Nutrisi Untuk Manggung


Saya seneng sama jawaban Jimi Multazam waktu ditanya soal IKJ, dia bilang "ibaratnya nutrisi gue untuk manggung lah, dapetnya di IKJ". Di jawaban itu ada rasa grateful sekaligus pride yang tidak berlebihan. Kampus ibarat media tanam yang menyediakan nutrisi untuk apa yang tumbuh di atasnya. Mahasiswa adalah tumbuhannya, dan apa yang tumbuh bisa macam-macam, makanya disebut universitas. Pun jenis tanah juga bisa beragam jenisnya dan menurut saya itu nggak perlu dibanding-bandingkan. 


Di Twitter kemarin ramai jadi perbincangan bahwa alumni ITB merasa eksklusif dan segala macamnya, sulit kerja sama dengan alumni kampus lain, dan sering bawa-bawa almamater dalam berbagai obrolan. Nah begini, menurut saya kalau ada yang overproud pada ITB seperti itu, either dia masih kuliah atau baru saja lulus. Beberapa tahun setelahnya pasti luruh dan menjadi lebih rasional.

Tapi saya nggak memungkiri bahwa kerja bareng alumni kampus yang sama ada enaknya, saya masih rasakan sampai sekarang. Seperti sudah ada saling pengertian, kaya pemain bola yang tahu kawannya ada dimana jadi tanpa melihat pun tahu kemana harus mengoper bola. Cara bicara, gestur dalam diskusi, keseriusan memandang masalah, logika ketika berargumen, cara memperlakukan deadline, ketidakbercandaan dalam forum, jalan pikiran ketika problem solving, timing kapan harus push kapan harus slow, kapan harus eskalasi kapan harus dibereskan sendiri, dll ada kekhasannya. Misalkan saya nonton sebuah webinar, kadang saya bisa nebak pembicaranya alumni ITB hanya dari slide presentasi dan cara delivery-nya.

Ini bukan berarti saya tidak suka kerja dengan alumni kampus lain ya. Faktanya 70% coworker yang pernah kerja sekantor bukan satu almamater. Kerja bareng lulusan kampus manapun is great. Kerja bareng lulusan ITB is a blessing. Atasan langsung saya UI, MOR saya ITB Teknik Fisika. Dua-duanya good leader dan technically capable, tapi waktu 1-on-1 tetep koneksi-nya beda.

Jadi saya pikir kita nggak perlu meng-undermine media tanam itu sebagai sebuah faktor. Saya ragu Xavi, Iniesta, Busquet, Messi (+ Guardiola) bisa se-tiki-taka dan se-unplayable itu kalau mereka seluruhnya tidak punya DNA La Masia. Vindes belum tentu se-bonding itu kalau Vincent dan Desta tidak kuliah di IKJ dan membentuk Club80s. Grup Warkop dengan sepak terjang di bidang hiburan sekaligus aktivisme lahir dari alumni UI yang tergabung di Prambors, sebelum berubah jadi Warkop DKI ketika personelnya Dono Kasino Indro. 

Batasannya adalah jangan melakukan hal yang nggak perlu dan tahu tempat aja. Di tempat umum ya nggak penting kamu lulusan kampus mana, akhlak tu lebih perlu. Tapi kalau dalam sebuah project atau pekerjaan dimana disana ada amanah dari stakeholder, apalagi kalau stakeholdernya masyarakat luas, anything yang bisa meningkatkan performa dan kualitas output layak diusahakan. Jika kesamaan almamater menghadirkan trust dan menunjang produktivitas, go for it. Personally ketika kerja bareng lulusan ITB, saya punya trust bahwa dia akan memperlakukan kawajibannya dengan level keseriusan yang sama dengan saya, dan itu menyenangkan.

Salam,
Chandra


pic: jalan cisitu indah VI

0 comments :

Post a Comment