Experiencing Devotion


Saat saya datang ke SATFFest-nya Kemenag September lalu, saya pikir itu black swan saja. Sebuah acara dari lembaga pemerintah yang dikemas secara populer dan benar-benar bisa dinikmati, bukan acara yang dibuat untuk sekedar mengejar penyerapan. Tapi saat saya datang ke DevX weekend kemarin, saya yakin bahwa ada culture dan mind yang bekerja di balik terselenggaranya acara-acara keren ini. 

Saya sempat tuliskan soal SATFFest, berikut ceritanya: Manusia Manusiawi.

SATFFest saat itu mengubah perayaan maulid yang biasanya dilaksanakan di masjid-masjid menjadi di Balai Sarbini, lokasi yang biasa dipakai konser musik dan pertunjukan hiburan lain. DevX bergerak lebih jauh lagi. Event ini berlangsung selama 3 hari dari pagi hingga malam di Jakarta Convention Center. Saat masuk ke area JCC saya langsung merasa bahwa acara ini digarap dengan benar. Kalau tidak ada logo Kemenag-nya, pasti tidak menyangka kalau ini event lembaga negara.

Satu yang kurang adalah publikasinya. Saya baru tahu event ini di hari ke-3 dari instagram story-nya Sastra S yang akan jadi salah satu pengisi acara hari itu, jadi hari pertama kedua saya absen, padahal pengisi dan penampilnya lumayan bagus juga (full lineup saya taruh di bawah). Lalu saat saya dan istri post soal acara ini, banyak teman-teman yang bertanya ini acara apa dan dimana. Banyak dari kita aktif di internet, tapi tidak dapat informasinya. 


DevX ini sendiri adalah singkatan dari Devotion Experience. Acara ini diselenggarakan sebagai perayaan Hari Amal Bakti Kementerian Agama RI. Di acara ini dipamerkan agenda kerja yang telah dilakukan oleh masing-masing Ditjen di Kemenag selama tahun 2023. Itu adalah bentuk pertanggungjawaban Kemenag pada masyarakat. Setiap Ditjen punya booth untuk showcase apa yang telah mereka kerjakan, semua orang boleh masuk melihat dan tanya-tanya. How often ada lembaga pemerintah yang pertanggungjawabannya berbentuk pameran, di tempat bagus, ngundang banyak bintang tamu, dimanage EO, gratis, dan semua orang boleh datang. 

Saya datang di sesi yang jam 3, dimana ada talkshow 'DEVTALX' yang diisi oleh Sastra Silalahi, Oza Rangkuti, dan Yusril Fahriza. Temanya sih receh, saya pikir kami yang datang sejak sesi ini lebih mencari jokes-nya. Kalau masalah nasehat biar nanti di sesi yang agak sore bersama Habib Husein. Oh ya, sistem registrasinya juga mulus ya acara ini, pendaftaran dilakukan via aplikasi Pusaka, ini juga aplikasi milik Kemenag yang saya nilai ada di tier teratas kategori aplikasi pemerintah.


Jam 4 ada DEVTALX berikutnya yang mengambil tema pernikahan. Tema ini dipilih karena selain umum, ternyata ada perwakilan siswa dan guru BK yang hadir dari sebagai undangan. Sesi ini diisi oleh Habib Husein, Zaskia Mecca, Paman Dodo (Kemenag), dan pembawa Acara Arafah Rianti. Bicaranya lebih banyak soal persiapan menikah karena utamanya untuk meng-address keprihatinan Kemenag terkait banyaknya pernikahan anak di Indonesia. Dalam speech singkatnya, ketua panitia menyampaikan bahwa dalam 13 tahun pengalamannnya sebagai Ketua KUA, setiap bulan ada saja yang menikah dengan dispensasi umur. Meski fokusnya pra-pernikahan, tapi untuk yang sudah menikah pun nasehat-nasehatnya tetap relate.


Selanjutnya sesi setelah maghrib yang paling ditunggu-tunggu. Full house, semua kursi terisi, bahkan masih banyak yang berdiri. Sesi ini menghadirkan Habib Husein (lagi), Bhante Dira, Onad, dan Boris Bokir. Pecah bosss, pinggir jurang. Ini kalau show standup tiketnya udah dijual diatas 500 ribu. Yang dibahas tentu soal Berbeda tapi Bersama, empat penampil tersebut adalah pemeluk empat agama berbeda.

Selesai itu ada speech dari Bapak Wakil Menteri Agama. Ada yang menarik dari yang beliau sampaikan, yaitu bahwa Kemenag telah berubah dari lembaga yang dulu urusannya hanya soal menikahkan orang dan wakaf menjadi kementerian yang dekat dengan masyarakat. Keren, I approve. Kalau malas mikir mereka bisa saja bikin acara di kantor pusat Kemenag dengan judul semacam "Pameran Program Kerja Kementerian Agama 2023", tapi tidak, mereka create acara bertajuk DevX di Senayan. Bold move.

Acara ditutup oleh penampilan dari Marcello Tahitoe. Full band, kalau dulu di SATFFest Kotak tampil dengan akustikan saja sudah keren, apalagi ini. Paling pecah karena ditutup dengan lagu Masih Ada, auto memunculkan kembali memori masa SMP. For the record, penampil Day 1 sebelumnya adalah Voice of Baceprot, dan Day 2 Salma Idol.

Semua yang saya ceritakan di atas HANYA sepertiga dari acara DevX. Sepertiga karena saya hanya datang di hari terakhirnya. Sepertiga juga karena ini hanya di DevStage yang di Hall Cendrawasih. Sementara itu di luar ada hall yang berisi booth pameran Ditjen tadi dan ada panggung (X-Stage) yang di minggu sore kemarin ada kompetisi pencarian bakat yang diikuti perwakilan berbagai daerah. Technically sepersembilan sih, but it's fine. 

Saya sempat ngintip ke panggung yang di luar, dan tahu siapa yang jadi juri pencarian bakatnya? Armand Maulana. Ini lembaga pemerintah, I expect dosen or smthing.


Dengan selesainya penampilan Ello, selesai sudah rangkaian acara DevX 2024. Saat jalan keluar saya lihat para panitia saling menyelamati. They deserve that. Kita sebagai masyarakat juga perlu mengapresiasi terobosan positif yang dilakukan pemerintah seperti yang satu ini. Gus Men might be a good one.

Pulang dari sana jalanan di komplek GBK lumayan macet karena bareng dengan bubaran debat capres di sebelah (Istora), yes saya melewatkan debat demi acara ini dan belum nonton recordingnya sampai sekarang. 

Thanks,
Chandra



Check this Line Up!


0 comments :

Post a Comment