Sate Ambal Dalam Kemasan


Ambal adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kalau dari Jogja, perjalanan ke Ambal memakan waktu 1.5 jam melewati jalur Daendels pantai selatan. Untuk yang belum pernah lewat, jalur ini lurus (beneran lurus berpuluh kilometer) dan sepi. Dulu ini adalah pilihan jalur yang lumayan populer untuk pergi ke Bandung atau Jakarta dari daerah Jogja selatan, namun banyak penggunanya kini beralih ke tol trans jawa.

Tidak seperti dulu, sekarang jalur ini sudah lebar dan halus. Kanan kirinya masih banyak sawah dan kebun dengan angin yang bertiup kencang karena dekat dengan pantai. Jalannya saja sudah refreshing sendiri, apalagi berhenti di pinggir sawah atau mlipir ke pantai di sepanjang jalur ini. Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh, Ambal ini bisa jadi alternatif destinasi yang bisa sekalian disinggahi kalau main ke Jogja/Bantul.

Saya menulis tentang Ambal sebagai apresiasi untuk salah satu kuliner favorit saya, sekaligus juara satu dalam urusan persatean, yaitu Sate Ambal. Pertama kali saya ke Ambal sekaligus pertama kali mencoba satenya adalah saat kelas 3 SD, sayang waktu itu kena mabuk perjalanan jadi gagal menikmati rasanya. Baru ketika dewasa beberapa kali mencoba lagi dan saya mantap menetapkan sate Ambal sebagai sate paling enak yang pernah saya makan.

Sate Ambal terbuat dari daging ayam. Spesialnya adalah bumbunya yang terbuat dari tempe yang dihaluskan dan memiliki cita rasa gurih-manis. Kalau dilihat sekilas bumbunya seperti bumbu kacang namun lebih encer dan berminyak. Rasa tempenya sendiri sudah tidak ada. Ada rasa khas dari minyaknya yang susah dijelaskan dengan kata-kata, intinya rasa ini yang menjadi penanda ini sate dari Ambal. 

Sayang meskipun di Ambal sana berderet warung Sate Ambal, populasinya minim di luar daerah asalnya. Bahkan di Jogja pun sulit, apalagi Jakarta yang jauh. Jadi susah untuk menjadikan Sate Ambal sebagai konsumsi harian. Namun seminggu yang lalu lewat cuitan di timeline Twitter tentang adanya Sate Ambal dalam kemasan yang bisa dikirim ke luar kota dan awet hingga 6 bulan di suhu ruangan. Tanpa pikir panjang saya langsung buka marketplace dan pesan.




Here it is, Sate Ambal khas Kebumen dalam kemasan yang diproduksi oleh CV Allisha Foods. Sepertinya ini industri rumahan ya, tapi kemasannya sungguh profesional dan meyakinkan. Satu kotak berisi 10 tusuk sate termasuk bumbunya dibanderol 35 ribu rupiah. Alasan sate bisa tahan hingga 6 bulan di suhu ruangan adalah karena kemasannya di-vacuum. Tapi siapa juga yang mau nunggu sampai selama itu untuk menikmatinya.

Untuk menyantapnya, sate bisa dipanaskan menggunakan microwave atau dengan cara dikukus selama 3-5 menit, tidak perlu dibakar lagi karena sudah dibakar dari sananya. Saat saya coba gunting aluminium foil-nya setelah dikukus, aroma khas Ambalnya langsung keluar. Dari situ saya tahu kalau ini legit Sate Ambal. Saya tuang bumbunya dan ambil nasi hangat. Beuh rasanya..







Percobaan pertama beli Sate Ambal dalam kemasan berakhir sukses. Sama sekali tidak kecewa, bahkan saya lebih suka ini daripada sate ayam yang biasa saya beli. Rasanya Ambal banget, mengingatkan pada Jalan Daendels dan sawah di kanan kirinya. Saya baru pesan 2 kotak Sate Ambal, dan sepertinya hari ini sudah akan habis dimakan bareng istri. For sure saya ingin beli lagi. 

Sedikit catatan, entah kenapa minyak yang membawa rasa khas Ambal mudah split dari bumbunya. Jadi cara makannya malah saya siramkan minyak ini ke nasi, supaya ketika disuap rasanya tetap komplit dan otentik. Overall sate ini saya kasih nilai 9/10, sangat memuaskan dan saya rekomendasikan. Kalau berminat silakan meluncur ke www.tokopedia.com/allishafoods/allisha-sate-ambal-dalam-kemasan


Thanks!

1 comment :

  1. Mantap artikelnya om, terima kasih sudah mengulas kuliner khas daerah kami

    ReplyDelete