Elliott Jaques


Kenapa manajer secara umum digaji lebih tinggi daripada karyawan di bawahnya? Tanggung jawab lebih besar, betul. Pekerjaan lebih kompleks, bisa jadi. Tapi bisa juga karena manajer harus tahan stres lebih lama daripada bawahannya.

Ada sebuah konsep menarik yang dikemukakan oleh Pak Elliott Jaques soal Stratum, bahwa level dalam organisasi atau perusahaan itu berbanding lurus dengan discretion time yang dimiliki. Karyawan paling bawah yang mengerjakan tugas harian punya discretion time paling pendek. Posisi ini fokus pada operasional, tugas selesai dalam beberapa jam atau satu hari, dan tidak bawa PR dan beban pikiran saat pulang ke rumah.

Pegawai di atasnya yang memanage beberapa orang dengan sekumpulan tugas punya discretion time lebih lama, mungkin 2 minggu atau 1 bulan, setelah itu dia baru bisa 'panen' hasil kerja timnya dan merasa 'selesai'. Sebelum itu dia berada pada kondisi uncertainty yang harus dia tahan, maka discretion time ini bisa dipandang sebagai seberapa lama seseorang bisa tahan untuk berada dalam ketidakpastian, tekanan, dan stres. 

Seorang manajer harus tahan tekanan setidaknya 3 bulan karena perencanaan dan review hasil kerjanya dilakukan per kuartal. Semakin tinggi jabatan semakin lama pula sesorang harus kuat karena semakin lama hasil kerjanya bisa dilihat. Sebelum sampai di waktu itu mungkin belum ada sesuatu yang bisa dirayakan. Tergantung seberapa besar dan rumit organisasinya, tapi chief mungkin harus tahan 1 tahun, GM 5 tahun, dan Presdir 10 tahun.


Leveling ala Pak Jaques ini baru saya tahu belakangan, tapi berdasar pengalaman beberapa tahun bekerja di lingkungan korporat rasanya teori ini sangat masuk. Ini juga menjawab pertanyaan kenapa bos dibayar lebih besar padahal sepertinya yang dia kerjakan sehari-hari tidak lebih sulit dari tugas kita. Salah satu jawabannya karena he/she needs to handle the pressure (and keep their shit together) for longer dan has bigger questions to answer.

Dengan tahu konsep ini maka kita bisa paham bahwa untuk berkembang kita bukan hanya perlu jadi makin jago tapi juga makin kuat. Selain itu, Stratum ini jadi alasan kenapa pejabat karir deserve more respect daripada yang tahu-tahu di atas. Contoh dan pola stratum ini bisa dilihat di berbagai jenis pekerjaan dan bisnis.

Di sebuah gerai cepat saji, store manager punya discretion time dan durasi stres lebih lama daripada waiter. Waiter secara fisik mungkin lebih lelah, tapi ketika shift-nya berakhir dia bisa beristirahat lebih relaks daripada manager yang kepalanya terus berputar memikirkan operasional hari ke hari, minggu ke minggu, bahkan bulan ke bulan. Atlet klub sepakbola Liga Inggris harus menjaga gaya hidup, makan, dan fisik selama 9 bulan kompetisi nyaris tanpa jeda. Sementara atlet menembak mungkin tidak segitunya, masih bisa disambi bekerja sebagai law enforcement atau dosen (ingat Turkish 'assasin' di Olimpiade Paris).

Dalam berwirausaha pun konsep ini berlaku. Siklus sebuah warung madura tentu berbeda dengan Waroeng Steak yang punya puluhan cabang di berbagai kota. Stres dan pertaruhan dalam mendirikan sebuah bengkel motor di kabupaten tentu beda dengan mendirikan pabrik packaging bermodal 5 milyar di kawasan industri. 

Ada sebuah tes terkenal melibatkan anak-anak yang disebut marshmallow test. Di mana anak-anak dibiarkan sendiri di suatu ruangan dan diletakkan marshmallow di depannya. Dia boleh memakannya tapi kalau dia tahan untuk tidak, dia akan diberi hadiah tambahan satu marshmallow lagi. Ini adalah tes yang terkenal berkaitan dengan delayed gratification.

Hubungannya dengan apa yang dikatakan Pak Jaques adalah semakin tinggi jabatan seseorang, akan semakin jarang dia merasakan 'lega' yang muncul saat menyelesaikan suatu pekerjaan -- karena pekerjaannnya tidak selesai-selesai. Maka dari itulah dia berhak dengan kompensasi lebih. Ibarat peribahasa bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, semakin kompleks dan lama sakitnya, semakin besar pula senangnya.


Salam,
Chandra

0 comments :

Post a Comment