Karena itulah, sekarang terasa basiannya berupa rasa mau cari dan baca buku lagi dan lagi. Tapi yang lebih dahsyat dari itu ada semacam optimisme yang muncul bahwa kalau di tahun lalu bisa garap sesuatu yang baru, tahun ini mestinya bisa juga dong.
Optimisme tadi itu terasa lebih hangat bahkan daripada buah-buah yang bisa saya petik dari buku yang saya baca. Padahal buah-buah itu juga sudah terasa manis, setiap buku seperti ngasih saya satu atau beberapa senjata baru. Seperti yang dinasehatkan, orang yang senjatanya hanya palu, akan memperlakukan segala hal seperti paku. Nah buku-buku ini ada yang ngasih saya cangkul, sendok, pisau, bantal, kursi, dan lain sebagainya. Feeling more complete, bener kalau dibilang buku adalah suplemen untuk pikiran. Terima kasih untuk para penulis, jasamu abadi.
Kalau kamu lagi bergelut dengan pekerjaan dan merasa lelah coba baca The Good Enough Job, ini terbaik diantara semua yang ada disini menurut saya. Kalau lagi butuh healing baca The Comfort Book. Kalau lagi pengen ketawa receh baca bukunya Agus Magelangan, kalau ketawa yang berbobot bukunya Chris Atkins itu bagus banget juga. Mau emotional exercise dari novel melayu saya rekomendasikan Anak Rantau & Brianna dan Bottomwise. Mau insyaf tipis-tipis, Seni Merayu Tuhan. Mau marah sama pemerintah, Animal Farm. Kamu vet atau punya kenalan vet, saya rekomendasikan bukunya James Herriot, di tumpukan itu yang paling atas. Mau cerita founder-startup-delusional-fake-it-till-you-make-it, baca Bad Blood.
Saya sekarang juga jadi punya rule of thumb, sebuah buku enak dibaca kalau rating Goodreads-nya lebih dari 4.00. Kalau kurang dari itu biasanya agak berat membereskannya, setidaknya buat saya. Lalu untuk buku dari penulis luar, jauuuh lebih baik baca versi English-nya daripada terjemahan. Harga asli memang mahal, solusinya beli aja di Big Bad Wolf di kotamu. Review singkat dari buku-buku di atas ada di highlight instagram saya. Mohon maag jika desain template-nya kurang oke dan nggak konsisten, saya nggak ahli desain.
So 2024, what do we do next?
Salam,
Chandra
0 comments:
Post a Comment