Kerja Apa Sebelum Online?



Transportasi berbasis jaringan yang beberapa tahun terakhir booming secara tiba-tiba membuka lapangan kerja baru dalam jumlah yang masif. Skill mengendarai kendaraan bermotor hampir setiap orang punya. Karenanya, banyak orang berbondong-bondong mendaftar untuk menjadi mitra perusahaan penyedia jasa transportasi online. Baik mereka yang sudah memiliki pekerjaan sebelumnya maupun yang masih sendiri mencari.

Banyak alasan mengapa orang ingin menjadi mitra transportasi online. Kalau ditekuni, profesi ini bisa memberikan penghasilkan yang lumayan. Meskipun harus fokus karena sistem bonus diberikan setelah jumlah trip tertentu. Dengan bermodal kemampuan mengendarai motor, kegigihan, dan kopi, driver bisa mendapat penghasilan setara lulusan perguruan tinggi.

Banyak juga alasan untuk mencari pekerjaan lain saja. Tidak semua orang cukup sehat dan aman untuk bekerja di jalan, misal karena sudah terlalu sepuh. Namun, alasan utama sepertinya karena profesi sebagai penarik ojek masih dilihat kurang prestis oleh masyarakat umum. Sedangkan untuk beralih ke roda empat butuh modal yang lumayan.

Meski demikian, saya banyak menemui driver ojek online maupun taksi online yang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan sebelumnya demi fokus narik. Salah satunya driver ojol yang saya tumpangi hari ini yang merupakan mantan kurir pos.

Banyak alasan orang meninggalkan pekerjaannya demi menjadi ojek online. Yang cukup gampang ditemui adalah karena penghasilan dari ojol lebih tinggi dari pekerjaan sebelumnya. Mengingat penghasilan dari ojol bisa sampai 2x UMR, tentu banyak orang yang tertarik. Mohon maaf sebelumnya harus bilangtapi kebanyakan buruh pabrik, penjaga toko, dan pekerja kasar mendapat kurang dari ini. 

Alasan lain adalah keinginan untuk pulang kampung atau bekerja dekat keluarga. Saat ini Grab dan Gojek ada di hampir semua kota besar di Indonesia. Ini memberikan pilihan pada orang yang selama ini bekerja merantau ke daerah lain untuk kembali ke kampung halamannya dan mendaftar menjadi mitra. Sekali lagi mudahnya syarat (tanpa keahlian spesifik) membuat peluang mereka lebih terbuka daripada sebelum era transportasi online. Dulu mereka tidak bisa bekerja dekat rumah karena tidak ada lowongan yang sesuai.

Alasan ketiga adalah fleksibilitas kerja. Meskipun agar optimum harus dikerjakan sampai memenuhi target (kadang sampai malam), namun sebenarnya tidak ada ikatan untuk bekerja berapa jam dalam sehari dan berapa hari dalam sebulan. Orang-orang yang karena suatu alasan butuh fleksibilitas, atau karena sekedar ingin begitu, melihat online sebagai kesempatan yang menggiurkan.

Kalau nanti-nanti ketemu driver ojek online atau taxi online dan bisa diajak ngobrol, coba tanyakan sebelumnya beliau kerja dimana. Supaya aman, mulai dengan probing "sudah berapa lama di Gojek/Grab Pak?". Kalau jawabannya enak, lanjutkan dengan, "Oh sebelumnya dimana?". Tanya dengan dimana ya bukan apa, karena tidak semua orang suka ditanya pernah kerja apa. Kalau jawabannya enak lagi baru tanya apa.

Kalau beruntung, kita akan dapat cerita-cerita menarik dari pengalaman-pengalaman beliau sebelum jadi driver online. Apalagi kalau yang cerita bapak-bapak, beliau-nya juga senang kalau kita mau mendengarkan. Kalau sudah mengalir beliau bisa cerita kemana-mana tanpa ditanya. Tidak perlu ditanyakan, tapi kalau kita tampak akrab beliau bisa jadi akan sampai ngomong gaji, begitulah saya tadi pagi.

Obrolan seperti ini tentu lebih seru daripada diam-diam tahu-tahu sampai tujuan. Eh tapi ini saya cuma rekomendasikan untuk dilakukan pada driver yang sama-sama laki atau sama-sama perempuan ya. Kalau ke lawan jenis nanti dikira kepo. E tapi ya monggo ding, paling akhirnya begini:

sumber gambar brilio

Semoga perjalananmu menyenangkan.

@chandranrhmn

0 comments :

Post a Comment