Metode Dakwah di Era Modern




"Chan tak daftarke mentoring yo, ben ra kosong-kosong amat", begitulah kata teman saya seorang aktivis Salman. Akhirnya saya dimasukkan dalam sebuah grup mentoring dan masih terus berjalan sampai sekarang. Tidak main-main, mentor saya adalah Kang Tizar Bijaksana, Presiden KM ITB periode 2011-2012. Beliau juga meraih banyak sekali prestasi selama mahasiswa bahkan sampai sekarang.

Kami mentoring setiap hari minggu sore rutin. Namun hari ini agendanya agak berbeda. Kami tetap berkumpul di Masjid Salman namun bukan duduk melingkar sharing-sharing dengan Kang Tizar. Kami bergabung dengan jamaah lain mendengarkan ceramah dari Ustadz Habiburrahman El Shirazy dan Ustadz Muhammad Elvandi.

Sore hari minggu kemarin ada acara dari komunitas MUDA (Muslim Berdaya Community). Saya sempat membuat resume singkat dari materi yang disampaikan beliau-beliau itu. Sayangnya, kertas itu hilang di McD malam harinya ketika saya menemui teman dari Jogja yang sedang lomba di ITB. Jadi, seingat saya saja yaa yang saya bagi di sini :

Di era modern, metode dakwah harus disesuaikan dengan perkembangan jaman dan kebutuhan serta keinginan masyarakat. Ada 3 elemen yang harus dipenuhi agar dakwah menjadi efektif dan berbobot. Elemen tersebut adalah :


1. Nilai-nilai yang didakwahkan

Sebuah teko harus berisi air dulu untuk bisa mengisi cangkir. Seorang pendakwah harus memiliki ilmu yang cukup dulu jika ingin menyampaikannya kepada masyarakat. Sungguh berbeda antara orang yang memiliki ilmu yang dalam dengan orang yang hanya ingin sekedar show off.

Kebijaksanaan, ilmu, dan kebiasaan harus dibangun dalam jangka waktu yang cukup lama. Kapasitas seseorang dalam beragama memang kadang tidak terlihat tapi dapat dirasakan ketika kita berinteraksi. Maka lebih baik membangun kebaikan diri dulu sebelum berbagi kepada orang lain.


2. Media

Pengajian di masjid-masjid, asrama, kampung-kampung harus tetap berjalan. Tapi di era saat ini pendakwah harus mampu memanfaatkan media mainstream seperti TV, internet, YouTube, majalah, dll. Media-media seperti ini memiliki share yang tinggi sehingga ilmu dapat disampaikan ke lebih banyak orang.

Pemanfaatan media menjadi hal yang sangat penting saat ini. Media menjadi sia-sia bahkan destruktif jika diisi dengan konten yang tidak bermanfaat. Namun jika dimanfaatkan dengan baik maka nilai-nilai kebaikan akan tersebar dengan cepat dan luas. Kemampuan media untuk menjadikan sesuatu viral sangat strategis untuk dijadikan sarana berbagi ilmu.


3. Ilmu, kekuasaan, kekayaan dunia

Hal-hal ini adalah elemen yang perlu dimiliki agar seorang pendakwah mendapat kepercayaan dari masyarakat sehingga suaranya didengarkan. Konten yang sama jika disampaikan oleh orang yang berbeda bisa memiliki tingkat keberterimaan yang berbeda di masyarakat. Petuah seorang walikota misalnya lebih didengar daripada seorang pedagang pasar, walaupun yang disampaikan sama baiknya.

Termasuk dalam bagian ini adalah yang biasa disebut 'dakwah profesi'. Guru, dokter, ahli hukum, psikolog banyak berinteraksi dengan masyarakat. Masyarakat yang membutuhkan jasanya cenderung mudah menerima apa yang disampaikan oleh beliau-beliau. Selain itu, kontribusi melalui profesinya juga menunjang kemajuan umat.


Lalu bagaimana jika ada elemen yang tidak dipenuhi ?

Jika ilmu, kekuasaan, atau kekayaan dunia tidak dimiliki maka suara kita tidak dipercaya sekalipun yang disampaikan baik dan melalui media yang viral. Hal ini pernah terjadi ketika acara Wisata Hati ANTV yang sebelumnya diasuh oleh Ust. Yusuf Mansur digantikan oleh seorang jebolan ajang pencarian bakat. Akibatnya banyak penilaian negatif dari masyarakat sekalipun topik yang dibawakan tetap pada koridor yang benar.

Jika tidak memanfaatkan media maka masyarakat yang dapat disentuh sangat terbatas. Nilai-nilai hanya akan sampai pada sebagian orang saja, misalnya yang berada di satu tempat. Tidak adanya media mengakibatkan informasi tidak bisa menjadi viral sehingga dibutuhkan usaha yang lebih besar jika ingin menyentuh masyarakat secara luas.

Jika tidak cukup berilmu maka materi yang disampaikan - walaupun viral - tidak berefek signifikan terhadap pendengar. Wawasan yang luas dibutuhkan untuk bisa berbagi ilmu yang berguna sekaligus menyelesaikan masalah di masyarakat.


Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa untuk memajukan peradaban (Islam khususnya) dibutuhkan orang-orang yang paham agama di semua sektor kehidupan. Harus ada ahli agama yang menjadi dokter, guru, jurnalis, animator, musisi, hakim, psikolog, insinyur, anggota DPR, bankir, pengusaha, kepala daerah, menteri, presiden, atlet, kontraktor, aktivis HAM, fotografer, penulis buku, kartunis, komedian, dll.

Dunia membutuhkan Mohammad Ali yang pertandingan tinjunya bisa mengalihkan perhatian para tentara sehingga perang berhenti, atau Ummu Kultsum (penyanyi Mesir) yang juga mampu menghentikan perang dengan konsernya, atau Kareem Abdul Jabbar yang sampai saat ini masih menjadi pencetak poin terbanyak NBA Amerika Serikat.


Salam,
Chandra - sedang belajar dan menyiapkan ketiga hal di atas. Bismillah



0 comments :

Post a Comment