Pelajarannya jangan memaksakan diri nyetir dalam kondisi mengantuk. Nggak perlu ngejar target harus sampai tujuan dalam sekian jam, kalau capek ya istirahat saja. Yang saya alami ini adalah least possible incident, Allah selamatkan saya dari insiden yang lebih besar. Saya nggak kebayang kalau kejadiannya saat di tengah jalan tol dalam kecepatan tinggi. Harus diakui selama ini saya beberapa kali mengemudi dalam kondisi sedikit mengantuk, tapi Allah masih menghindarkan saya dari musibah. Kali ini mungkin saya lagi disuruh merasakan akibat dari kesombongan saya ini. Tapi haluuus banget caranya, dipilihkan-Nya skenario paling mending. Kalau saya dibiarkan get away with it, di belakang nanti kejadiannya bisa lebih buruk.
Pernah lihat kartun ilustrasi dimana sebenarnya ada banyak masalah mengarah ke kita, tapi ada tameng berupa doa orang tua yang menghalau masalah-masalah itu. Sampai kita nggak ngerasa atau sadar bahwa kita selamat bukan karena sudah baik, tapi karena doa dan ijin-Nya. Kejadian ini membuat saya mikir begitu. It really could have been worse. Ini dibiarkan ada satu panah kecil masalah yang tembus biar jadi bahan introspeksi diri saya.
Sekali lagi jangan mengoperasikan kendaraan atau mesin dalam kondisi mengantuk. Hindari begadang jika besoknya mau mengemudi. Utamakan keselamatan bukan kecepatan. Rest area, masjid, pom bensin, dan warung makan ada dimana-mana untuk istirahat. Kendaraan juga butuh istirahat untuk mendinginkan mesin dan rem, apalagi jika medannya naik turun dan belok. Belajar naik motor atau mobil itu cepet, yang lama adalah proses mendewasakan diri untuk jadi pengemudi yang budiman. Satu lagi, sikap mental ketika berkendara harian dalam kota dengan berkendara jarak jauh untuk leisure mesti dibedakan.
Semoga kita selalu dalam lindungan-Nya. Semoga selamat sampai tujuan. Hati-hati di jalan.
Cheers,
Chandra
0 comments:
Post a Comment