mengantar dari stasiun ini sampai ke ICE dan sebaliknya.

Hub yang menghubungkan jalur Cisauk/Serpong/Rangkasbitung ini dengan kota Jakarta adalah Stasiun Tanah Abang, jadi kalau posisi di kota langsung saja menuju Tanah Abang.

Kalau sudah sampai di ICE, carilah Gate 7 karena ini pintu masuknya. Datanglah di waktu yang tepat biar bisa cepet masuk tanpa harus antri panjang. Nggak usah bawa makanan ke dalam karena akan disita. Alternatif kalau lapar bisa makan di foodcourt dengan harga layaknya makanan mall/event atau keluar gedung cari di luar. Keluar masuk pameran gratis dan tanpa tiket.

Saya nggak tahu kenapa BBW tahun ini kid-friendly sekali. Selain disediakan area permainan, porsi buku dan alat peraga anak di pameran ini bisa dibilang banyak, mungkin sampai 35-40% area. Jatah buku impor jadi berkurang apalagi buku Indonesia juga banyak masuk ke pameran ini. Sebuah penurunan sih menurut saya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Tapi tak apalah, mungkin nanti kalau sudah punya anak jadi mensyukuri kondisi seperti ini. Karena sekarang datang sendiri aja jadi nggak tertarik masuk ke area anak.

Karena niat datang ke BBW bukan untuk belanja buku melainkan untuk jalan-jalan, saya tidak  menyiapkan list target buku yang mau dibeli. Prinsipnya saya datang kesana, lihat-lihat, kalau ada yang eyecathcing ambil, kalau kebablasan sampai di luar budget eliminasi beberapa buku lalu kembalikan ke tempatnya.

Kembalikan ke tempatnya ya kalau ada buku yang nggak jadi dibeli biar rapi dan nggak menyulitkan orang yang serius mau beli buku itu. Sekalian meringankan kerjaan para volunteer BBW yang bekerja shift-shiftan selama 11 hari.

Memilih buku mana yang harus dieliminasi bukan urusan gampang karena buku yang dipamerkan di BBW memang kebanyakan best seller internasional. Tapi tentu harus tetap rasional dan ingat bahwa tiga bulan lagi BBW datang ke Bandung. Artinya, sebagai responsible buyer sebaiknya beli buku sejumlah yang habis dibaca dalam 3 bulan saja, besok beli lagi kalau habis.

Saya keluar dengan hanya membawa 12 buku, itupun yang benar-benar untuk saya hanya 7, sisanya titipan dan buku yang memang saya rencanakan untuk diberikan ke orang. Kebanyakan yang saya ambil buku nonfiksi karena lagi tertarik dengan yang semacam time traveller, sejarah manusia, teknologi luar angkasa & interstellar, dan hal-hal yang menjadikan tampak keren kalau kita bisa ngobrol soal itu wkwkwk

Kalau harga buku-buku yang dijual di BBW diplot dalam grafik nantinya akan muncul distribusi normal dimana mayoritas buku dijual antara 70-90 ribu. Kalau dilihat harganya saja memang jadi nggak murah-murah amat walaupun sudah didiskon 60-80% (menurut poster), mending beli di gramedia atau togamas, mungkin ada yang mikir begitu.

Tapi hanya sedikit buku BBW yang bisa didapat di Gramedia, itupun paling versi terjemahan bahasa Indonesianya. Kalau datang ke Periplus atau Books&Beyond mungkin lebih banyak dan versi English, tapi harganya diatas 300 ribu, begitu pula kalau beli online. Jadi worth it banget beli buku di BBW sampai para penyedia jastip banjir orderan gara-gara banyaknya peminat buku-buku berkualitas ini yang nggak bisa datang ke tempat pameran.

Hari ini (12 Maret) BBW Jakarta 2019 sudah berakhir. Untuk kamu-kamu yang belum sempat datang atau yang masih lapar mari sama-sama kita tunggu kehadiran BBW Bandung beberapa bulan lagi.
See you!

Salam,
Chandra

0 comments :

Post a Comment