Streisand Effect


Komunitas fans KPOP pendukung ABW patungan untuk menyewa videotron di Grand Metropolitan Mall Bekasi selama seminggu untuk menayangkan video support ke Pak Anies sebagai capres. Tapi baru sejam video itu tayang, tayangannya di-take down dengan alasan yang menurut penyewa 'di luar kuasa kami'.


Andaikata video itu tetap tayang, mungkin yang melihat hanya orang yang lewat sana seminggu ke depan. Ratusan ribu, sejuta mungkin. Saya dan banyak orang yang tidak ada kepentingan ke sana mungkin nggak akan ngeh soal videotron itu. Tapi karena berita penurunan sepihak ini viral di sosial media, kini yang tahu sampai berjuta-juta. Apalagi kabar tentang ini sudah sampai di media mainstream.

Ini mungkin salah satu contoh akurat dari Streisand Effect. An effort to conceal or surpress something draws attention to it. Orang kalau makin dilarang makin penasaran. Penasaran bukan hanya untuk tahu tapi juga untuk menyebarkan. Ini jadi bumerang untuk siapapun yang meminta penurunan video di Bekasi itu. 

Mengasumsikan penayangan videotron ini berdasarkan kontrak, bisa jadi pengelola harus mengembalikan seluruh atau sebagian besar uang sewa yang telah dibayarkan. Dari sisi penyewa, sudah uangnya kembali, dapat exposure jauuuh lebih besar pula. Unreal business LOL.

Mari sedikit berspekulasi, seminimal-minimalnya video itu diturunkan karena si yang punya mall tidak mau diasosiasikan dengan capres manapun (or capres tertentu, beda makna). Videotron jamak dikelola pihak ke-3, jadi bos besar pemilik mall mungkin tidak tahu sebelumnya. Dugaan yang lebih mengkhawatirkan adalah jika ini karena tekanan tokoh, ormas, atau parpol yang berafiliasi dengan calon lain. Kalau penekan ini nanti jadi kubu yang menang, apa kabar kebebasan berpendapat?

After all penurunan video sudah terjadi dan kita tahu malah membuat konten dukungannya semakin viral. Ini satu twist lagi menjelang pilpres yang membuat situasinya tambah menarik. Saya sudah menulis sebelumnya bahwa saya pendukung 01. Memang sih belum tentu menang, tapi jangan sampai kalah tanpa perlawanan. Dan perlawanan yang diisi ide-ide kreatif, aksi kolektif, terkonsep, dan efisien seperti ini seru untuk disaksikan. Jadi kampanye bukan hanya knalpot blombongan, joget-joget, dan buzzer.

Thanks,
Chandra



0 comments :

Post a Comment