HK #2 : Kangen Guyonan Indonesia



Hong Kong sedang sangat berangin. Burung-burung elang laut bisa terbang bermenit-menit tanpa mengepakkan sayapnya. What a lovely sight.

Sekarang di sini jam 11:11 waktu standar HK. HK satu jam lebih cepat daripada waktu Indonesia bagian barat. Baru beberapa menit yang lalu saya masuk kamar. Saya dan team baru selesai berdiskusi untuk presentasi besok pagi. Sebenarnya belum selesai-selesai amat, tapi ruang belajar HKUST cuma bisa dipakai sampai jam 11 malam.

Tidak seperti kemarin dimana saya masih punya waktu untuk jalan-jalan menikmati pemandangan laut biru, hari ini agenda sangat padat. Ada 3 agenda inti hari ini yaitu student presentation, focus group discussion, dan BBQ.

Student Presentation
Baru saya tahu bahwa mahasiswa peserta AOTULE kebanyakan adalah mahasiswa master atau doktoral. Sangat sedikit mahasiswa S1 di sini. Tokodai a.k.a Tokyo Tech a.k.a Tokyo Institute of Technology menarik perhatian karena mengirimkan banyak sekali mahasiswa. Tokodai mengirimkan 20 mahasiswa pascasarjana dan 10 mahasiswa sarjana.

Setidaknya ada 11 mahasiswa sarjana dong ? Nggak juga, mahasiswa S1 Tokodai nggak ikut presentasi, cuma nonton. Mereka malah tanya kenapa saya yang mahasiswa bachelor ini ikut presentasi. Saya juga bingung jawabnya. Saya bilang saya didaftarkan kampus sebagai presenter. Memang AOTULE ini harus didaftarkan oleh kampus walaupun mahasiswa bisa mengisi formulir sendiri.

Saya pikir saya satu-satunya mahasiswa S1 yang presentasi. Jangan dianggap hebat, riset saya sangat remeh dibandingkan peserta-peserta lain. Peserta-peserta dari jenjang master dan doktorat mempresentasikan thesis atau disertasinya, beberapa penelitian sudah masuk jurnal internasional bahkan.



Walaupun begitu, alhamdulillah saya nggak merasa minder. Memang saya masih junior. Saya ambil hikmah bahwa saya ikut ini di usia 21 tahun instead of 27 atau 30. Saya punya deposit waktu beberapa tahun yang bisa digunakan untuk belajar lagi. hehehe...

Total presenter pada acara ini adalah 46 orang (20 orang Tokyo Tech). Banyaknya peserta dan terbatasnya waktu membuat panitia terpaksa meminimalisir waktu presentasi tiap orang. Masing-masing presenter hanya memiliki waktu 3 menit.

Overall, everything is well on this session.

Focus Group Discussion
Peserta dibagi ke 12 kelompok A sampai L. Saya masuk tim B yang anggotanya  Irwin (Tokyo Tech / Indonesia), Rami (Tokyo Tech / Tunisia), Deepthi (IIT Madras / India), Honma (Tokyo Tech / Japan), dan saya.

Team B, doakan presentasi kami besok

Kami berdiskusi tentang masalah konsumsi dan waste management di kota besar. Menurut jadwal harusnya diskusi dilakukan jam 2 siang sampai 6 sore. Tapi saking betahnya kami molor sampai malam. Kelompok lain juga begitu sepertinya. Diskusi cuma diselingi acara BBQ dari jam 6 sampai setengah 9 malam.

Acara ini jauh lebih berkesan bagi saya. Tentu saja diskusi dilakukan full English. Saya bisa berkomunikasi dengan Mas Irwin pakai bahasa Indonesia tapi di forum ini tidak. Saya belajar 2 hal sekaligus yaitu menyampaikan agrumen secara jelas dan belajar bicara English secara cool.

Tak perlu saya jelaskan lebih jauh, nanti tulisan ini jadi panjang banget.

BBQ
Nah ini, awalnya saya rada bimbang dengan acara ini. Kemarin saya ngobrol-ngobrol dengan mas-mas dari Tokyo Tech yang orang Indonesia tentang makanan. Oh ya, dari 30 mahasiswa Tokyo Tech ada 4 mahasiswa asal Indonesia, semuanya S2. Karena mereka juga muslim, jadi kami bisa berdiskusi tentang makanan.

BBQ apa yang di bakar ? Jika daging, maka kemungkinan tidak halal cukup besar. Tapi di sisi lain jika tidak makan hidangan yang disediakan kami bisa dipastikan kelaparan. Lingkungan HKUST sangat bersih, tidak ada warung makan di sekitarnya. Opsi makanan hanya di hotel kampus (sangat mahal) atau di kantin (lebih murah, tapi tidak halal dan tidak buka sampai malam). Jangan harap nemu warung tenda atau Indomaret di sekitar ini.

bbq-an kuy


Akhirnya seperti sesi makan sebelumnya, kami pilih-pilih makanan. Alhamdulillah ternyata yang dibakar bukan hanya daging babi atau sosis atau ham, tapi ada juga jagung, dan jamur. Ada pula nanas, apel, dan salad. Sekali lagi, tidak ada opsi makanan lain jadi kami singkirkan keraguan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bagaimana pun telinga dan mulut ini belum terbiasa dengan Bahasa Inggris. Sama seperti orang yang baru mulai pakai kacamata, merasa nggak nyaman dan sedikit-sedikit dicopot, saya butuh obrolan hangat khas Indonesia. Saya dan Indonesian squad of Tokodai kumpul di kamar Mas Bagja. Keluarlah bahasa Jawa dan Sunda, gunjingan tentang peserta lain, dan guyonan khas Indonesia. Segar sekali.

Banyak sekali perlajaran hari ini. Secara teknis saya belajar bagaimana membuat slide presentasi yang baik, cara mengatasi nervous, cara berbicara yang menarik dan efektif, cara berargumen dalam bahasa Inggris, metode brainstorming ala Tokyo Tech, dll. Tapi di balik itu semua, saya menemukan harapan dan optimisme yang semakin kemana-mana. Semoga senantiasa berada dalam ridho Allah. Aamiin.


Salam,
Chandra
Clear Water Bay, HK

btw what's wrong with blogger ? Kok upload gambar jadi susah.


0 comments :

Post a Comment