Bendera Setengah Tiang

August 31, 2025 Chandra Nurohman 0 Comments

Nothing to see here, too many heartbreaking news happening since yesterday. Kalau dalam situasi ini masih ada yang bilang 'gak mau ikut-ikutan politik' bisa dipastikan dia ada di posisi menikmati. Satu korban terlalu banyak, cara aparat menghandle situasi sangatlah buruk. Aparat boleh bersiasat, mereka dilatih untuk itu. Tapi menabrak warga dengan rantis lalu melindasnya adalah hal yang tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun! Ini belum bicara pembatasan paksa media, skenario false flag, dan tidakan kekerasan lainnya termasuk pada medis dan relawan.

Penyelenggara pemerintahan masih sangat sombong. Video permintaan maaf itu levelnya orang yang nguntit coklat di minimarket bukan pejabat yang membuat kebijakan secara serampangan dan membiarkan nyawa melayang di jalanan. Dengan apa yang terjadi sekarang, seminimal-minimalnya harus ada yang menyatakan mundur. Tapi kenyataannya nihil, belum ada satupun pejabat yang resign. Saya pribadi sudah sama sekali tidak merasa ada ikatan dengan DPR yang katanya wakil rakyat. Ketika anggaran untuk masyarakat kena potong mereka justru nambah tunjangan. Ketika situasi sedang sensitif mereka malah joget-joget dan mengeluarkan statement jelek.


Saya nggak bisa berkontribusi banyak, hanya berusaha bantu share dan repost segala tuntutan, liputan, dan suara-suara di media sosial. Terimakasih para tokoh, public figure, dan creator yang telah memudahkan kami untuk menggaungkan suara perlawanan ini. Tentu yang dimaksud adalah mereka yang lurus bisa berpikir dengan hati nurani, bukan yang bisa dibayar untuk memanipulasi dan memperkeruh keadaan. Terimakasih untuk warga yang dengan lincahnya merekam dan melaporkan apa yang sedang terjadi di sekitarnya. 

Sejauh saya bermedia sosial, belum pernah rasanya ada gaung sebesar ini dalam menyuarakan perlawanan pada pemerintah. Di twitter update perkembangan situasi di berbagai kota menutup info bursa transfer menjelang deadline day. Di instagram post dan template dengan konten darurat dishare ribuan kali saking banyaknya yang relate dan merasa terwakili.

Belum pernah saya semarah ini (sekaligus sebangga ini dengan warga) melihat apa yang muncul di timeline. Yakin tidak ada yang sia-sia, tanpa diakui pun eskalasi semacam ini sudah pasti membuat pemerintah takut. Apalagi kini beritanya sudah tersebar luas di mancanegara, mengekspose ketakutan pemerintah yang selalu ingin dianggap sebagai negara yang besar padahal dalamnya keropos.

Stay safe untuk teman-teman yang ada di lapangan. Take care, keluarga menunggu di rumah. Meanwhile brigade dunia maya, tetaplah ribut.

Chandra


0 comments:

World Clock

August 25, 2025 Chandra Nurohman 0 Comments

Ini adalah delapan hal yang saya rasakan terjadi akibat perbedaan zona waktu antara Belanda dan Indonesia (WIB). Pada bulan Maret sampai Oktober bedanya 5 jam, sementara Oktober sampai Maret 6 jam. Soal perbedaan ini saya pernah tulis di sini: Fall Back


1. Kami terbiasa minimal seminggu sekali ngobrol dengan orang tua via telepon. Jarak yang jauh ini tentu sering membuat kangen. Perbedaan waktu dua negara membuat momen yang pas untuk telponan dengan keluarga di Indonesia jadi lebih terbatas. Waktu paling ideal adalah pagi-siang di Belanda yang artinya siang-sore di Indonesia. Ketika di Indonesia pagi, kami di sini belum bangun. Sebaliknya ketika di sini sedang santai bada maghrib, di Indonesia sudah larut malam.

2. Hal yang sama berlaku untuk pesan dan chat. Chat yang dikirim pagi hari waktu Indonesia mungkin baru bisa kami jawab beberapa jam setelahnya saat kami bangun. Kalau ada yang berkirim foto sarapan, kami sering baru bisa berkomentar saat di sana sudah makan siang. Sebaliknya saat kami mengirim foto sore-sore bisa jadi baru dibalas besoknya ketika di Indonesia sudah subuh.

3. Katla. Saya punya grup pertemanan yang sampai sekarang masih rutin main katla setiap hari (cool right? wkwk). Katla jadi seperti heartbeat grup ini agar tidak mati, tampaknya kesibukan masing-masing di usia segini sering membuat grup sepi dan nihil diskusi. Katla yang harusnya diperbarui tiap tengah malam jadi sudah bisa saya mainkan jam 7 sore. Kadang bahkan sebelum jam 7 sudah bisa, saya curiga katla ini di-manage manual oleh adminnya. Respect!



4. Di Indonesia tayangan sepakbola biasanya jadi penutup hari karena tayang malam-malam. Sebagai penikmat bola sejak lama saya terbiasa mengatur agenda sabtu dan minggu around that. Sementara kini di sini partai pertama Liga Inggris dimulai jam 13.30 dan sudah selesai sebelum larut malam. Ini menciptakan kultur nonton bola yang agak sedikit berbeda. Tayangan bola di sini bukan penutup weekend, tapi ya weekend itu sendiri. Orang menghabiskan akhir pekan dengan menonton bola, bukan seharian berakhir pekan lalu nanti istirahat sambil nonton bola. I find this difference interesting. Di sisi lain, tayangan pertandingan midweek termasuk UCL jadi lebih gampang ditonton karena dimulai jam 9 malam, handy.

5. Hal yang sama terjadi pada balapan F1 dan MotoGP, saya juga penonton keduanya. Buat saya dulu F1 dan MotoGP adalah hiburan terakhir sebelum Senin karena mostly tayang di Minggu mulai jam 7 atau 8 malam. Kini saya mendapati banyak race dilangsungkan di zona waktu yang sama dengan di mana saya berada alias siang-siang jam 2/3 start-nya. 


6. Algoritma 'best time to post instagram story' tampaknya tidak berlaku ketika ada beda zona waktu. Ketika saya memposting instagram story pada jam primetime 19-23, awal-awal viewer hanya sedikit dan biasanya itu-itu saja, rata-rata koneksi yang ada di EU dan US. Nantinya viewer naik dalam beberapa jam setelah tiba pagi di Indonesia. Begitu juga sebaliknya, sebagai audience saya lihat yang ngepost di jam-jam sore juga itu-itu saja.

7. Bank biasa melakukan maintenance pada sistemnya sekitar tengah malam hingga dini hari. Harapannya tidak banyak user yang aktif di jam itu sehingga dapat meminimalkan disrupsi. Tapi karena saya berada di zona waktu yang berbeda, beberapa kali saya buka aplikasi mobile banking di sekitar jam 8 malam tidak bisa masuk karena sedang pemeliharaan layanan.

8. Penerbangan dari Indonesia ke Belanda terlihat 'pendek' jika acuannya jam dinding alias local time. Misalnya lama penerbangan CGK-AMS termasuk transitnya jika ada adalah 18 jam. Jika berangkat dari Jakarta jam 06:00 WIB, waktu tibanya mungkin jam 18:00 sore hari waktu Amsterdam. Maka terjadilah jetlag, walaupun di lokasi masih sore badan sudah sangat ngantuk karena jam biologisnya masih ngikut Jakarta yang mana sudah tengah malam. Hal sebaliknya terjadi untuk penerbangan Amsterdam-Jakarta.

Konsep detik, menit, jam, dan hari adalah buatan manusia, tapi siang dan malam adalah dari-Nya. Maha Besar Allah yang menciptakan dan mengatur semua ini.

Thanks,
Chandra



0 comments:

Reddit

August 22, 2025 Chandra Nurohman 0 Comments

Sayang sekali Reddit tidak bisa diakses secara bebas di Indonesia. Padahal di sana ada banyak sekali street knowledge dari seluruh penjuru dunia. Dengan banyaknya pengguna berikut berbagai pengalaman dan expertise-nya, Reddit adalah tempat yang sangat strategis untuk mencari jawaban atas pertanyaan how-to. Karena usernya adalah subjek langsung, jawaban yang muncul terasa lebih organik dan personal daripada artikel tips and trik online yang ditulis oleh content writer. 



Mau cari topik tentang apa saja kemungkinan besar ada. Mau cari jawaban tertentu tinggal ketik pertanyaannya di google lalu tambahkan 'reddit' di belakangnya. Ketika sudah masuk di salah satu thread, jawaban teratas biasanya yang paling solutif karena itu yang paling banyak di-upvote pengguna lain, ini membuat jadi mudah menemukan apa yang kita cari. Kadang jawaban orang-orang ada yang lucu juga, buat saya reddit bisa jadi hiburan.


Karena susah diakses dari Indonesia, konten berbahasa Indonesia di reddit jadi sedikit. Tapi banyak diskusi ditulis dalam bahasa Inggris anyway meskipun usernya bukan dari negara penutur English. Andai pemerintah Indonesia mau, membuka akses ke Reddit bisa jadi cara mudah meningkatkan budaya literasi dan kemampuan bahasa asing. Bayangkan society di mana sumber tertulis adalah yang paling diandalkan untuk mencari info dan memahami sesuatu.



Katanya pemerintah Indonesia memblokir reddit karena potensi konten negatifnya seperti pornografi, judi, dan narkoba. Padahal di media sosial lain pun ada yang begitu. Konten yang muncul di reddit tergantung subreddit yang kita ikuti. Sistem suggestion-nya pun jauh dari kata intrusif, masih lebih galak Instagram dan Tiktok. Lagipula hanya sejumlah kecil negara yang memblokir reddit, we are elite.


Chandra

0 comments:

Melihat Indonesia Dari Jauh

August 18, 2025 Chandra Nurohman 0 Comments


Apa kabar nasionalisme setelah setahun lebih 'melihat Indonesia dari jauh?'. Saya nggak mau ndadik-ndakik dengan bilang "saya makin cinta NKRI setelah tinggal di luar negeri", karena ya nggak gitu-gitu amat. Walaupun sebenarnya tersentuh juga kalau hari-hari ini mendengar lagu berbau nasionalisme, mungkin faktor kangen berperan besar di situ. Heavy rotation saya belakangan ini Bendera-nya Coklat yang anthemic, Kebyar-Kebyar versi Arkarna karena seratus untuk effortnya membawakan lagu berbahasa Indonesia, dan Tanah Airku versi Gitasav & Angklung Hamburg, terasa sekali vibes diasporanya.

Saya pikir orang yang lahir dan besar di suatu negara akan susah untuk benar-benar lepas dari akarnya. Kalaupun ganti paspor, banyak yang karena alasan teknis saja, misalnya biar bebas visa ke banyak negara atau supaya mendapat hak penuh sebagai warga di mana dia tinggal. Untuk kasus Indonesia-Belanda ada juga yang karena pernikahan. Upacara 17an hari ini menunjukkan bahwa bahkan yang sudah puluhan tahun di sini, sangat fasih berbahasa Belanda, dan membawa pasangan bule pun bisa sangat antusias dan khidmat mengikuti jalannya upacara, plus bersemangat menyanyikan medley lagu-lagu patriotik. Get to this later.

Problemnya adalah pandangan bahwa kalau mau mencintai indonesia maka harus pula mendukung pemerintahnya. Padahal bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya itu milik bangsa bukan punya presiden atau kabinet. Memang pendengung sialan, mempropaganda bahwa kalau tidak mendukung atau sepakat dengan pemerintah maka tidak NKRI. Padahal makin kesini makin banyak kebijakan menyebalkan yang dibuat. Saya yang eksposure ke kebijakan-kebijakan itu terbatas saja mangkel apalagi yang terimbas langsung. Padahal ketika bilang NKRI yang dimaksud adalah manusianya, alamnya, budayanya, solidaritas warganya, bahasanya, seninya, makanannya, keberagamannya, kebersamaannya, tawanya, hangatnya.

***

Now that I'm kebetulan lagi standing on 'rumput tetangga' yang katanya lebih hijau, justru muncul kesadaran bahwa rumput tidak selalu untuk dibanding-bandingkan. Seperti warna merah dan biru saja, beda tapi tidak untuk dicari mana yang lebih baik diantara keduanya. Andaikan ada cara untuk bisa meng-copy-paste mentah-mentah manusia dan cara hidupnya dari negara A ke negara B, ini belum tentu works juga. 

Guru geografi kami di SMA dulu pernah bilang, Indonesia susah maju wong duduk aja gembrobyos. Ya iklim dan kondisi geografis adalah salah satu hal yang tidak bisa diubah. Bahwa Indonesia ada di khatulistiwa ya begitulah adanya. Apakah berada di daerah tropis itu keuntungan atau kerugian bisa diperdebatkan, tapi yang jelas cara hidup orang Indonesia pasti beda dengan orang nordic. Iklim memengaruhi bagaimana orang berpakaian, bagaimana membuat bangunan, dan apa yang dimakan. Sandang, pangan, papan, means tiga pilar yang membentuk peradaban. Dalam orde ratusan tahun sudah pasti deviasinya besar. Manusia memang diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa.

Kalau bicara kemajuan secara ekonomi dan teknologi juga nggak selamanya konstan kok. Baru beberapa dekade yang lalu US dan Uni Soviet perang bintang, canggih-canggihan menuncurkan manusia ke luar angkasa. Kini Uni Soviet sudah tidak ada, Eropa mungkin akan melambat, justru China yang melaju gila-gilaan. Tentu ini bukan excuse untuk berpangku tangan. Kalau bisa maju, kalau bisa meningkatkan kualitas hidup segera, kenapa tidak. Tapi instead of meniru plek-plekan, mestinya yang dibangun adalah dasarnya: disiplin, kerja keras, dan mau belajar.

Kalau kata Cak Nun, jangan dibandingkan pohon kelapa dengan pohon yang lain. Pohon kelapa ya begitu itu, pohon yang lain ya begitu itu. Belanda super teratur, tapi saking teraturnya ada yang melenceng dikit panggil polisi. Jangankan sound horeg, AC gedung sebelah terlalu berisik karena hari lagi panas saja ada yang kepikiran mau manggil polisi. Maju memang, tapi kaku. Saya sudah kangen ingin liburan ke Indonesia karena kangen fleksibilitas dan spontanitas warganya. 


Hari ini kami ikut upacara detik-detik proklamasi di Den Haag. Kebetulan 17 Agustus tahun ini jatuh di akhir pekan, terakhir sebelum terjadi lagi di 2030. Event ini lumayan menyenangkan buat saya yang terakhir upacara bendera lebih dari 10 tahun yang lalu. Ada sensasi lain yang dirasakan dalam momen-momen seperti ini. Bagaimana menjelaskannya ya, tapi mungkin sama dengan rasa yang membuncah dan solidaritas yang tiba-tiba naik ketika bareng-bareng nonton timnas. Speaking about timnas, di upacara hari ini hadir pula Patrick Kluivert sebagai undangan.


Upacara peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia ini diadakan di Sekolah Indonesia Den Haag. Selain seremoni upacara, ada juga panggung hiburan, lomba anak-anak, dan bazaar makanan. Beberapa brand warung makan Indonesia favorit hadir misalnya Warung Barokah, Warung Padang Lapek, dan Pempek Elhysa. Tidak ketinggalan yang mencuri perhatian tahun ini adalah pendatang baru Sate House Senayan, ekspansi Sate Khas Senayan dari Indonesia. Nyaris semua antri panjang, rasanya upacara tahun ini jauh lebih ramai dari tahun lalu.




80 tahun merdeka adalah angka yang bagus, bulat. Tapi ini juga hanya 20 tahun away dari 100, checkpoint yang di mana mestinya sebuah bangsa dan negara sudah punya capaian yang bisa dibanggakan. Semoga segala permasalahan di tanah air bisa segera diselesaikan, kualitas hidup membaik, dan warga bahagia dan sejahtera. Merdeka!


Chandra


0 comments:

Pace

August 09, 2025 Chandra Nurohman 0 Comments

Lari 2,4 kilo ini walaupun jarak pendek tapi saya rasa layak dirayakan karena akhirnya bisa balik ke pace TPB. Saat itu belum tahu pace, heart rate, dan teori lari lain yang banyak disebut sekarang ini. Tahunya hanya ngejar di bawah 14 menit untuk muter 6x lapangan saraga biar dapat A di mata kuliah olahraga. Dulu masih bisa dapat di bawah 13 menit karena berat badan masih sekitar 55 dan umur juga baru 18. Setelah serangkaian tahun minim olahraga dan sedentary lafestyle, berat badan naik dan olahraga jadi terasa berat, jadi good to be back ke arah yang lebih sehat.



Saya bersyukur ini bisa dibilang minggu yang baik. Setelah pada senin sore untuk pertama kalinya berhasil lari 10k dan ada di pace 7:00, jumatnya nyoba lari 2.4k sudah dapat pace 5:42. Padahal akhir Mei kemarin lari 5k masih di pace 7 lebih. Progres angkanya menyenangkan dilihat, tapi efek yang dirasakan di badan lebih enak lagi: pegel-pegel berkurang, lebih seger, dan mentally lebih kuat ngepush dalam banyak hal. Nggak bisa dipungkiri progres ini didukung udara yang bersih, kelembaban yang rendah, dan temperatur bersahabat. Adanya jalur yang mulus dan taman yang bisa diakses juga sebuah privilege. Makanya dengan segala advantage itu kalau masih malas olahraga memang kebangetan. 



Saya nonton beberapa video tentang lari di YouTube dan ternyata olahraga ini bisa sangat keren ya. Saya baru tahu kalau untuk lari jarak jauh itu ada strateginya. Dulu saya pikir lari ya lari aja, nggak perlu dihitung waktunya, cukup bermodal sepatu biar nggak lecet kakinya. Tapi setelah dengar teori-teori yang banyak itu lari jadi terdengar seperti balapan, hanya saja kendaraannya tubuh dan kaki kita. Saya akhirnya memutuskan beli garmin seken di marktplaats supaya tahu data-data lebih akurat.

Demam lari can't come at a better time. Pas umur masuk 30 pas tiba-tiba semua orang lari dan ngepost strava. Mungkin selain harta yang diinfakkan dan ilmu yang diajarkan, strava yang dibagikan juga adalah sesuatu yang boleh di-hasad-i. Tiba-tiba pelari jadi seleb, diundang di berbagai podcast untuk bicara soal lari. Tiba-tiba event lari ada dimana-mana mulai dari fun run 5k event ulang tahun kabupaten sampai marathon dan ultra marathon skala internasional. Tiba-tiba sepatu yang didesain khusus untuk lari dari berbagai merk naik daun dan laku keras padahal harganya lumayan mahal. Kalau dengan trigger seperti ini tidak juga bisa memacu untuk hidup lebih sehat, lalu trigger apa lagi yang bisa? 

Olahraga lari menemukan tipping point-nya.

Salam,
Chandra

0 comments:

Bayer

August 03, 2025 Chandra Nurohman 0 Comments

Alasan memilih Leverkusen sebagai tujuan short weekend trip kali ini adalah selain jaraknya yang dekat, kota ini juga punya dua sisi yang membuatnya cocok untuk jalan-jalan suami istri. Di satu sisi ada spot-spot foto estetik yang jelas menarik buat perempuan, misalnya Museum Morsbroich ini. Kami tidak masuk ke dalam karena selain pusat estetika museum ini ada di eksterior dan tamannya, kemarin saat ke sana di dalam juga sedang ada acara resepsi pernikahan. 



Selain museum itu, ada juga Japanischer Garten (Japanese Garden) yang adalah sebuah taman dengan konsep replika Jepang lawas. Taman ini dibangun oleh dan berlokasi di komplek Bayer, perusahaan farmasi raksasa yang berpusat di Leverkusen. Bisnis Bayer juga sampai ke Indonesia misalnya dengan produk Redoxon dan CDR-nya. Carl Duisberg, former CEO, sangat terinspirasi dengan budaya dan estetika Jepang sehingga dia membangun taman ini tepat di depan kantor dan HQ Bayer. 


Taman Jepang ini sangat well-designed dan well-built. Rumah-rumahan Jepang yang dari foto saya kira cuma properti ternyata beneran dibangun kokoh dengan ukuran nyaris real-life. Beberapa tanaman dan hiasan juga didatangkan langsung dari Asia Timur. Rumput hijaunya sangat terawat, kali yang mengalir di dalamnya bersih, dan pohon yang tumbuh besar di sana jadi kanopi alami dari panas matahari dan gerimis. Parkirannya besar dan gratis pada weekday setelah 16.30 dan akhir pekan, saya menduga pada working hour tempat ini sekalian dipakai parkir karyawan Bayer.

Bayer di Leverkusen itu seperti Philips di Eindhoven atau Gudang Garam di Kediri, detak jantung kota yang tidak bisa dipisahkan dari lokasi dia berada. Jadi kontribusi Bayer untuk kotanya tentu tidak berhenti di bikin taman tadi. Sumbangsih lain Bayer sekaligus sisi favorit saya dari kota ini: Bayer Leverkusen dan BayArena. Sepak terjang Bayer di dunia sepak bola tidak tanggung-tanggung, logo klub Leverkusen adalah literally logo Bayer.

*Now Playing: UCL song*
De meister
De besten
Les grandes equipe
The Champions


Karena sudah di Leverkusen saya tentu tidak akan melewatkan kesempatan datang ke BayArena, markasnya Bayer Leverkusen. Apalagi hubungan Leverkusen dan Liverpool kini lagi bagus-bagusnya setelah mereka 'ngasih' Wirtz dan Frimpong. Sama seperti banyak stadion lain di Eropa, BayArena tampak menyatu dengan lingkungan sekitarnya. Tidak ada pagar, buffer zone, dan lima langkah dari stadion sudah langsung rumah penduduk. Dengan mudahnya warga juga bisa nonton sesi latihan walaupun sepertinya ini bukan first team karena saya cari-cari saya nggak lihat Ten Hag. Casually kemarin kami juga jalan papasan dengan tim junior Leverkusen yang baru pulang latihan.

Such a likable city. Kotanya rapi dengan jalan-jalan yang mudah dinavigasi dan pedestrian friendly. Di banyak tempat (stadion, museum, taman) parkiran gampang dicari dan gratis. Untuk mampir salat ada masjid yang sekaligus jadi pertama kalinya kami masuk ke masjid orang Albania. Sorenya hari ditutup dengan yacth-spotting (I don't if this is a thing) di Sungai Rhine.


Danke,
Chandra

0 comments: